Smelter Freeport Terbakar

Profil Smelter PT Freeport di Gresik yang Terbakar, Terbesar di Dunia, Akan Menghasilkan 60 Ton Emas

Inilah profil smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) JIIPE Gresik  yang terbakar pada Senin (14/10/2024) pukul 17.45 WIB

Editor: Musahadah
surya/willu abraham
Kebakaran di Smelter PT Freeport Indonesia di Gresik, Senin (14/10/2024). 

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, smelter PT Freeport Indonesia (PTFI) di Gresik, Jawa Timur dapat menghasilkan 60 ton emas dan 600 ribu ton tembaga. 

Bahlil mengatakan, pembangunan smelter tersebut memakan biaya 3 miliar dollar AS dan menjadi smelter terbesar di dunia.

"Jadi kita ingin dia menghasilkan apa? 600 ribu katoda tembaga, 600 ribu ton. Emasnya 60 ton dari 3 juta konsentrat. Supaya apa? Ini pendapatannya untuk negara kita," kata Bahlil saat memberikan Kuliah Umum di IPDN, Jawa Barat yang disiarkan Youtube BKPM, Kamis (11/7/2024). 

Bahlil mengatakan, pembangunan smelter ini adalah langkah strategis lantaran selama Freeport beroperasi, pemerintah tak pernah mengetahui secara detail jenis komoditas yang diekspor. 

"Tetapi kan kita tidak pernah tahu berapa emas yang dibawa. Berapa turunannya? Maka, sejak 2018 kita paksakan pembangunan smelter," ujarnya. 

Fasilitas smelter atau pemurnian tembaga milik PT Freeport Indonesia (PTFI) ini secara resmi beroperasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Gresik, Jawa Timur, Kamis (27/6/2024). 

Sementara itu, Presiden Direktur Freeport Indonesia Tony Wenas mengatakan, proses pembangunan smelter memakan waktu sekitar 30 bulan, termasuk dua tahun saat pandemi, dan beroperasi sesuai jadwal. 

Smelter Freeport di Gresik ini merupakan smelter single line terbesar di dunia. 

Plt Bupati Gresik Aminatun Habibah mengatakan, dampak positif di skala pembangunan ekonomi, pertumbuhan ekonomi yang ada di Gresik dengan adanya pembangunan Smelter meningkat pesat.

Tahun 2022 pertumbuhan ekonomi mencapai 7 persen lebih, sehingga ini baik untuk seluruh masyarakat.

"Contohnya usaha rumah kos, ketika ada pembangunan infrastrukturnya PT Freeport Indonesia banyak datang orang luar Gresik mencari kos-kosan, penjual makanan yang ada di situ, efek domino ekonomi luar biasa di Gresik. Mengenalkan Gresik kepada seluruh Indonesia, kabupaten potensial bagi Indonesia di masa datang," ujarnya.

Terkait tenaga kerja, yang jelas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik sudah mengawal tenaga kerja di Gresik itu, melalui Perda 7/2022, tenaga kerja harus minimal 50 persen adalah dari anak-anak atau warga Gresik.

"Sampai saat ini sudah mencapai 50 persen. Memang untuk tenaga ahli dari luar. Memang tenaga kerja dibutuhkan di Freeport tidak sebesar yang dibayangkan saat saya melihat besarnya smelter PT Freeport di Gresik membutuhkan seribu lebih tenaga kerja untuk menjalankan Smelter tersebut. Jadi ini mungkin bisa jadi kurang puas, kita kebutuhan tenaga kerja kecil, didukung teknologi luar biasa, tidak begitu butuh banyak tenaga manusia," sambungnya.

Bu Min sapaan akrab Aminatun Habibah menambahkan, masih ada pekerjaan rumah yang harus dituntaskan. 

Misalnya infrastruktur pendukung, agar pengguna jalan yang melintas di wilayah utara bisa nyaman. Baik pengguna jalan yang hendak berangkat ke kantor, berangkat ke sekolah bisa lebih nyaman ke depannya.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved