Berita Bondowoso
Pandai Besi di Bondowoso Sukses Berkat Belajar Otodidak, Turis AS Pernah Memesan Keris Naga Puspa
Bahkan, bisa-bisa lebih dari sebulan. “Dulu awal belajar kalau terluka itu pasti. Pernah jari sampai nyaris putus.
SURYA.CO.ID, BONDOWOSO - Hanya belajar otodidak, seorang pandai besi di Desa Sumber Kemuning, Kecamatan Tamanan, Kabupaten Bondowoso, akhirnya menjadi salah satu ahli metalurgi sukses di Bumi Ki Ronggo. Penghasilannya bahkan menembus Rp 8 juta setiap bulan.
Produk-produknya seperti pisau, golok, pedang sangkur, tongkat komando, celurit, samurai, dan keris tak hanya digemari oleh peminat lokal. Namun ada pula pemesan dari mancanegara.
Pandai besi ini bernama Busiri, yang menggeluti profesinya sejak tahun 1997. Bermula dari merasa kewalahan kerja sebagai tukang kayu di salah satu mebel lokal. Ia kemudian melihat peluang di wilayahnya begitu besar menjadi pandai besi.
Karena,hanya sedikit masyarakat yang berprofesi pandai besi, Busiri pun mencobanya. Saat pertama mencoba, pria kelahiran tahun 1978 ini kerap kesulitan menempa besi. Karena itulah Busiri belajar otodidak dari melihat dan membaca. “Hanya otodidak saya, tidak sekolah khusus,” kisah Busiri, Minggu (6/10/2024).
Kala itu, kenang Busiri, pesanan apa pun diterimanya dari pelanggan. Bahkan permintaan produk yang belum pernah dilihat, tetap dibuatnya. Karena, bagi ayah dua anak ini, dari situ ia akan belajar banyak hal.
Tetapi karena masih belajar maka setiap pesanan baru ia selalu meminta waktu penyelesaian lebih lama. Bahkan, bisa-bisa lebih dari sebulan. “Dulu awal belajar kalau terluka itu pasti. Pernah jari sampai nyaris putus. Tetapi sekarang Alhamdulillah,” katanya sembari tersenyum.
Sejak beberapa tahun terakhir, Busiri kerap banjir pesanan. Karena itulah, ia memilih untuk menutup penjualan secara online. Baik dari Lazada, Shopee, Facebook, hingga TikTok.
Karena jika tetap membuka pesanan online, pesanan pelanggan lokal bisa terbengkalai. Mengingat, ia sudah memiliki banyak pedagang yang rutin kulakan kepadanya. Seperti dari Bondowoso, Sukabumi, Tasikmalaya, dan lain-lain.
Biasanya mereka memesan pisau, golok, celurit dengan berbagai ukuran. Dan rata-rata pesanannya berkisar 70an buah. Belum lagi pesanan dari TNI dan Polri yang kadang datang. Seperti tongkat komando, dan pedang sangkur.
“Percayanya orang ke saya itu, kalau misalkan membuat pedang yang putu. Saya suruh coba sendiri. Jika tidak sesuai bisa dikembalikan,” jelasnya.
Harga produknya beragam bergantung ukuran. Untuk celurit sendiri paling murah Rp 125.000dan paling mahal Rp 800.000. Untuk penjualan luar negeri, berkisar Rp 5,5 juta di luar harga pengiriman.
Kalau pesanan khusus luar negeri, paling banyak lima buah dan yang diminati yaitu keris. Ada beberapa pemesan luar negeri yang biasanya datang langsung ke rumahnya untuk memesan produk.
Terbaru, beberapa pekan lalu seorang turis dari Amerika memesan keris Naga Puspa dengan ukiran khusus. Sampai-sampai turis tersebut menginap hingga tiga hari untuk melihat proses pembuatannya.
Menurut Busiri, pelanggan dari luar negeri mengetahui produknya dari mulut ke mulut antar wisatawan. Karena pernah suatu ketika seorang turis yang dibawa oleh pemandu wisata datang ke rumahnya untuk memesan. "Kalau pesanan luar negeri yang pernah kirim adalah Jerman, Jepang, Amerika,” tuturnya.
Ia menceritakan, pembuatan produk-produknya dari bahan pir atau bearing. Sekarang, bahan pir mudah didapat dalam bentuk lembaran. Sementara untuk gagang atau pun sangkur pisau ia menggunakan kayu Sonokeling.
“Kalau menggarap produk antik tidak pakai seperti manual lagi. Tetapi pakai bahan kimia, lalu dipoles lagi. Buat nama, ukiran itu,” ujarnya.
Kini usahanya telah memperkerjakan sekitar lima orang. Dua orang bekerja di bengkelnya langsung. Sementara sisanya dari desa lain untuk bagian finishing. “Yang memoles ada di Desa Sumber Anom,” pungkasnya. ****
kisah sukses
pandai besi otodidak
produk metalurgi Bondowoso
pandai besi tembus mancanegara
Keras Naga Puspa
Bondowoso
Kasus Narkoba di Bondowoso Masih Tinggi Sepanjang 2024, Kebanyakan Dipasok Dari Daerah Tetangga |
![]() |
---|
Antisipasi Kepadatan Selama Nataru, Dishub Bondowoso Siapkan Jalur Alternatif di Selatan dan Pantura |
![]() |
---|
80 Persen ODGJ di Bondowoso Akibat Putus Cinta, Mayoritas Laki-laki |
![]() |
---|
Penerima BLT di Bondowoso Diingatkan Tak Gunakan Bantuan untuk Beli Paketan TikTok |
![]() |
---|
2 Jam Kebakaran Gudang Barang Pecah Belah di Bondowoso, Pemilik Alami Kerugian Rp 100 Juta |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.