Berita Tulungagung

Pemkab Tulungagung Meluncurkan Batik Khas Motif Lurik Bhumi Ngrowo, Akan Jadi Salah Satu Seragam ASN

Pemerintah Kabupaten Tulungagung di Jawa Timur, resmi memperkenalkan motif batik khas dengan nama Batik Lurik Bhumi Ngrowo.

Penulis: David Yohanes | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/David Yohanes
Sejumlah orang memperagakan Batik Lurik Bhumi Ngrowo, batik khas Tulungagung, Jawa Timur. 

SURYA.CO.ID, TULUNGAGUNG - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tulungagung di Jawa Timur (Jatim), resmi memperkenalkan motif batik khas dengan nama Batik Lurik Bhumi Ngrowo.

Batik ini sudah mulai diperkenalkan Pj Bupati Tulungagung Heru Suseno di Bulan Juni 2024.

Pada saat gelaran East Java Fashion Harmony VI 2024 di Pantai Midodaren, Sabtu (22/6/2024), Pj Bupati dan seluruh Forkopimda Tulungagung mengenakan batik ini.

Batik motif khas Kabupaten Tulungagung ini, diperkenalkan pada acara Exotica Tulungagung Carnival, Sabtu (21/9/2024).

11 orang memperagakan motif batik ini di atas karpet merah yang digelar untuk peserta karnaval.

Batik ini mempunyai warna dasar kuning keemasan. Seperti namanya, motif batik ini terdapat garis-garis vertikal memanjang. Lalu ada 9 lekukan yang melambangkan air yang terus mengalir, memberikan pembaruan dan kejernihan.

Angka 9 merupakan angka terakhir yang menyimbolkan penyelesaian, memiliki nilai tertinggi, puncak pengalaman dan kebijaksanaan.

Jajar 9 alur motif garis menyimbolkan banyaknya desa yang mendapatkan hak istimewa atau perdikan, seperti tertulis Prasasti Lawadan.

Prasasti Lawadan ini yang menjadi dasar penetapan hari lahir Tulungagung, pada 19 November 1205.

Menurut Pj Bupati Tulungagung Heru Suseno, Batik Lurik Bhumi Ngrowo ini sudah dituangkan dalam Peraturan Bupati Nomor 17 Tahun 2024.

Batik ini akan mulai digunakan oleh para ASN di Pemkab Tulungagung pada Bulan Oktober 2024.

“Akan dipakai di Pemkab Tulungagung, instansi vertikal dan beberapa instansi swasta,” ujar Pj Bupati.

Batik Lurik Bhumi Ngrowo akan digunakan satu bulan sekali, tepatnya di Hari Kamis minggu pertama setiap bulan.

Khusus untuk sekolah, tidak ada kewajiban untuk menggunakan motif batik khas Tulungagung ini.

Namun, sudah ada sejumlah SD yang memesan batik ini sebagai salah satu seragamnya. 

“Belinya diminta di Dekranasda untuk menjaga kualitas. Nanti para perajin dengan standar kualitas dan kain yang digunakan, setornya ke Dekranasda,” papar Pj Bupati.

➢ IKUTI UPDATE BERITA MENARIK LAINNYA di GOOGLE NEWS SURYA.CO.ID

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved