SURYA Kampus

Sosok Arbania Fitriani Wisudawan Tercepat S3 UGM yang Lulus IPK 4, Penelitian Sempat Diragukan

Inilah sosok Arbania Fitriani, mahasiswi Program Studi S3 Kepemimpinan dan Inovasi Kebijakan. Lulus dengan IPK sempurna

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
UGM
Arbania Fitriani 

Keterikatan kerja ini dipercaya ketika itu muncul para pegawai BUMN ini bisa memberikan pelayanan publik. 

Topik disertasi yang dinilai kompleks ini menguji 14 koefisien jalur dan 15 variabel, yang menghasilkan 9 hipotesis, serta membahas bagaimana membangun faktor-faktor prediktor keterikatan, khususnya dalam konteks pasca pandemi sehingga bisa menjadi rekomendasi kebijakan bagi BUMN nanti.

Segala upaya dan kerja kerasnya tersebut pun berbuah manis, ketika dosen pengujinya memuji bahwa hasil disertasinya dianggap dapat menjadi 2 disertasi dengan tema yang kompleks seperti itu.

“Dua tahun lima bulan saya yudisium. Ujian sidang tertutup itu dua tahun lima bulan,” jelasnya.

Soal tips bisa menyelesaikan kuliah dan disertasi lebih cepat, Arfi menuturkan dirinya ia menyiapkan proposal penelitiannya sejak jauh hari dan berkonsultasi dengan profesor-profesor setahun sebelum memasuki perkuliahan.

“Jadi saat saya masuk kuliah proposalnya sudah siap,” katanya.

Apa yang dilakukannya ini ternyata membawanya bisa mengambil sidang proposal saat dudu di bangku semester 2.

Tak hanya itu, menurutnya penting pula untuk menjalin komunikasi dan bersikap sopan dengan para promotor, karena promotor tersebut yang sangat membantu kecepatan lulus mahasiswa.

Ia pun menambahkan bahwa pencapaiannya sekarang ini dapat diraih karena disiplin diri yang baik dan cara pikir bahwa studi yang ia lakukan saat ini merupakan bagian dari ibadah.

Menurutnya, dengan menjadikan hal yang dilakukan sebagai ibadah, akan ada keinginan untuk memberikan yang terbaik untuk Tuhan.“Jadi dengan adanya kita menjadikan ini ibadah, segala sesuatu dimudahkan jalannya,” pungkasnya.

Usai menyandang gelar doktor, Arfi mengaku akan menekuni dan keahliannya di bidang psikologi industri dan psikometri.

Apalagi dari hasil disertasinya menemukan bahwa terdapat perbedaan sistem kerja sebelum dan pasca pandemi, sehingga akan ada prediktor keterikatan kerja yang baru yang perlu diperhatikan oleh organisasi.

Ia menemukan, bahwa faktor teknologi merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam proses kerja, karena dengan berkat dukungan teknologi dapat membantu kerja dari karyawan atau pegawai di BUMN, terlebih untuk menunjang performa kerja mereka.

Selain itu, takbahnya, motivasi pelayanan publik juga perlu diperhatikan, karena banyak pekerja yang melakukan pekerjaannya melalui remote working, serta harus adanya kepemimpinan atau self leadership yang mendorong disiplin diri untuk dapat bekerja dengan baik.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved