SURYA Kampus
Kisah Rezky Rendi Mahasiswa Unimor yang Kuliah Nyambi Jadi Tukang Gali Kubur, Ogah Ikut Foya-foya
Kisah perjuangan seorang mahasiswa Universitas Timor (Unimor) bernama Rezky Rendi cukup menginspirasi. Kuliah Nyambi Jadi Tukang Gali Kubur.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Putra Dewangga Candra Seta
Untuk kondisi saya saat ini sebagai seorang mahasiswa, konsentrasi saya untuk kegiatan perkuliahan tetap saya utamakan.” jelasnya.
Rezky lanjut menceritakan, untuk pergi ke kampus, ia berangkat dari Maumolo dengan fasilitas motor ojek, kemudian turun di terminal Kota Kefamenanu lalu lanjut menumpang angkutan kota untuk menuju ke kampus Unimor di bilangan KM 9 arah ke Kupang.
Untuk segala aktivitasnya pergi dan pulang ke rumah biasanya menghabiskan biaya sebesar Rp. 20.000 setiap harinya.
“Pokoknya untuk proses perkuliahan selama ini lancar, hanya pernah absen karena hujan deras di Maumolo, sehingga ketika tiba di kampus, proses perkuliahan sudah dimulai. Untuk tugas-tugas perkuliahan, kadang saya agak kewalahan karena harus mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh dosen pengampuh mata kuliah, tetapi tetap saya kerjakan karena merupakan suatu kewajiban sebagai mahasiswa, ” katanya mengakui.
Untuk upah pekerjaan sebagai buruh, Rezky menceritakan bahwa dari setiap kuburan yang selesai dikerjakan, dia mendapatkan upah sebesar Rp.500.000,00 hingga Rp. 750.000,00, tergantung model kubur dan tingkat kesulitan dalam proses pengerjaannya.
Upah sebesar itu diperoleh dalam jangka waktu satu hingga dua minggu proses pekerjaan. Uang itu diberikan kepada ibunya untuk ditabung guna mencukupi kebutuhan keluarga dan juga untuk kebutuhan kuliahnya.
Rezky juga menambahkan bahwa ia bersyukur sekali karena rata-rata job untuk pengerjaan kuburan sekarang ini berlokasi di TPU Bijaesunan Kota Kefamenanu yang letaknya lumayan dekat dengan kampus, sehingga ketika mendekati jam perkuliahan dia bisa langsung bersiap untuk menuju kampus guna mengikuti proses perkuliahan.
“Kedepannya,saya bercita-cita menjadi seorang pengusaha atau bekerja di sektor swasta. Saya juga tidak malu untuk melakoni pekerjaan ini, bahkan ada kebahagiaan tersendiri karena bisa membantu orang lain atau keluarga duka.
Dari hasil pekerjaan senagai buruh ini, saya memimpikan bisa membeli sebuah laptop untuk mendukung proses perkuliahan saya ke depan. Karena selama ini saya mengerjakan tugas dengan mengandalkan handphone saja,” ujarnya sambil menyiapkan tas dan perlengkapan kuliah serta mengganti pakaian yang dibawa dari rumah guna pergi mengikuti proses perkuliahan siang tadi.
Ada juga sosok Taswif Yusri yang rela nyambi jadi tukang servis AC untuk nyicil biaya kuliah.
Setiap kali servis ia cuma dibayar Rp 60 ribu, dan sehari ordernya pun tak menentu.
Taswif merupakan mahasiswa jurusan Hukum Ekonomi Syariah (HES) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Majene.
Pekerjaan sebagai tukang service AC sudah dilakoni Taswif selama empat tahun.
Dalam sehari nyervis, Taswif mendapat bayaran Rp60 ribu.
Uang itu biasanya ditabung untuk nyicil biaya kuliah atau diberikan kepada sang ibu.
SURYA Kampus
SURYA.co.id
surabaya.tribunnews.com
Rezky Rendi
Unimor
tukang gali kubur
Kuliah Nyambi Jadi Tukang Gali Kubur
Harlah ke-12 Unusa, Segera Buka 4 Prodi Baru, Ada PPDS Jantung dan Obgyn |
![]() |
---|
Di Surabaya, Tren Peminat Bimbel Persiapan Masuk PTN Meningkat Sejak Adanya TKA |
![]() |
---|
Universitas Ciputra Gelar Pemeriksaan Kesehatan Gratis, Warga Antusias Datang |
![]() |
---|
MoU CMK dan ITS : Wujudkan Inovasi Kurikulum Desain Perhiasan |
![]() |
---|
Publikasi 68 Jurnal Ilmiah Terindeks Scopus, Dokter FK Unair Pecahkan Rekor MURI |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.