Berita Viral
Lika-liku Perjuangan Alfin Anak Pemulung Raih Beasiswa S2 UGM, Banyak Kendala dan Sempat Diragukan
Kesuksesan Alfin, anak pemulung yang berhasil meraih beasiswa S2 di UGM kembali jadi sorotan publik. Perjuangannya ternyata berlika-liku.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Putra Dewangga Candra Seta
SURYA.co.id - Kesuksesan Alfin, anak pemulung yang berhasil meraih beasiswa S2 di UGM kembali jadi sorotan publik.
Namun, tahukah anda? di balik kesuksesannya itu Alfin harus melalui perjuangan yang berlika-liku.
Berbagai kendala harus dihadapi Alfin, bahkan ia sempat diragukan.
Alfin mengaku, dirinya mendapatkan informasi beasiswa saat dirinya masih menjadi mahasiswa baru jenjang S1 di Jurusan Ilmu Hukum di Universitas Terbuka (UT).
Saat itu Alfin menjadi delegasi UT di salah satu event nasional di Universitas Gadjah Mada (UGM).
Baca juga: Ingat Alfin Anak Pemulung Beri Kejutan Ibu Raih Beasiswa S2 UGM? Hidupnya Pilu, Ingin Jadi Pejabat
Di dalam acara tersebut, kata Alfin, terdapat seminar tentang beasiswa termasuk LPDP.
Kemudian, saat lulus S1 Alfin sudah mengetahui pendaftaran beasiswa LPDP sedang dibuka.
Namun, Alfin masih sempat mengurungkan diri untuk tidak mendaftar karena keadaan ekonomi yang belum cukup, khususnya untuk mencari berkas administrasi pendaftaran
“Karena ada orang baik, beliau membantu membiayai saya untuk melengkapi berkas administrasi pendaftaran walaupun kurang beberapa hari,” kata Alfin, dikutip dari tayangan DAAI TV.
Selama proses pendataran beasiswa, Alfin juga kerap mengalami beberapa kendala. Beberapa di antaranya adalah mengisi biodata tiga hari sebelum tenggat waktu pendaftaran berakhir.
Kemudian, dua hari sebelum waktu pendaftaran berakhir, Alfin baru melaksanakan Test Of English As A Foreign Language (TOEFL), bahkan Alfin baru membuat esai 1 hari sebelum waktu pendaftaran berakhir.
Baca juga: Sosok Alfin, Anak Pemulung Jadi Wisudawan Terbaik UT dan Kini Dapat Beasiswa LPDP S2 di UGM
“Tidak ada bimbingan dalam pembuatan esai. Saat Tes Bakat Skolastik (TBS) tidak sempat belajar, alhamdulillah bisa dapat poin cukup besar, yakni 190. H-1 Tes Substansi Wawancara diniati belajar karena belum ada persiapan sama sekali, tapi Instagram saya yang sudah lama berkembang malah ke-banned dan tidak bisa balik lagi. Rasanya sudah tidak karuan sakit hatinya,” jelasnya.
Saat mendaftar beasiswa, dirinya pun sempat diragukan karena bukan lulusan dari kampus favorit. Selain itu, tidak banyak lulusan dari kampusnya yang mengambil beasiswa ini.
Namun, walaupun tidak pernah ikut seminar dan latihan untuk wawancara, tetapi ia tetap bersemangat dan melakukan yang terbaik, terlebih lagi ia bercita-cita ingin menjadi pendidik dan pemberdaya agar dapat membekali masyarakat terutama di bidang hukum.
“Hal itu dicanangkan agar dapat melindungi dan menjamin mereka berdasarkan tujuan hukum berupa kepastian, keadilan, dan kebermanfaatan. Saya percaya, pendidikan merupakan salah satu cara mengubah nasib seseorang, serta bisa mengangkat derajat diri sendiri dan orang tua,” katanya.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.