Berita Surabaya

Lestarikan Budaya Lewat Kolintang Goes To Unesco, Waditra Budaya FIB Unair Rebut Juara 2 AMB 2024

“Inilah budaya Indonesia” ujar Andjarwati, ketua DWP-FIB Unair yang juga istri Dekan FIB, Prof Purnawan Basundoro.

Editor: Deddy Humana
Lestarikan Budaya Lewat Kolintang Goes To Unesco, Waditra Budaya FIB Unair Rebut Juara 2 AMB 2024 - lomba-kolintang-Unair-2024.jpg
istimewa
Penampilan grup Kolintang Waditra Budaya, Dharma Wanita Persatuan Fakultas Ilmu Budaya (DWP – FIB) Unviersitas Airlangga pada lomba Airlangga Mencari Bintang (AMB) dalam rangka Dies Natalis ke-70 Universitas Airlangga, Minggu (17/11/2024).
Lestarikan Budaya Lewat Kolintang Goes To Unesco, Waditra Budaya FIB Unair Rebut Juara 2 AMB 2024 - lomba-kolintang-unair.jpg
istimewa
Para anggota Waditra Budaya FIB Unair yang tampil di AMB 2024.

SURYA.CO.ID, KOTA SURABAYA - Universitas Airlangga (Unair) Surabaya tidak hanya concern pada bidang pendidikan, tetapi juga peduli pada pelestarian budaya daerah.

Salah satunya melalui musik kolintang yang membawa Grup Kolintang Waditra Budaya meraih juara 2 atau runner-up dalam ajang Airlangga Mencari Bakat (AMB).

Dalam babak final yang diselenggarakan di halaman belakang gedung Rektorat Kampus C Unair, Minggu (17/11/2024), Grup Kolintang Waditra Budaya, Dharma Wanita Persatuan Fakultas Ilmu Budaya (DWP – FIB) Unair bersaing dengan 9 peserta lainnya di lingkungan civitas akademika.

AMB ini juga dalam rangka Dies Natalis ke-70, Universitas Airlangga yang terselenggara pada Jumat (15/11/2024) dan Minggu (17/11/2024). 

Lomba ini bertujuan mencari talenta dari anggota civitas Unair, baik mahasiswa, dosen, staf kependidikan maupun administrasi, hingga alumni dan para istri staf yang tergabung DWP. 

Bagi Grup Kolintang Waditra Budaya DWP – FIB, kesempatan ini tidak dilepaskan. Karena partisipasi Waditra Budaya bukan hanya mengejar juara, tetapi lebih untuk mendukung program pemerintah Indonesia yaitu “Kolintang Goes To Unesco”.

Waditra Budaya menampilkan lagu milik Ndarboy Genk yang berjudul “Koyo Jogja Istimewa”. Dalam balutan batik modern berwarna merah marun, 9 anggota Waditra Budaya tampil memukau penonton dan para juri hingga menembus babak final AMB, Minggu (17/11/2024). 

Waditra Budaya bersaing dengan sebanyak 69 peserta saat babak penyisihan di lingkungan Unair, sampai terseleksi 10 penampil terbaik yang bersaing kembali di babak final.

Di AMB, memang kkhusus alat musik kolintang yang ditampilkan sebagai bagian dari pelestarian budaya daerah.

“Memang benar kolintang ini merupakan alat musik tradisional dari Sulawesi Utara” ujar Dewi Meyrasyawati, pemain melodi 1 Waditra Budaya.

Dijelaskan dosen program master Kajian Sastra dan Budaya FIB ini, menjadi kewajiban civitas akademika untuk mendukung program pemerintah dalam pelestarian budaya daerah tanpa harus membeda-bedakan asal budaya tersebut. 

"Jadi tidak ada yang salah bila masyarakat Surabaya memperkenalkan dan memainkan alat musik yang berasal dari luar Surabaya," jelasnya.

Ikhtiar melestarikan budaya daerah itu dibuktikan Waditra Budaya dengan all out memilih lagu berbahasa Jawa dengan iringan musik kolintang yang rancak dan dinamis, dipadupadankan dengan dentuman  bas, pengiring maupun melodi.

Tidak hanya padu padan alat musik dari Tapanuli dan lagu Jawa, juga pemilihan kostum yang dikenakan anggota grup ini saat babak final adalah motif tenun ikat dari Nusa Tenggara.

“Inilah budaya Indonesia” ujar Andjarwati, ketua DWP-FIB Unair yang juga istri Dekan FIB, Prof Purnawan Basundoro. 

Halaman
12
Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved