Berita Probolinggo

VIRAL Rumpun Bambu di Probolinggo Berdiri Kembali Setelah Roboh, Kades Minta Tidak Disalahgunakan

pepohonan bambu berada di lahan milik Santoso (35) warga setempat dan tumbang 9 bulan lalu akibat hujan deras disertai angin

Penulis: Ahsan Faradisi | Editor: Deddy Humana
surya/Ahsan Faradisi (ahsan1234)
Rumpun bambu yang berdiri kembali setelah tumbang 9 bulan lalu di Desa Tongas Wetan, Kecamatan Tongas, Kabupaten Probolinggo. 

SURYA.CO.ID, PROBOLINGGO - Kejadian aneh yaitu berdirinya kembali rumpun bambu atau barongan di Desa Tongas Wetan, Kecamatan Tongas, Kabupaten Probolinggo, membuat kaget warga setempat. Padahal rumpun bambu yang cukup tebal itu sudah ambruk akibat dihempas hujan angin sekitar 9 bulan silam.

Kejadian ganjil itu kemudian diabadikan warga. Sehingga video rumpun bambu itu viral di media sosial (medsos),  bahkan banyak warga dari desa lain berdatangan untuk menyaksikan secara langsung.

Salah seorang warga setempat, Sulistiawati (37) mengatakan, bambu barongan yang berdiri kembali itu terjadi di Dusun Ketompret, Desa Tongas Wetan.

Menurutnya, pepohonan bambu berada di lahan milik Santoso (35) warga setempat dan sudah tumbang 9 bulan lalu akibat hujan deras disertai angin.

"Saat itu pemilik bambu dibantu dengan warga memotong rumpun bambu sepanjang 9 meteran karena saat roboh sempat menutup jalan," kata Sulistiawati, Selasa (10/9/2024).

Namun, lanjut Sabtu (7/9/2024) sekitar pukul 22.30 WIB, rumpun bambu dengan diameter 3 meter itu ditemukan sudah berdiri tegak kembali. Kejadian itu membuat warga geger dan mengunggahnya di medsos.

"Saat itu saya mendengar dari rumah ada suara seperti angin dan benda jatuh. Saat ayah dan pemilik bambu melihat, rumpun bambu yang sudah tumbang 9 bulan lalu itu berdiri lagi," jelasnya.

Sementara Kepala Desa Tongas Wetan, Kasan Nurhadi membenarkan kejadian yang membuat heboh warga tersebut. Menurutnya, saat ini pihak desa masih melakukan pemeriksaan lebih intensif. 

"Kami khawatir, hal itu malah disalahgunakan dan justru membuat syirik. Agar tidak ada polemik, pihak pemilik yang juga telah berkoordinasi dengan desa membuat tulisan larangan mengambil bambu tersebut," tuturnya.

"Karena sebelumnya memang ada yang mengambil bambunya setelah viral, entah buat apa saya tidak tahu. Sehingga sekarang kami larang agar tidak mengambil bambu untuk menghindari hal-hal yang bertentangan," imbuh Kasan.

Selain itu, menurut Kasan, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan dinas terkait untuk mengetahui penyebabnya. Apakah ada fenomena alam atau memang disebabkan hal lain.

"Jadi kami masih berkoordinasi dengan pihak dinas terkait. Apakah memang ada fenomena alam atau tidak," pungkasnya. *****

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved