Berita Bangkalan

Warga Tak Punya Nomor Damkar, Kebakaran Rumah Besar di Bangkalan Telan Kerugian Rp 400 Juta

“Masyarakat awam 100 persen tidak punya nomor kami, apalagi dalam keadaan panik,” ungkap Ortiz kepada SURYA.

Penulis: Ahmad Faisol | Editor: Deddy Humana
surya/ahmad faisol (edo)
Kebakaran sebuah rumah berukuran besar di kawasan padat permukiman di Kampung Rongkemasan, Desa/Kecamatan Arosbaya, Kabupaten Bangkalan, Kamis (24/10/2024) menjelang Subuh. 

SURYA.CO.ID, BANGKALAN – Pentingnya menyimpan nomor-nomor darurat patut menjadi perhatian masyarakat Kabupaten Bangkalan agar memudahkan pelaporan apabila terjadi peristiwa tidak terduga.

Seperti saat terjadi kebakaran pada rumah berukuran besar di kawasan padat pemukiman, Kampung Rongkemasan, Desa/Kecamatan Arosbaya, Kamis (24/10/2024) menjelang waktu Subuh.

Kalau saja ada yang mengetahui nomor pemadam kebakaran (damkar), kebakaran rumah dini hari itu bisa segera tertangani. Tetapi karena tidak ada satu pun warga menyimpan nomor damkar di permukiman itu, selebihnya mereka hanya pasrah menyaksikan kobaran api bak menari-nari di bangunan rumah tersebut.

Di tengah kobaran api, terekam dalam video tentang percakapan dua orang perempuan dalam Bahasa Madura yang sama-sama kebingungan. ‘Pemadam adhek yeh ? (Tidak ada pemadam?). ‘Nelponah sapah jek reng lok andik’ (Mau nelpon siapa, tidak punya nomor damkar).

Kasi Penyelamatan Damkar Satpol PP Kabupaten Bangkalan, Ortiz Iskandar membenarkan bahwa warga sekitar lokasi kejadian kebakaran kebingungan karena tidak mempunyai nomor telepon pihak damkar.

“Masyarakat awam 100 persen tidak punya nomor kami, apalagi dalam keadaan panik,” ungkap Ortiz kepada SURYA.

Karena itu, ia berharap masyarakat agar selalu menyimpan nomor-nomor darurat. Mulai dari nomor puskesmas untuk kebutuhan ambulans, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), PLN, hingga pihak Damkar Kabupaten Bangkalan.

“Sehingga kalau ada peristiwa seperti pagi tadi, itu lama terbiarkan. Telepon masuk ke damkar baru sekitar pukul 04.30 WIB. Kami tiba di lokasi kejadian sudah tidak mendapatkan api besar, tinggal pembasahan saja,” jelas Ortiz.

Meski tinggal pembasahan, lanjutnya, proses tersebut membutuhkan waktu lebih dari satu jam. Selain karena ukuran rumah tergolong besar, petugas damkar berupaya semaksimal mungkin untuk memastikan tidak ada bara api yang kembali menyala.  

“Rumah itu besar ukurannya, api cepat membesar dan menghabiskan bagian atap dan plafon rumah yang mayoritas berbahan kayu. Kerugian sekitar Rp 400 juta, kami juga khawatir karena di situ kawasan padat penduduk,” pungkas Ortiz. ****

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved