Berita Maang Raya

Kisah Helen Alfionitasari Asal Malang Sukses Usaha Jasa Lukis Sepatu yang Kini Tembus Eropa

Berawal belajar secara otodidak melukis custom di atas sepatu, tak terasa sudah 10 tahun Helen Alfionitasari Suryawijaya (27), mengembangkan jasa itu

Penulis: Sylvianita Widyawati | Editor: Fatkhul Alami
Surabaya.Tribunnews/Purwanto
Helena Alfionitasari Suryawijaya melukis sepatu pesanan konsumennya di rumah produksi Utapes Paint, Kota Malang, Jawa Timur. Pelukis muda tersebut mendirikan usaha sepatu lukis dengan produksi rata-rata sebanyak lima pasang per minggu untuk diekspor ke Belanda dan dijual ke berbagai kota di Indonesia melalui pasar digital dengan harga Rp 100 ribu hingga Rp 2,5 juta per pasang tergantung kerumitan lukisannya 

SURYA.co.id l MALANG  - Berawal belajar secara otodidak melukis custom di atas sepatu, tidak terasa sudah 10 tahun Helen Alfionitasari Suryawijaya (27), mengembangkan jasa itu. Ini dimulai pada 2014 saat ia masih duduk di SMAK Frateran Kota Malang.

Brand sepatu yang dikembangkan adalah Utapespaint. "Memulai usaha jasa sepatu melukis dimulai pada 2014 saat SMA di SMAK Frateran Malang. Dulu awalnya di garasi rumah," sebut Helen belum lama ini.

Helena tinggal di kawasan Jl Candi, Kelurahan Karangbesuki, Kecamatan Sukun, Kota Malang. Sekarang tempat kerjanya di lantai 2 rumahnya yang sedang direnovasi. Ada meja tempat ia melukis. Di sekitarnya ada cat-cat dan kuas. Di area itu juga terlihat sepatu-sepatu di rak yang antri dilukis.

"Saat SMA dulu kan ada pelajaran seni rupa atau seni budaya. Iseng bikin kriya dengan mencoba melukis di atas sepatu kanvas. Kebetulan waktu itu sedang viral melukis di atas media sepatu waktu itu. Ia cewek Bandung waktu itu melukis di sepatu cewek berhak tinggi," kisah Helena.

Setelah itu ia disarankan membuat jasa itu dengan mencoba melukis di sepatu kanvas.  "Saya coba dengan menjual lewat online kan. Waktu itu masih di facebook saat pertama kali. Responsnya bagus. Dulu awalnya melayani sepatu baru. Tapi semakin kesini, ternyata juga ada yang menggunakan jasa saya untuk sepatu lama kesayangan. Yang rusak, mengelupas dan lainnya," kata cewek asal Blitar ini.

Tapi untuk memperbaiki sepatu, ia sudah punya mitra reparasi dan cuci sepatu. Jadi setelah sepatu konsumen dalam kondisi sudah baik, dikembalikan ke dirinya. "Mungkin sepatu itu punya banyak kenangan atau cerita. Jadi saya perbaiki penampilannya," kata dia.

Bagi sepatu yang kondisi kotor juga diterima karena jasanya termasuk membersihkan tapi dilakukan mitra. Setelah bersih, baru ia lukis. "Fasilitas di saya itu free cleaning. Saya yang real melukisnya," tambahnya.

Menurut Helena, ia banyak menerima pesanan melukis di atas sepatu lama dibanding baru. Ada sepatu yang kusam dan pudar warnanya. Konsumen ingin diperbaiki warnanya agar tidak polos lagi dengan diberi gambar. Untuk pilihan lukisannya tergantung customernya. Mau desain seperti apa, budget seperti apa. Jika punya budget sekian, bisa ia buatkan gambar simple.

"Saya memang tidak mematok harga. Tergantung kemampuan pemesan. Biasanya ya saya tanyakan budget-nya berapa, baru saya bikinkan. Tapi tergantung juga tingkat kesulitannya. Kayak yang sedang saya kerjaka itu bikin lukisan wayang di atas sepatu. Biayanya Rp 950.000 buat jasanya. Sebab gambar wayangnya lebih detil dan banyak main warna gold, perak yang merupakan warna sekunder," ucap lulusan S1 Pendidikan Seni Rupa Universitas Negeri Malang ini.

Karena itu harga catnya juga mahal. Terkait cat juga ada pilihan cat import dan lokal. "Biasanya ya kita perbandingkan kualitasnya," tambahnya.

Tapi sejauh ini meski pakai cat lokal, Helena mengaku, jika dipakai di sepatu kanvas itu awet. Kendala melukis di sepatu itu ika diaplikasikan ke sepatu kulit. "Jadi, masing-masing bahan sepatu itu punya khas sendiri. Seperti bahan sepatu dari suade itu perlu cat khusus. Kalau cat lokal kadang cepat mengelupas. Jadi lihat jenis atau bahan sepatunya," jawab dia.

Untuk perawatan sepatu lukis, Helena menyebut biasa. Ia membeberkan tips-nya. Jika di sepatu kulit harus pakai brush ata sikat yang halus. Tapi bisa juga pakai sikat biasa agar gambar tidak mengelupas. Jangan dijemur langsung kena matahari karena akan mudah pudar warnanya. Sedang lama pengerjaan, tergantung pada pilihan gambarnya. Jika gambar simple, perlu waktu tiga hari sampai seminggu termasuk pengeringannya. Tapi paling lama 14 hari hingga sebulan. "Kalau orangnya minta detil, rapi, kadang bisa sebulan," katanya.

Sedang contoh gambar, Aku helena bisa diperoleh dari pemesan atau ia carikan desainnya dengan tanya budget. Kadang juga saya tanya tema apa. Atau saya carikan  desain dan tema. Umumnya ya suka gambar kartun seperti The Simpson atau gambar realis," papar Helen.

Menurut Helena, usaha jasa seperti ini kebanyakan ada di Bali dan Jogja. "Saya sekarang lebih memasarkan ke IG. Pemesan luar negeri umumnya tahu ya dari IG saya. Biasanya mereka mau terima bersih. Saya diminta membelikan sepatu putih Nike untuk dilukis," katanya.

Pemesannya adalah warga Indonesia yang bermukim di luar negeri. Sebelum melukis di atas sepatu, ia akan membuatkan gambar dulu dan foto untuk disetujui pemesan.

Halaman
12
Sumber: Surya Cetak
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved