Berita Surabaya
Bergerak Mendobrak Batas : Perjuangan Tutus Setiawan Membela Hak Tunanetra Lewat Jurnalisme
Tutus Setiawan dan rekannya, Atung Yunarto, menyapa pemirsa yang berlangganan Channel Youtube Radio Braille Surabaya
Penulis: Eben Haezer Panca | Editor: Titis Jati Permata
Pelatihan-pelatihan yang diberikan, di antaranya teknik pernafasan ala penyiar radio, teknik wawancara, teknik pengambilan gambar menggunakan perangkat handphone, dan lain sebagainya.
Di awal-awal pelatihan yang berlangsung sekali sepekan, nama Radio Braille Surabaya belum muncul. Nama itu baru disepakati di November 2022 ketika mereka mulai menyepakati untuk meluncurkan media alternatif.
"Meski format konten yang disajikan adalah video, namun kami beri nama Radio Braille Surabaya. Alasannya, bagi tunanetra, satu-satunya yang mereka bisa konsumsi adalah audionya. Sehingga, bagi kami, video pun sama halnya dengan radio," tuturnya.
"Sedangkan kata Braille kami pakai untuk menunjukkan representasi tunanetra. Sementara Surabaya, sudah jelas itu menunjuk pada kenyataan bahwa media ini dilahirkan dan beroperasi di Surabaya," imbuhnya.
Terkait format video, Tutus menganggap bahwa ini adalah format terbaik yang dapat menjangkau audience Awas atau audience non-tunanetra.
"Kami ingin konten kami ini tak hanya dinikmati oleh tunanetra. Tetapi juga dapat dinikmati oleh masyarakat Awas. Sehingga mereka memiliki kesadaran untuk turut memperjuangkan hak-hak disabilitas," katanya.
Setelah RBS diluncurkan pada 3 Desember 2022, mereka pun mulai memproduksi konten. Dari 4 awak RBS, hanya Sugi Hermanto yang masih memungkinkan untuk menjadi juru kamera sekaligus editor video.
Sebab, dialah satu-satunya di RBS yang kategori ketunanetraannya adalah low vision. Dalam artian, dia masih bisa menangkap visual meski samar-samar. Dengan kemampuan itu Sugi masih bisa melihat apakah komposisi sebuah visual sudah pas atau belum.
"Selebihnya, kami bertiga (Tutus, Atung, dan Hanan) menjadi host atau reporter. Dalam video, kami berbicara panjang lebar karena sasaran audience kami juga tunanetra. Jadi, dengan kami berbicara banyak, mereka bisa memahami apa isi konten kami," lanjutnya.
Strategi ini rupanya berhasil membawa perubahan. Salah satunya, Pemkot Surabaya akhirnya menggratiskan ongkos naik Suroboyo Bus bagi disabilitas. Ini terjadi setelah RBS membuat reportase tentang aksesibilitas layanan Suroboyo Bus.
Tutus menambahkan, dalam membangun RBS, dirinya harus melibatkan kelompok-kelompok lain yang bersedia menyumbang perhatian, tenaga, dan waktu.
"Kami bersyukur karena mendapat dukungan dari teman-teman jurnalis, khususnya di AJI Surabaya, serta mahasiswa-mahasiswa yang bersedia menjadi volunteer. Kami juga baru saja mendapat dukungan dari Unesa dalam bentuk website. Rencananya dalam waktu dekat akan kami luncurkan," ujar Tutus.
"Ini juga menunjukkan ke publik bahwa kelompok tunanetra pun sebenarnya bisa menjadi jurnalis," tegasnya.
Pantang Menyerah
Tutus Setiawan adalah pria kelahiran 6 September 1980 di kota Surabaya.
Radio Braille Surabaya
SURYA.co.id
surabaya.tribunnews.com
Tutus Setiawan
Surabaya
Atung Yunarto
Astra
jurnalis
AJI Surabaya
Berita Surabaya Hari Ini: Peluncuran Koperasi Digital, Jadwal Commuter Line yang Baru |
![]() |
---|
Berita Surabaya Hari Ini: Golkar Buat Lomba Cipta Oleh-oleh, Investasi Mulai Naik, Prestasi Pelajar |
![]() |
---|
8 Landmark dan Ikon Budaya Kota Surabaya, Daya Tarik Wisata Ibu Kota Jawa Timur |
![]() |
---|
Rute dan Lokasi Parkir Parade Surabaya Vaganza, Hari Ini 25 Mei 2025 Mulai Pukul 13.00 WIB |
![]() |
---|
Patuhi Larangan Wisuda SMA/SMK di Jatim, Ini Cara Sederhana SMAN 2 Surabaya Rayakan Kelulusan Siswa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.