Berita Surabaya

WASPADA! Modus Penipuan Produk ‘Skincare’ Masih Menjamur, Bromen Kian Dirugikan Oknum Lapak Online

Bromen menjadi salah satu korban tindakan tak terpuji dalam kasus yang menyentuh ranah 'penipuan'.

Editor: irwan sy
ist
Produk Bromen Brightening Serum yang asli (kiri), sementara sebelah kanan adalah produk palsu. Bromen, salah satu brand perawatan diri (personal care for men) khusus cowok ini, menjadi salah satu korban yang menyentuh ranah 'penipuan'. 

SURYA.co.id - Proyeksi bisnis kecantikan dalam bentuk produk 'skincare' di Indonesia memang tampak menjadi industri yang menyimpat profit menggiurkan.

Media sosial banyak menyajikan cerita indah tentang kesuksesan beberapa figur dengan keuntungan melimpah berkat bisnis skincare.

Sayangnya, keindahan itu juga diiringi dengan kisah pahit yang mengerikan.

Ladang hijau industri skincare ternyata menjadi kesempatan sejumlah oknum tak bertanggung jawab yang memanfaatkan momentum tren bisnis skincare di Indonesia.

Bromen, salah satu brand perawatan diri (personal care for men) khusus cowok ini menjadi salah satu korban tindakan tak terpuji dalam kasus yang menyentuh ranah 'penipuan'.

Hal ini pertama kali muncul ke permukaan saat akun resmi Instagram Bromen mengunggah informasi bahwa produk mereka telah diduplikasi dan didistribusikan oleh oknum pelaku bisnis online.

Iman (Brand Manager Bromen), membeberkan bahwa tindakan penipuan ini sudah banyak disampaikan oleh para pelanggan setianya.

Mulanya, kasus ini terungkap saat konsumen Bromen mengeluhkan kemasan produk yang wujudnya tak seperti biasa ia beli.

"Awalnya ketahuan (tindak penipuan) karena pelanggan komplain terkait kemasan dan kualitas produk berbeda dari biasanya. Bahkan aroma dan tekstur yang dia beli sangat jauh berbeda. Setelah dapat fotonya (produk palsu), ternyata fix emang bukan produk kami," tegasnya saat dijumpai di Head Office Bromen.

Iman menegaskan, bahwa tindakan ini sangat merugikan pihaknya yang sudah berupaya memberikan produk dengan kualitas terbaik kepada konsumen.

Menurutnya, salah satu daya tarik yang melancarkan aksi oknum-oknum tersebut ialah berani memberikan harga yang jauh lebih murah untuk memikat hati konsumen.

"Ya, pasti sangat rugi. Estimasi kerugian secara materil sekitar 26 persen. Tapi, jauh lebih penting dari itu, pemalsuan produk ini bisa berbahaya untuk keamanan penggunaan para pembeli," sambungnya.

Berdasarkan temuan Iman, setidaknya pihaknya sudah menerima laporan bahwa terdapat beberapa SKU produk yang diduplikasi oleh sejumlah oknum, di antaranya Brightening Serum dan Sun Screen Spray.

Masifnya tindak pemalsuan produk ini jelas menjadi ancaman untuk para pelaku bisnis skincare yang bahkan sudah memiliki sertifikat resmi keamanan BPOM dan sertifikat halal MUI.

Oleh karenanya, guna meminimalisir kerugian akibat kasus penipuan ini, alangkah baiknya agar konsumen produk perawatan diri tidak tergiur dengan penawaran harga murah saat berbelanja.

Alangkah lebih baik jika pembelian produk tertentu diakses melalui gerai toko resmi yang sudah tersedia baik daring maupun luring.

Lebih lanjut, saat ini Bromen sedang berupaya untuk mengatasi dan merespons kasus ini agar tidak menjangkau korban lebih banyak lagi.

"Ke depannya kami akan terus berusaha untuk melindungi para pembeli Bromen. Salah satunya pasti melalui edukasi, selebihnya ada berbagai solusi yang sudah kami siapkan," tutur Iman.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved