Berita Surabaya

Rayakan HUT ke-99, Yayasan Yohannes Gabriel Apresiasi Karyawan dan Guru yang Sudah 25 Tahun Mengabdi

Yayasan Yohannes Gabriel memberikan penghargaan Masa Abdi kepada para guru dan karyawan yang telah berbakti selama 25 tahun dan 20 tahun.

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: irwan sy
sulvi sofiana/surya.co.id
Sekretaris Yayasan Yohannes Gabriel, RD Robertus Theo Elno Respati. 

SURYA.co.id | SURABAYA - Yayasan Yohannes Gabriel memberikan penghargaan Masa Abdi kepada para guru dan karyawan yang telah berbakti selama 25 tahun dan 20 tahun dalam peringatan HUT ke-99 yayasan di Gereja Hati Kudus Yesus, Surabaya, Jumat (25/10/2024).

Perayaan yang mengusung tema besar 'In Unitate Et Caritate' yang memiliki arti Dalam Persatuan dan Kasih dilakukan untuk kembali menguatkan pendidikan Katolik di Indonesia.

Acara ini dihadiri oleh lebih dari 1.000 peserta yang terdiri dari guru karyawan di Perwakilan Surabaya Raya (Surabaya I, Surabaya II, dan Sidoarjo), beserta Para Kepala Paroki di Keuskupan Surabaya yang di wilayah parokinya terdapat sekolah naungan Yayasan.

Sekretaris Yayasan Yohannes Gabriel, RD Robertus Theo Elno Respati, mengungkapkan penghargaan yang diberikan saat ini sekaligus bentuk apresiasi atas inspirasi pengabdian di bidang pendidikan.

Dikatakannya, sejak 99 tahun lalu yayasan ini sudah berdinamika bersama dengan misi awalnya mencerdaskan anak bangsa.

"Misi kami mendidik anak bangsa supaya mereka bisa mendapatkan pendidikan yang layak. Dan kini sudah ada 150 sekolah yang tersebar di indonesia," ujarnya di tengah perayaan HUT.

Dikatakan Romo Theo acara HUT tahun ini tidak hanya menandai usia yayasan yang hampir satu abad, tetapi juga menggarisbawahi pentingnya nilai-nilai tersebut dalam dunia pendidikan yang terus bergerak maju.

Selain itu, juga diadakan sesi refleksi mendalam tentang berbagai tema penting saat ini.

Pertama yaitu warisan dan visi masa depan dengan membangun pendidikan yang tangguh di era digital.

Kedua, Inovasi dalam pendidikan untuk merespon perubahan teknologi dalam sistem tata kelola dan dalam sistem pembelajaran.

Ketiga, adaptasi Sosial dan Digital dengan memperkuat ketahanan sosial di era informasi digital saat ini.

Keempat, melestarikan identitas dan kearifan lokal melalui pendidikan.

Sesi refleksi dipandu oleh RD Adrianus Akik Purwanto atau yang akrab disapa Romo Akik.

Romo yang dahulu pernah menjabat sebagai Ketua Yayasan Yohannes Gabriel Pusat selama 2 periode dari 2012 – 2022, saat ini berkarya di Paroki Mater Dei Madiun, juga sebagai Ketua Dewan Pengawas Yayasan Yohannes Gabriel.

"Dengan banyaknya pengalaman dalam bidang kependidikan, beliau nantinya akan memberikan inspirasi mengenai peran guru sebagai agen perubahan sosial yang berdedikasi," lanjutnya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved