Pelajar Di Semarang Tewas Ditembak
Alasan Aipda Robig Penembak Mati Pelajar Semarang Belum Jadi Tersangka, Pihak Korban: Kembalikan HP!
Satu pekan berlalu, Aipda Robiq Zaenudin, polisi yang menembak mati GRO (17), pelajar SMK di Semarang, belum juga ditetapkan tersangka. Kenapa?
SURYA.CO.ID - Satu pekan berlalu, Aipda Robiq Zaenudin, polisi yang menembak mati GRO (17), pelajar SMK di Semarang, belum juga ditetapkan tersangka.
Padahal di kasus ini Aipda Robiq Zaenudin sudah mengakui perbuatannya menembak pelajar SMK itu hingga tewas.
Polisi juga mengaku sudah mendapatkan bukti rekaman CCTV yang mengungkap detik-detik penembakan.
Lalu apa alasan polisi tak juga menetapkan Aipda Robiq Zaenudin sebagai tersangka?
Kabid Humas Polda Jawa Tengah, Kombes Pol Artanto mengatakan, saat ini oknum anggota polisi penembak itu masih berstatus terperiksa.
Baca juga: Bocor! Bukti Video Polisi Tembak Mati Pelajar di Semarang yang Disembunyikan Penyidik, Ini Faktanya
"Status terperiksa. Sekarang terproses dalam proses kode etik kepolisian," kata Artanto di Mapolda Jawa Tengah, Senin (2/12/2024).
Dia menambahkan, terperiksa merupakan sebutan dari proses hukum kepolisian soal kode etik.
"Kalau kasus tindak pidana kemarin sudah naik sidik," ucap Artanto.
Namun, lanjut Artanto, dalam waktu dekat oknum anggota kepolisian tersebut akan segera ditetapkan sebagai tersangka kasus penembakan.
"Ini kan masih berproses tahap dari naik sidik ke penetapan tersangka," ungkap dia.
Sebelum menetapkan tersangka, penyidik perlu memperoleh bukti-bukti yang memperlihatkan bahwa yang bersangkutan melakukan tindakan pidana.
"Kalau sudah cukup, lalu dinaikan menjadi tersangka," ujar Artanto.
Di bagian lain, keluarga korban meminta polisi mengembalikan barang bukti handphone (ponsel) milik korban.
Hal itu untuk menunjukkan bukti bahwa korban bukan anggota gangster yang terlibat tawuran.
Salah satu kerabat GRO berinisial U terang-terangan membantah jika GRO tidak memiliki atribut atau tanda yang menunjukkan keterlibatan dalam dunia gangster.
Adapun polisi sebelumnya mengklaim jika GRO membeli senjata tajam jenis corbek sepanjang satu meter.
Senjata itu disebut-sebut dititipkan di rumah seseorang yang disebut sebagai temannya.
Terkait pernyataan itu, pihak keluarga lantas meminta polisi untuk menunjukkan bukti pembelian senjata tajam tersebut, yang disebut dipesan melalui sebuah aplikasi belanja.
"Kalau dibilang dia beli (dari e-commerce), bukti pembeliannya mana? Kan ada riwayat pembelian. Kalau berani menunjukkan, tidak apa-apa. Tapi, sampai sekarang kan HP, motor, tas masih di Polrestabes," ujarnya saat diwawancarai di Semarang pada Minggu (1/12/2024).
U menegaskan jika polisi sudah memfitnah citra almarhum.
"Kalau dikatakan ikut gengser, kan anaknya urakan atau apa. Terus ada atribut dan sering keluar malam. Tapi nyatanya tidak ada senjata tajam di rumah," tambahnya.
Soal sikap polisi yang enggan mengembalikan barang-barang milik GRO juga amat disayangkan pihak keluarga.
Sebab, U menilai ponsel GRO dapat menjadi bukti yang kuat untuk mengungkap kasus ini, mengingat GRO adalah korban penembakan oleh Aipda Robig Zaenudin, bukan pelaku.
"Di Polrestabes semua itu barangnya belum dikembalikan. Paling tidak memfoto motor, terus minta barang-barang seperti HP dan tas, karena GRO kan korban, bukan pelaku," tuturnya.
Dia mengatakan, aktivitas GRO selama ini hanya berkaitan dengan kegiatan sekolah, dan baru sekitar sebulan terakhir GRO mengikuti pencak silat.
Lebih lanjut, U juga menyisir lokasi kejadian dan meminta keterangan dari warga yang menyaksikan insiden tersebut.
"Setelah itu, kerabat cari sendiri informasinya. Senin saya cari sendiri. Di area Paramount, kan tidak ada kejadian tawuran," tandasnya.
Beber Bukti Video

Bukti video yang memperlihatkan aksi polisi Aipda Robig Zaenudin (38) menembak GRO (17), pelajar SMK di Semarang hingga tewas ternyata bocor.
Sebelumnya polisi mengklaim mendapatkan buktin video itu dari rekaman CCTV yang ada di lokasi kejadian, depan Alfamart Jalan Candi Penataran Raya, Ngaliyan, Kota Semarang.
Hanya saja polisi enggan membuka rekaman CCTV itu ke publik, dengan alasan takut disalahgunakan.
Bahkan, Komnas HAM yang menginvestigasi kasus ini pun tidak diberi akses untuk membuka bukti rekaman CCTV tersebut.
