Berita Viral

Nasib Pilu Nenek Nurjannah Tinggal Bersama Anak di Gubuk dari Terpal, Dulu Dijanjikan Dapat Bantuan

Nurjannah, nenek di Labuang, Kelurahan Sinyoyoi Selatan, Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, tinggal di gubuk. Begini kisahnya

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
Kolase Tribun Sulbar
Nenek Nurjannah tinggal di gubuk reyot 

SURYA.CO.ID - Nurjannah, nenek di Lingkungan Labuang, Kelurahan Sinyoyoi Selatan, Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat (Sulbar), terpaksa tinggal di gubuk reyot selama tiga tahun terakhir. 

Sebelum tinggal di gubuk reyot, Nenek Nurjannah memiliki rumah.

Sayangnya, rumah tersebut ambruk akibat gempa pada 15 Januari 2021 lalu.

Sejak saat itu, ia membangun rumah dari bahan seadanya, yakni terpal bekas pemberian warga sekitar. 

Ia tinggal di gubuk tersebut bersama anak laki-lakinya.

Sebenarnya Nenek Nurjannah memiliki dua anak lagi, tetapi sudah berkeluarga.

Tak Layak Huni

Kondisi gubuk Nenek Nurjannah sangat memprihatinkan.

Gubuk yang terletak tak jauh dari Terminal Tampa Padang Mamuju itu hanya berdinding terpal dan kain sarung.

Sebagian besar bagian gubuk itu sudah bolong sehingga angin kencang menerobos masuk. 

Baca juga: Kebaikan Penjual Balon di Surabaya Gratiskan Dagangan untuk Anak Yatim, Padahal Untung Pas-pasan

Bahkan, air hujan pun kerap masuk hingga membuat genangan.

Di dalam gubuk yang sempit ini hanya terdapat tumpukan kain, bantal dan kasur yang sudah kusam.

Nenek Nurjannah juga tidak memiliki kelambu sehingga tidur dirinya harus menahan gigitan nyamuk.

Nenek Nurjannah pun membuat dapur di depan gubuknya untuk ia memasak.

"Iya sudah lama tinggal disini sudah empat tahun, pas kejadian gempa rumah saya rusak (rata dengan tanah)."

"Jadi saya dibuatkan tenda (gubuk)," kata Nurjannah, dikutip SURYA.CO.ID dari TribunSulbar.

Baca juga: Kisah Pilu Septi Pengamen Cantik Mengamen Sambil Gendong Anak, Sejak Kecil Terbiasa Hidup di Jalanan

Buat Bantal

Demi mencukupi kebutuhan sehari-hari, Nenek Nurjannah pergi mencari kapuk (kapas) untuk dibuat bantal, lalu dijual.

Sayangnya, tenaga Nenek Nurjannah tak sekuat dulu. 

Kini, hidupnya bergantung pada penghasilan anak laki-lakinya yang bekerja sebagai tukang ojek.

"Ya kalau ada lagi hasil ojeknya anakku itu lagi dipakai beli beras," kata Nurjannah.

Sempat Dijanjikan Dapat Bantuan

Ia mengaku, selama tinggal di gubuk Nurjannah memang kerap dikunjungi oleh pihak yang mengaku dari pemerintah.

Namun, kata dia, mereka hanya datang mengambil foto (gambar) lalu pergi.

Nenek Nurjannah mengatakan, mereka tak pernah lagi kembali setelah menjanjikan bantuan.

"Ada datang sesekali (memberi sembako) lalu foto dan mereka pergi. Hanya dijanji saja," ungkapnya.

Tanggapan Pemerintah

Sementara mantan Kepala Lingkungan Labuan, Darling menerangkan, waktu gempa 2021 lalu, rumah Nenek Nurjannah rata dengan tanah sehingga sudah sekitar empat tahun tinggal di gubuk seperti ini.

"Sudah lama seperti ini kasian, pernah ada datang dari Dinas Sosial (Dinsos) sudah di foto juga waktu itu dan mereka berjanji mau bantu. Tapi sampai sekarang belum ada datang," pungkasnya.

Bahkan, Darling juga sempat melaporkan warganya itu ke pemerintah setempat (Kelurahan) namun tidak ada respon.

Ia berharap, pemerintah daerah bisa membuka mata melihat kondisi rakyat yang saat ini menjerit atau menderita karena rumah dihuni sangat jauh dari kata layak.

===

Kami mengajak Anda untuk bergabung dalam Whatsapp Channel Harian Surya. Melalui Channel Whatsapp ini, Harian Surya akan mengirimkan rekomendasi bacaan menarik Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Persebaya dari seluruh daerah di Jawa Timur.  

Klik di sini untuk untuk bergabung 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved