Pilwali Kota Pasuruan 2024
Pilwali Kota Pasuruan Tanpa Adu Gagasan Akibat Paslon Tunggal, Muncul Gerakan Pilih Kotak Kosong
paslon yang diusung adalah yang bisa merepresentasikan kepentingan rakyat, bukan kepentingan kelompoknya saja.
Penulis: Galih Lintartika | Editor: Deddy Humana
SURYA.CO.ID, KOTA PASURUAN - Pilwali Kota Pasuruan, pesta demokrasi lima tahunan kali ini hampir bisa dipastikan hanya diikuti oleh calon tunggal. Itu setelah sampai waktu yang ditentukan, hanya ada satu pasangan calon (paslon) yang mendaftar.
Paslon yang mendaftar ke KPU adalah Adi Wibowo-Mokhamad Nawawi (Mas Adi-Nawawi). Paslon yang mengusung konsep ANUGRAH ini didukung semua partai politik (parpol).
Kondisi politik seperti ini memancing banyak reaksi dari warga Kota Pasuruan. Salah satunya, Slamet Nugroho atau yang akrab disapa Mamek. Kepada SURYA, Mamek mengaku prihatin dengan kondisi politik yang seperti ini.
Mamek menyebut, dengan kondisi ini berarti Kota Pasuruan sedang tidak baik - baik saja. Munculnya paslon tunggal dalam kontestasi Pilwali kali ini bisa disebut sinyal bahwa demokrasi di kota kelahirannya ini mati.
"Makanya, saya memilih untuk tidak memilih. Saya lebih baik memilih kotak kosong, dari pada memilih calon tunggal. Ini bukan ajakan, tetapi ini sikap saya menanggapi situasi yang hampa seperti ini," kata Mamek, Selasa (17/9/2024).
Mamek menyebut, pilihan kotak kosong sebagai simbol kritikan kepada parpol-parpol di Kota Pasuruan. Mamek menilai, semua parpol ini lebih mengedepankan kepentingan pribadi dan golongannya, bukan kepentingan rakyat.
Seharusnya kalau parpol mengakomodir kepentingan rakyat, otomatis berlomba mengusung paslon yang bisa dianggap layak untuk mewakili dan membawa kepentingan rakyat.
Artinya, kata Mamek, paslon yang diusung adalah yang bisa merepresentasikan kepentingan rakyat, bukan kepentingan kelompoknya saja. Maka dari itu, ini adalah sikap kritik terhadap keputusan parpol hari ini.
"Makanya, pilihan kotak kosong adalah bentuk perlawanan terhadap situasi politik hari ini di Kota Pasuruan. Saya tidak suka, dan jujur, kecewa dengan keadaan politik yang saya kira mencederai nilai - nilai demokrasi," tuturnya.
Menurutnya, semangat demokrasi dirusak oleh nafsu dan syahwat parpol yang memilih tidak bertanding dalam pesta lima tahunan. Selayaknya pesta, seharusnya rakyat bisa ikut bergembira bukan dipaksa memilih satu paslon.
Seharusnya Pilwali menjadi ajang untuk adu gagasan, ada pemikiran, adu program, yang ditawarkan ke rakyatnya. Nanti tinggal rakyat yang menentukan paslon mana yang paling bisa mewakili kepentingannya.
"Pertanyaannya begini, apakah paslon tunggal yang ada itu menjadi representasi pemimpin yang dibutuhkan rakyat, kan belum tentu juga. Ini yang tidak baik untuk sejarah demokrasi Kota Pasuruan," tuturnya.
Mamek menyebut, Pilwali adalah proses politik untuk mencari pemimpin, dan tentunya rakyat berharap bisa mendapatkan yang terbaik sesuai dengan harapan dan kebutuhan karena jabatannya melekat selama lima tahun.
"Munculnya calon tunggal tidak akan memberi alternatif pilihan yang beragam untuk rakyat. Ini yang saya kritik dan saya lawan, sekalipun secara konstitusi tidak ada yang dilanggar dan diperbolehkan calon tunggal," terangnya.
Bagi rakyat Kota Pasuruan yang merasa kecewa dengan calon tunggal, juga diminta tidak golput. Tetapi bergabung dalam barisan pilih kotak kosong. Apapun yang terjadi, suara rakyat penentu masa depan Kota Pasuruan.
Unggul Tanpa Lawan Tanding, Adi-Nawawi Tetap Sebut Kemenangan Demokrasi di Kota Pasuruan |
![]() |
---|
Kotak Kosong Jadi Lawan Paslon Tunggal di Kota Pasuruan, FPD Bertekad Jadikan Simbol Perlawanan |
![]() |
---|
Bawaslu Didesak Bertindak, Bacawali Kota Pasuruan Dicurigai Galang Dukungan Sebelum Penetapan |
![]() |
---|
Golkar dan PKB Sepakat Tugasi Mas Adi-Nawawi, Momen Bersatunya P2 artai Besar di Kota Pasuruan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.