Pembunuhan Vina Cirebon
Eks Napi Bongkar Penyiksaan Terpidana Kasus Vina Cirebon, Setiap Malam Dipukuli, Ucil Gak Sanggup
Seorang mantan napi membongkar penyiksaan yang dialami para terpidana Kasus Vina Cirebon di dalam penjara. Rivaldy alias Ucil sampai tak sanggup.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Putra Dewangga Candra Seta
Diakui, pemeriksaan para tersangka ini dilakukan secara terpisah.
Saat di ruang unit narkoba Polres Cirebon Kota itu, dia disetrum dan diinjak-injak.
Alat setrum kotak ada tombolnya seperti charger ponsel yang ditempekan ke seluruh bagian tubuhnya hingga merasakan kesakitan yang luar biasa.

Tak hanya itu, mata Saka bengap karena ditonjok polisi berpakaian seragam.
"Saya disuruh mengaku, katanya teman-teman kamu udah pada ngaku. Pak, saya salah apa.
Saka gak pernah melakukan apapun yang melanggar hukum," ungkap Saka.
Saat mau masuk sel, Saka juga dipukul pakai gembok. Dan ketika di dalam sel kepalanya diadu dengan teralis besi.
Selama disel itu Saka mengaku diberi makan, namun nasi yang diberikan itu dilempar ke mukanya sehingga kocar-kacir.
Setelah itu, dia disuruh memakannya tanpa menggunakan tangan, tapi pakai mulut langsung mengambil di lantai.
"Kenapa gak pakai tangan?," tanya kuasa hukum terpidana, Otto Hasibuan.
Baca juga: Makin Kuat Bukti Kasus Vina Cirebon Bukan Pembunuhan, Keluarga Korban Pasrah: Terserah Saja, Ikhlas
"Nanti disiksa lagi, saya udah gak kuat, gak bisa nahan. Yang dewasa udah mengakui," ungkap Saka sambil menangis.
Saka juga mengungkap perlakuan polisi yang menjepit tangannya pakai kursi besi hingga membuat tangannya bengkok.
Mendengar hal itu, ketua majelis hakim Arie Ferdian langsung meminta Saka maju ke depan menunjukkan kondisi tangannya yang bengkok.
"Ini dinjek pakai kursi besi, di atasnya ada orangnya," ungkap Saka.
Pengakuan Saka sempat membuat Otto Hasibuan tak tahan dan menghentikan pertanyaannya beberapa saat.
Saat itu Saka mengaku dipaksa membalsem mata dan kemaluannya dengan balsem dan cabe kering oleh oknum polisi.
"Posisi waktu di dalam sel. Sama cabe kering ke alat kelamin. Kalau gak mau disiksa lagi," ungkap Saka.
Tak hanya itu, Saka juga mengaku diberi satu botol air kencing untuk diminum bersama terpidana lainnya.
"Air kencing satu botol besar, disuruh minum," ungkap Saka hingga membuat Otto terdiam menahan tangis.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.