Bocah Banyuwangi Korban Kekerasan
Keluarga Terpukul dan Terus Menangis Usai Anaknya Tewas Dirudapaksa
Seorang bocah di Banyuwangi berinisial DCNA (7 tahun) diduga menjadi korban kekerasan seksual dan penganiayaan hingga merenggang nyawa
Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Fatkhul Alami
Kakek DCNA, Sutrisno, mengenang cucunya sebagai anak yang sopan dan mandiri. Meski baru berusia 7 tahun, bocah itu sudah terbiasa mencuci baju sendiri. Bahkan sering membantu sang ibu memasang jemuran di teras rumah.
Selain itu, DCNA juga anak penyayang keluarga. Sehari sebelum tewas, ia menuliskan nama anggota keluarganya di dinding rumah bagian depan dengan menggunakan spedol. "Saya juga sering dibikinkan kopi. Anak itu tidak pernah nakal. Tidak pernah aneh-aneh. Tiap hari dia main di rumah bersama kakaknya. Kalau sudah waktunya pulang sekolah, ya pulang. Tidak pernah mampir-mampir," terang Sutrisno, di rumah duka, Kamis (14/11).
Oleh karena itu, ibu dan ayah DCNA gelisah saat anaknya tak kunjung ke rumah meski waktu sudah menunjukkan pukul 11.00 WIB, Rabu (13/11) lalu.
Jam pulang sekolah untuk kelas I, yakni pukul 10.00 WIB. Biasanya paling lambat, bocah itu akan tiba di rumah sekitar setengah jam kemudian. Ia menaiki sepeda menempuh jarak sekitar 1 kilometer (km) melewati jalan perkebunan.
Tak kunjung pulangnya DCNA membuat sang ibu, Siti Aningsih, langsung mengontak wali kelas. Wali kelas yang menyebut bahwa DCNA telah pulang pada jam seperti biasanya membuat sang ibu terkejut. Ia langsung mengajak suaminya, Ahmad Doni Nur, untuk mencari keberadaan anak.
"Saya di kebun di dihubungi juga. Langung saya ke sekolahnya. Karena tidak ada, saya langsung mencari ke jalan utama," terang Sutrisno.
Sementara sang ibu dan beberapa guru menyusuri jalur pulang DCNA. Tanpa di sangka, mereka melihat sepedanya di sungai kecil yang jaraknya sekitar 150 meter dari rumah mereka.
Setelah menyusuri area sekitar, DCNA ditemukan dalam kondisi terlentang dengan kepala belakang berlumur darah. Ia tergeletak di tepian tanah berkontur. Meski berpakaian lengkap, celana dalamnya melorot dan acak-acakan.
Tubuh korban langsung dilarikan ke klinik terdekat. Namun, kondisinya tak tertolong. Ia dinyatakan telah tewas. Jenazah bocah tersebut kemudian dibawa ke RSUD Genteng untuk otopsi pada Kamis ini.
Kematian DCNA yang tragis membuat keluarga nelangsa (sedih). Sehari setelah kejadian, kedua orang tuanya masih amat nelangsa. Mereka belum bisa diajak komunikasi dan memilih untuk berdiam dari kamar. "Saya merasa, kok bisa begitu sadisnya (pembunuhnya)," kata Sutrisno.
Pihak keluarga berharap, pelaku pembunuhan bisa segera terungkap dan tertangkap. Sutrisno menyadari, dalam hukum yang berlaku, nyawa tak selalu bisa dibalas dengan nyawa.
"Tapi setidaknya pelaku diproses hukum. Kami mengharap kebijaksanaan bapak aparat, supaya kami bisa mendapat sedikit keadilan," katanya.
Siti Aningsih, ibu dari CNA, anak 7 tahun tewas diduga diperkosa dan dianiaya di Banyuwangi, amat terpukul dengan kepergian anaknya. Sehari setelah kejadian atau Kamis (14/11), Siti masih mengurung diri di kamar dan sulit untuk diajak berkomunikasi.
Hal tersebut disampaikan ayah Siti, Sutrisno. Sutrisno menjaskan, bukan hanya Siti yang sangat terpukul atas kepergian CNA. Ayah CNA, Ahmad Doni Nur, juga merasakan hal yang sama. Doni juga menghabiskan waktu bersama istrinya di kamar. "Ibunya sampai belum mau makan," kata Sutrisno.
Untuk memulihkan Siti, Pemkab Banyuwangi memberi pendamping khusus. Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan KB menerjunkan tim untuk mendampingi keluarga korban.
BREAKING NEWS Para Koki Siapkan Makanan untuk Tahlilan 7 Hari Siswi yang Dibunuh di Banyuwangi |
![]() |
---|
Bertambah, 17 Saksi Diperiksa Terkait Kasus Pembunuhan Bocah di Banyuwangi |
![]() |
---|
Jika Pelaku Tertangkap, Ayah Bocah Korban Pembunuhan di Banyuwangi Minta Dipertemukan |
![]() |
---|
Update Kasus Pembunuhan Bocah 7 Tahun di Banyuwangi, Polisi Telah Periksa 10 Saksi |
![]() |
---|
Kunjungi Rumah Duka Bocah Korban Pembunuhan di Banyuwangi, Menteri PPPA: Sangat Keji, Tak Manusiawi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.