Pilkada Pamekasan 2024

Perbaiki Nasib Petani Garam Pamekasan, Cabup Ra Baqir Wacanakan Asuransi Gagal Panen dan Skema 3B

Mohammad Jatim, seorang petani garam mengungkapkan, harga garam cenderung tidak stabil dan naik turun.

Penulis: Muchsin | Editor: Deddy Humana
surya/muchsin (muchsin)
Cabup Pamekasan, Muhammad Baqir Aminatullah berbincang dengan salah satu petani garam di Dusun Candi Selatan, Desa Polagan, Kecamatan Galis, Selasa (15/10/2024). 

SURYA.CO.ID, PAMEKASAN – Menjadi petani garam di Madura yang berjuluk Pulau Garam, seperti ayam bertelur di atas padi tetapi mati kelaparan.

Tidak stabilnya harga garam rakyat selama bertahun-tahun membuat petani garam terus miskin, dan ini menjadi perhatian Calon Bupati (Cabup) Pamekasan, Muhammad Baqir Aminatullah. 

Keinginan mengangkat derajat ekonomi petani garam ini, mendorong Ra Baqir, panggilan cabup nomor urut 3 ini, turun ke bawah menemui petani garam di Dusun Candi Selatan, Desa Polagan, Kecamatan Galis, Selasa (15/10/2024).

Tanpa menghiraukan terik matahari yang menyengat, Ra Baqir berjalan kaki menyusuri pematang lahan garam  dan mendengar keluhan petani garam. Ia memikirkan solusi agar para petani garam tidak terus menderita akibat terhimpit harga garam.

Ra Baqir berdialog dengan petani mengenai kualitas garam yang digarapnya berikut harga garam. Apakah harganya sudah berpihak kepada petani atau ada hal lain. 

“Kami sengaja datang langsung bertemu sampeyan di tempat ini, karena kami ingin mengetahui sendiri dan mendengarkan langsung mengenai persoalan garam,” kata Ra Baqir. 

Mohammad Jatim, seorang petani garam mengungkapkan, harga garam cenderung tidak stabil dan naik turun. Tetapi walaupun naik dan kualitas garam bagus, harganya belum menguntungkan bagi petani garam. 

Dan saat ini harga garam mencapai titik terendah di kisaran Rp 700 per KG. “Pastinya, dengan harga Rp 700 itu, kami rugi,” kata Jatim.

Karena itu, selagi Ra Baqir datang ke lokasi, para petani garam meminta tolong agar Ra Baqir-Taufadi diberi kepercayaan memimpin Pamekasan lima tahun ke depan, dan nasib petani diperhatikan. Salah satunya menaikkan harga garam yang pantas, sesuai dengan kualitas garam. 

“Awalnya harga garam pernah melambung tinggi hingga Rp 3.000 per KG. Tetapi setelah itu terus melorot hingga Rp 600 – Rp 700 per KG dan sekarang jadi Rp 300 per KG. Bahkan akibat cuaca tak menentu, membuat petani garam gagal panen, kami kelimpungan,” papar Jatim. 

Ra Baqir memastikan akan memperhatikan keluhan dan aspirasi petani garam jika ikhtiar pasangan Berbakti terpilih sebagai Bupati dan Wakil Bupati Pamekasan

"Mengenai  rendahnya harga garam, nanti akan dikaji detail sehingga dapat mengeluarkan kebijakan yang tepat untuk harga garam. Komitmen kami akan berjuang agar petani tidak merugi," tutur Ra Baqir. 

Ra Baqir kemudian menjelaskan langkah konkret pasangan Berbakti bagi petani garam. Yakni asuransi petani garam gagal panen, program ini bagian dari upaya Ra Baqir-Taufadi untuk meningkatkan kesejahteraan petani garam di Pamekasan melalui pendekatan 3B yakni Bela, Beli, dan Bagi. 

Diuraikan, Bela, berarti mencintai produk lokal. "Kami akan mendorong para petani garam di Pamekasan untuk menjual garam dalam bentuk kemasan, yang kemudian akan diedarkan ke toko-toko kelontong di setiap desa," tuturnya. 

Sedang Beli, merupakan upaya meningkatkan daya jual produk garam lokal. Dikemas dalam bentuk yang lebih menarik dan mudah dipasarkan. 

Kemudian slogan Bagi, berarti mempromosikan dan mem-branding produk garam lokal hingga ke tingkat nasional dan internasional, sehingga mampu bersaing di pasar yang lebih luas. ****

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved