Biodata Adi Sutarwijono, Anak Guru SD yang Kini Kembali Duduki Kursi Ketua DPRD Surabaya

Adi Sutarwijono kembali menduduki kursi Ketua DPRD Surabaya berdasarkan rapat paripurna penetapan pimpinan definitif, Rabu (9/10/2024). Ini biodatanya

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
Kolase SURYA.CO.ID
Adi Sutarwijono 

SURYA.CO.ID - Adi Sutarwijono kembali menduduki kursi Ketua DPRD Surabaya berdasarkan rapat paripurna penetapan pimpinan definitif, Rabu (9/10/2024).

Awi-sapaan akrab Adi Sutarwijono, menjadi pimpinan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPRD Surabaya dalam dua periode.  

Pertama, ia menjadi Ketua DPRD Surabaya periode 2019-2024. 

Kemudian, ia kembali terpilih pada periode 2024-2029. 

Setelah penetapan pimpinan definitif, pihaknya akan mengajukan surat ke Pj Gubernur Jawa Timur, agar bisa segera dilakukan pengambilan sumpah jabatan.

Target selanjutnya yakni menyelesaikan Alat Kelengkapan DPRD secepatnya.

"Supaya bisa selekasnya dan dibentuk AKDPRD yang menjadi landasan kerja bagi seluruh kawan-kawan yang ada di DPRD Surabaya," pungkasnya.

Siapa sosok Adi Sutarwijono?

Dominikus Adi Sutarwijono lahir di Blitar pada 4 Agustus 1968.

Anak dari seorang guru sekolah dasar (SD) ini tak pernah bermimpi menjadi Ketua DPRD Surabaya

Perjalanan Awi dimulai selepas SMA, Adi memilih merantau ke Surabaya menimba ilmu Program Studi Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga (Unair).

Sebagai mahasiswa Ilmu Politik, Adi aktif dalam organisasi kemahasiswaan.

Pada 1993, Adi yang baru lulus kuliah kemudian terjun sebagai wartawan. 

Di situlah, ia lebih mengenal dunia politik. 

Ia berkarir sebagai wartawan Surya selama lima tahun. Kemudian, pindah ke majalah Tempo dengan kurun waktu yang sama.

Berbekal pengalaman tersebut, alumnus SMAN 1 Blitar ini percaya diri untuk bergabung bersama PDI Perjuangan pada akhir 2003.

Pada Pemilu 2004, ia mencoba peruntungan maju sebagai calon legislatif.

Namun, keberuntungan belum berpihak kepadanya.

Pada Pemilu 2009, Adi didorong untuk kembali menyalonkan diri.

Tekadnya sudah bulat untuk menjadi seorang wakil rakyat. Pemilu pertama yang menganut sistem perolehan suara terbanyak itu menggagalkan tekadnya, Adi kembali menelan pil pahit.

Tiga tahun berikutnya, Adi mendapatkan durian runtuh. Dia berhak menjadi anggota dewan DPRD Surabaya atas Pergantian Antar Waktu (PAW).

"Saya akhirnya jadi anggota dewan karena PAW," kata Adi sembari mengenang masa-masa perjuangannya.

Periode berikutnya, pada 2014 Adi kembali maju sebagai anggota legislatif.

Pada pemilu 2019, ia kembali terpilih.

Ia tak percaya mendapat amanat besar dari partainya untuk memimpin DPRD.

Tak berhenti di situ saja, Megawati bahkan mempercayainya sebagai Ketua DPC PDIP Kota Pahlawan menggantikan Whisnu Sakti Buana.

Padahal Whisnu adalah Wakil Wali Kota Surabaya sekaligus anak dari Soetjipto, tokoh PDI Perjuangan.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved