Berita Lamongan

Kiai Ghofur Disebut 'Dukun Politik', Santri PP Sunan Drajat Lamongan Laporkan Pemilik Akun TikTok

Fahmi mengungkapkan bahwa akun tersebut segaja menyebar fitnah, ujaran kebencian dan mencemarkan nama baik Kiai Ghofur

Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Deddy Humana
surya/hanif manshuri (hanif manshuri)
Perwakilan santri alumni Ponpes Suan Drajat melapor ke Polres Lamongan, Senin (21/10/2024). 


SURYA.CO.ID, LAMONGAN - Dukung mendukung dalam kontestasi Pilkada 2024 beresiko pada singgungan terhadap reputasi orang. Dan ini dialami KH Abdul Ghofur, salah satu kiai khos yang juga pengasuh Ponpes Sunan Drajat Lamongan yang diduga diserang di media sosial (medsos) TikTok.

Salah satu akun di TikTok, @bagonggugat820 menghina Kiai Ghofur dengan kalimat yang kasar seperti "dukun politik berkedok kiyai" juga "pengasuh pondok pesantren pilkada". Unggahan itu muncul masing-masing pada tanggal 6 dan 8 Oktober 2024 lalu.

Kalimat itu menyinggung para santri Ponpes Sunan Drajat yang segera bergerak cepat memberi pembelaan pada kehormatan sang kiai. Sejumlah perwakilan alumni santri pun melaporkan pemilik itu ke polisi, Senin (21/10/2024).

Delapan santri perwakilan alumni Ponpes Sunan Drajat asal Lamongan, Tuban, Bojonegoro dan  Gresik melapor ke Polres Lamongan.

Gabungan santri alumni Ponpes Sunan Drajat  itu resmi melayangkan laporan dugaan tindak pidana yakni pencemaran nama baik dan Undang-undang informasi dan transaksi elektronik (UU ITE).  

"Narasi tersebut melukai para santri alumni ponpes hingga kami bergerak menempuh jalur hukum ke Polres Lamongan demi marwah guru kami," kata perwakilan alumni PP Sunan Drajat, Fahmi Fikri.

Sebanyak 8 orang alumni Ponpes Sunan Drajat mendatangi Polres Lamongan, di mana 2 di antaranya dimintai keterangan penyidik Satreskrim, Polres Lamongan.

Fahmi mengungkapkan bahwa akun tersebut segaja menyebar fitnah, ujaran kebencian dan mencemarkan nama baik Kiai Ghofur. 

"Kami melaporkan akun penyebar kebencian tersebut ke Polres Lamongan, narasi yang diposting aku nitu beruntun dari tanggal 6 sampai 18 oktober kemarin," ungkap Fahmi.

Para alumni ini membawa bukti tangkapan layar 12 postingan akun @bagonggugat820 yang bermuatan kebencian dan fitnah terhadap sang kiai.

"Dari postingan tersebut mengesankan bahwa Kiai Ghofur tidak lagi menjadi kiai tetapi dukun politik, dan itu  memicu kemarahan dan desakan dari alumni untuk melaporkan ke polisi," ungkapnya.

Saat ditelusuri kembali ternyata akun penghina Kiai Ghofur tersebut sudah hilang, namun para alumni tetap mendesak polisi mengusut tuntas perkara ini.

"Kami berharap pemilik akun tersebut ditemukan dan diproses secara hukum karena memang unggahan tersebut mengarah ke penghinaan," pungkasnya. *****

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved