Bocah Banyuwangi Korban Kekerasan

Dirudapaksa Orang Tak Dikenal, Mendiang Siswi 7 Tahun di Banyuwangi Dikenal Rajin dan Berprestasi

Pengakuan Kepala MI Babur Rohman, Heru Prayitno, CNA dikenal sebagai sosok yang rajin dan berprestasi di sekolahnya.

Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Deddy Humana
surya/Aflahul Abidin (afla)
Sekolah tempat CNA belajar di Banyuwangi, sebelum ditemukan meninggal dengan dugaan jadi korban kekerasan seksual dan penganiayaan. 

SURYA.CO.ID, BANYUWANGI - Pelaku kekerasan seksual anak di Banyuwangi masih bergentayangan setelah penemuan anak perempuan berinisial CNA (7).

Bocah asal Desa Kalibaru Manis, Kecamatan Kalibaru ditemukan tewas dengan dugaan mengalami rudapaksa dan penganiayaan, Kamis (14/11/2024) lalu.

Polisi masih bekerja keras melakukan penyelidikan, sementara kenangan mengenai keceriaan korban CNA masih membekas di benak orangtua dan para gurunya di sekolah, MI (Madrasah Ibtidaiyah) Babur Rohman.

Pengakuan Kepala MI Babur Rohman, Heru Prayitno, CNA dikenal sebagai sosok yang rajin dan berprestasi di sekolahnya.

CNA masuk ke sekolah di awal tahun ajaran baru lalu, tepatnya pada Juli 2024. Selama lima bulan bersekolah, korban dikenal baik dan tidak pernah memiliki masalah dengan siapa pun.

"Korban ini dikenal anak yang ceria, cerdas, dan hadirnya di sekolah selalu paling awal, paling tertib," kata Heru Prayitno, Kamis (14/11/2024).

Di kelas, CNA berteman dengan 13 siswa lain. Dibanding kebanyakan teman sekelasnya, kata Heru, CNA tergolong memiliki kemampuan akademik yang baik.

Heru mengaku tidak menyangka tragedi memilukan ini terjadi pada salah satu siswanya. Ia turut berduka cita dan berharap polisi mampu mengungkap tuntas kasus tersebut.

Sebagai ungkapan bela sungkawa, pihak sekolah meliburkan kegiatan belajar mengajar selama sehari pada Kamis (14/11/2024).

Para guru dan staf sekolah diminta datang ke rumah duka untuk membantu memulihkan trauma yang dialami keluarga korban.

Selain CNA, kakaknya juga belajar di sekolah yang sama. Ia duduk dibangku kelas IV. Setiap harinya, mereka berangkat ke sekolah bersama.

Namun jam pulang antara siswa kelas I dan IV berbeda. Karenanya, CNA dan sang kakak selalu pulang di jam yang berbeda.

Sutrisno, kakek korban menceritakan keakraban antara kakak-adik itu. Meski masih anak-anak, keduanya saling mengasihi. "Kakaknya kalau dapat makanan dari luar, selalu dibawa pulang untuk dimakan bersama adiknya," kenang Sutrisno.

Selain di sekolah, keduanya juga lebih banyak menghabiskan waktu bersama di rumah. Sutrisno mengatakan, cucu-cucunya amat jarang bermain di luar tanpa pengawasan orangtuanya.

Sebelumnya, CNA ditemukan meninggal tidak jauh dari rumahnhya dan diduga menjadi korban kekerasan seksual dan penganiayaan hingga meninggal. Anak darii warga Desa Kalibaru Manis, Kecamatan Kalibaru itu merupakan siswi kelas I madrasah ibtidaiyah (MI).

Halaman
12
Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved