Pembunuhan Vina Cirebon
Eks Napi Bongkar Penyiksaan Terpidana Kasus Vina Cirebon, Setiap Malam Dipukuli, Ucil Gak Sanggup
Seorang mantan napi membongkar penyiksaan yang dialami para terpidana Kasus Vina Cirebon di dalam penjara. Rivaldy alias Ucil sampai tak sanggup.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Putra Dewangga Candra Seta
SURYA.co.id - Seorang mantan napi membongkar penyiksaan yang dialami para terpidana Kasus Vina Cirebon di dalam penjara.
Menurut pengakuannya, para terpidana disiksa oleh polisi setiap malam.
Bahkan, Rivaldy alias Ucil sampai tak sanggup lagi menerima siksaan tersebut.
Mantan napi bernama Afifullah itu melihat dengan mata kepalanya sendiri saat para terpidana kasus Vina disiksa di dalam sel.
Sebab saat itu Afifullah sudah berada di dalam sel dan melihat para terpidana dipukuli.
Baca juga: Pitra Romadoni Pengacara Iptu Rudiana Masih Ngotot Bantah Bukti Chat Vina Cirebon: Bukan Nomornya
Bahkan Afifullah juga mengaku sempat ikut memukuli para terpidana karena terbawa emosi.
Dia mengatakan, awalnya hanya ada 7 terpidana yang dibawa ke tahanan Polres Cirebon Kota.
"Jadi pas saya udah di sana, mereka datang, tapi belum ada Ucil, anak Majasem semua," kata Afifullah dikutip dari Youtube tvOneNews, Minggu (15/9/2024).
Ia pun sempat bertanya pada penjaga soal kasus para terpidana.
Rupanya saat itu penjaga mengatakan kalau para terpidana merupakan pembunuh anak Iptu rudiana.
"Penjaga itu pun ngomong ceweknya lagi sekarat diperkosa, otomatis semua tahanan emosi, jadinya kesel," tutur dia.
Baca juga: Pantesan Dede Terpaksa Beri Kesaksian Palsu di Kasus Vina Meski Tak Diancam, Takut Lihat Sosok Ini
Menurutnya, saat itu setia malam para terpidana disiksa oleh polisi.
"Seinget saya itu mereka suruh jongkok, itu pokoknya pas udah ada Rifaldy tiap malem mereka dipukulin," ungkapnya.
Bahkan para tahanan kata dia, saat itu juga ikut memukuli para terpidana karena emosi.
"Iya lah bang (ikut mukulin), kalau tahanan lain kan mungkin karena gemes," kata dia lagi.
Namun menurut Afifullah, meski dipukuli terus menerus, para terpidana itu tetap tidak mau mengakui pembunuhan itu.
"Tapi mereka kayak mau dipukulin gimana pun, disiksa gimana pun, jawabnya Demi Allah saya gak ngelakuin, gitu terus," ungkapnya.
Menurutnya, ia juga sempat dicurhati oleh Rifaldy Ucil soal penyiksaan yang dialaminya.
"Waktu di Polres dia cerita ke saya, gak sanggup A nerima kayak gini. Karena dia mungkin sudah terlalu capek dipukulin," jelasnya.
Baca juga: Iptu Rudiana Muncul Usai Disinggung di Sidang PK Kasus Vina, Malah Bilang Begini: Ke Bang Pitra
Afifullah pun mengaku salut dengan para terpidana yang tetap kukuh tak mengaku meski dipukuli oleh para napi.
"Mungkin kalau saya jadi mereka saya tidak sanggup bang," kata dia.
Ia pun memastikan kalau kesaksiannya itu benar dan tidak dibuat-buat.
"Saya berani disumpah bagaimana pun berani, karena saya benar ada di dalam situ," ungkap dia lagi.
Sebelumnya adanya penyiksaan itu diungkapkan para terpidana pemohon PK dan mantan terpidana yang sudah bebas, Saka Tatal.
Saka yang kini bebas setelah dihukum 8 tahun penjara di kasus ini, mengaku masih ingat wajah-wajah polisi yang menyiksanya saat dia berusia 15 tahun di tahun 2016 silam.
Satu wajah yang tidak pernah dilupakan itu adalah Iptu Rudiana.
Saka mengaku dipukul pakai tangan hingga diinjak badannya oleh ayah Eky tersebut.
"Berapa kali saya lupa karena banyak yang mukul, bisa dibilang 20 orang lebih. Yakin Rudiana ikut melakukan," kata Saka Tatal.
Baca juga: Pantesan Otto Hasibuan Janggal dengan Putusan Sidang Kasus Vina Cirebon, Ada Fakta Tak Masuk Akal
Diungkapkan Saka, penyiksaan itu sudah mulai terjadi saat dia dan 8 temannya yang ditangkap anggota Iptu Rudiana masuk ke unit Narkoba Polres Cirebon Kota.
Saat itu dia tidak tahu apa-apa terkait kasus yang membuat polisi begitu berinngas.
Diakui, pemeriksaan para tersangka ini dilakukan secara terpisah.
Saat di ruang unit narkoba Polres Cirebon Kota itu, dia disetrum dan diinjak-injak.
Alat setrum kotak ada tombolnya seperti charger ponsel yang ditempekan ke seluruh bagian tubuhnya hingga merasakan kesakitan yang luar biasa.

Tak hanya itu, mata Saka bengap karena ditonjok polisi berpakaian seragam.
"Saya disuruh mengaku, katanya teman-teman kamu udah pada ngaku. Pak, saya salah apa.
Saka gak pernah melakukan apapun yang melanggar hukum," ungkap Saka.
Saat mau masuk sel, Saka juga dipukul pakai gembok. Dan ketika di dalam sel kepalanya diadu dengan teralis besi.
Selama disel itu Saka mengaku diberi makan, namun nasi yang diberikan itu dilempar ke mukanya sehingga kocar-kacir.
Setelah itu, dia disuruh memakannya tanpa menggunakan tangan, tapi pakai mulut langsung mengambil di lantai.
"Kenapa gak pakai tangan?," tanya kuasa hukum terpidana, Otto Hasibuan.
Baca juga: Makin Kuat Bukti Kasus Vina Cirebon Bukan Pembunuhan, Keluarga Korban Pasrah: Terserah Saja, Ikhlas
"Nanti disiksa lagi, saya udah gak kuat, gak bisa nahan. Yang dewasa udah mengakui," ungkap Saka sambil menangis.
Saka juga mengungkap perlakuan polisi yang menjepit tangannya pakai kursi besi hingga membuat tangannya bengkok.
Mendengar hal itu, ketua majelis hakim Arie Ferdian langsung meminta Saka maju ke depan menunjukkan kondisi tangannya yang bengkok.
"Ini dinjek pakai kursi besi, di atasnya ada orangnya," ungkap Saka.
Pengakuan Saka sempat membuat Otto Hasibuan tak tahan dan menghentikan pertanyaannya beberapa saat.
Saat itu Saka mengaku dipaksa membalsem mata dan kemaluannya dengan balsem dan cabe kering oleh oknum polisi.
"Posisi waktu di dalam sel. Sama cabe kering ke alat kelamin. Kalau gak mau disiksa lagi," ungkap Saka.
Tak hanya itu, Saka juga mengaku diberi satu botol air kencing untuk diminum bersama terpidana lainnya.
"Air kencing satu botol besar, disuruh minum," ungkap Saka hingga membuat Otto terdiam menahan tangis.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.