Namun belakangan, bukti rekaman itu justru sudah ada di tangan keluarga GRO dan ditunjukkan ke wartawan.
Baca juga: 4 Kejanggalan Baru Kasus Polisi Tembak Mati Pelajar di Semarang, Waktu Kematian hingga Bukti CCTV
Video berdurasi 41 detik ini memperlihatkan aksi Aipda Robig Zaenudin (38) menembak korban persis di depan Alfamart Jalan Candi Penataran Raya, Ngaliyan, Kota Semarang.
Rekaman video tersebut menunjukkan waktu penembakan terjadi pada Minggu (24/11/2024) pukul 00.19 WIB.
"Kalau dari Polrestabes bilangnya korban melawan lalu ditembak. Nah ini ada videonya melawan apa ndak?," tanya perwakilan kerabat korban GRO di depan wartawan di Kota Semarang.
Kerabat ini meminta identitasnya disembunyikan dengan alasan keselamatan.
Tribun yang melihat rekaman video tersebut melihat pria berpostur tegap mengendarai motor diduga N-max melintangkan motornya di tengah jalan depan Alfamart Candi Penataran Raya.
Pria itu lantas menarik pelatuknya yang diarahkan ke tiga motor yang melintas di antaranya adalah motor korban .
Selama proses sebelum dan saat penembakan tidak ada gerakan perlawanan dari para korban.
"Polisinya kan naik Nmax itu. kayak nyegat gitu. saya dengar tembaknya ada 4 kali," beber keluarga korban.
Dia meminta video tersebut jangan disebarluaskan terlebih dahulu.
Sebab, pihaknya masih melengkapi runtutan video lainnya. Terutama saat pelaku penembakan mengejar korban.
Dari rekaman video tersebut pelaku juga tampak terjatuh dari atas motornya ketika hendak mengejar rombongan korban.
Tingkah sempoyongan pelaku tersebut disinyalir keluarga korban karena pelaku terpengaruh minuman keras.
Namun kepolisian membantah bahwa pelaku penembakan terpengaruh narkoba maupun alkohol.
"Iya, Pak Irwan (Kapolrestabes Semarang) menunjukkan bahwa si tersangka Robig itu negatif (minuman keras) tapi informasi yang kami terima pelaku itu positif. Seharusnya informasi ini dibuka secara terang ke publik (tidak hanya klaim sepihak)," terangnya.
Diberitakan sebelumnya, polisi mengkalim memiliki rekaman video penembakan Aipda Robig Zaenudin (38) anggota Satresnarkoba Polrestabes Semarang terhadap ketiga korban dari SMK N 4 Semarang.
Namun, polisi menolak untuk memperlihatkan rekaman adegan penembakan tersebut.
"(Jangan) Itu sebagai alat kita untuk proses hukum. Bukti kita jangan sampai (keluar) lalu menjadi konsumsi banyak orang," dalih Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Jawa Tengah Kombes Pol Artanto di Mapolrestabes Semarang, Rabu (27/11/2024).
Adegan ini menjadi bagian krusial terutama soal klaim polisi bahwa Aipda Robig Zaenudin diserang oleh ketiga korban meliputi GRO (korban tewas), AD (luka tembak di dada) dan SA (luka tembak di tangan).
Polisi menuding ketiga korban menyerang terlebih dahulu ke Aipda Robig sehingga dia meletuskan pistolnya sebanyak dua kali.
"(Nembaknya) pakai senjata organik. Dimiliki oleh yang bersangkutan," beber Artanto.
Polisi juga enggan membeberkan posisi penembakan antara Aipda Robig dengan korban.
"Itu nanti kita sampaikan diproses penyelidikan," terang Artanto.
Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar mengatakan, video penembakan Aidpa Robig ke tiga korban terekam kamera CCTV. "Ada buktinya," katanya.
Irwan menjelaskan, anggotanya menembak korban sebanyak tiga orang dengan dua kali tembakan.
Tembakan pertama mengenai almarhum GRO di bagian pinggul kanan. Kemudian tembakan kedua mengenai SA dan AD.
"SA dan AD itu satu peluru. Jadi tembakan menyerempet badan korban pertama dan kedua. Jadi dari samping," tuturnya Irwan sembari memperagakan posisi tangan SA yang merangkul tubuh DA dari arah belakang.
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Polisi Klaim Siswa SMK Ditembak di Semarang Pelaku Tawuran, Keluarga Minta Bukti dan HP Dikembalikan
Polisi Tembak Mati Pelajar
Polisi Tembak Pelajar di Semarang
Aipda Robig Zaenudin
Kapolrestabes Semarang
Kapolda Jateng
SURYA.co.id
surabaya.tribunnews.com
Imbas Kombes Irwan Anwar Cuma Dimutasi Usai Anggotanya Tembak Mati Pelajar, Pandji: Dikasih Jabatan |
![]() |
---|
Alasan Kapolrestabes Semarang Tak Cukup Dimutasi, Kebohongannya Terkuak di Rekonstruksi Kasus Gamma |
![]() |
---|
Rekam Jejak Kombes M Syahduddi Kapolrestabes Semarang Pengganti Kombes Irwan Anwar, Ini Prestasinya |
![]() |
---|
Nasib Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar Dimutasi ke Sini Usai Anggotanya Tembak Mati Pelajar |
![]() |
---|
Sosok Komika yang Setiap Hari Unggah Foto Kapolrestabes Semarang Imbas Polisi Tembak Mati Pelajar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.