Berita Viral
Kisah Lengkap Tomy Bocah SD Jadi Pemulung Sepulang Sekolah di Bangkalan, Ibu Bantah Isu Eksploitasi
Inilah kisah lengkap Bustomy, bocah sekolah dasar (SD) di Bangkalan, Madura, Jawa Timur, yang viral jadi pemulung sepulang sekolah.
Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
SURYA.CO.ID - Inilah kisah lengkap Bustomy, bocah sekolah dasar (SD) di Bangkalan, Madura, Jawa Timur, yang viral jadi pemulung sepulang sekolah.
Sempat beredar narasi yang menyebut, bahwa bocah berusia 9 tahun itu diduga dipaksa orang tuanya menjadi pemulung.
Hal tersebut bermula ketika bocah bernama lengkap Yazid Al-Bustomy ini tertangkap kamera pembuat konten media sosial, dengan berpakaian lusuh sambil membawa karung.
Namun belakangan, kisah mengenai Tomy justru terkuak.
Kisah dugaan eksploitasi terhadap Bustomy oleh ayah sambungnya bermula dari perpisahan orang tua kandung Bustomy beberapa tahun silam.
Sejak saat itu Bustomy tinggal bersama ibu, Khusnul Khotimah (29) dan ayah sambungnya, Moh Saleh (40), warga Kecamatan Labang, Bangkalan, Jawa Timur.
Baca juga: Kisah Tomy Bocah SD di Bangkalan Jadi Pemulung Sepulang Sekolah, Dikenal sebagai Sosok Berprestasi
Setelah Khusnul dan Saleh menikah, mereka sempat tinggal di Kabupaten Lamongan.
Sebelum pada akhir 2021, mereka memutuskan untuk pindah ke Kabupaten Bangkalan, tepatnya di Kecamatan Labang.
Saat inilah penderitaan Bustomy dimulai.
Bustomy menderita penyakit di saluran pencernaannya sehingga harus dioperasi.
Mendengar kondisi itu, Pemerintah Bangkalan saat itu berinisiatif untuk membantu Bustomy dengan menanggung biaya operasinya.
Meski Bustomy dan keluarganya masih tercatat sebagai warga Lamongan.
Operasi yang dilakukan di RS Dr Soetomo Surabaya itu pun sukses, sehingga Bustomy bisa sembuh dan bisa beraktivitas seperti semula.
Tak sampai di situ, Pemerintah Bangkalan terus mengintervensi kelangsungan hidup Bustomy dan keluarganya, termasuk pendidikan Bustomy.
Bustomy kemudian menempuh pendidikan di salah satu sekolah dasar (SD) di Kecamatan Labang.
Awalnya, semua berjalan lancar.
Dalam kesehariannya, Bustomy menempuh pendidikan seperti anak-anak lain seusianya.
Sementara ibunya menjadi pedagang es untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, ayah sambungnya bekerja serabutan.

Namun seiring berjalannya waktu, perjalanan hidup Bustomy berubah.
Hal itu dikarenakan Bustomy diduga dipaksa oleh ayah sambungnya untuk berpura-pura menjadi pemulung demi menarik simpati dan iba dari masyarakat sekitar, sehingga memberikan uang.
Eksploitasi terhadap Bustomy ini diduga sudah terjadi sejak Bustomy berusia delapan tahun atau sudah terjadi sejak tahun 2023 lalu.
Sampai beberapa minggu belakangan, momen Bustomy sedang menggendong karung dengan pakaian lusuh diabadikan konten kreator, diunggah, dan lalu viral di media sosial Instagram.
Ibu Tak Tahu
Khusnul Khotimah mengaku tidak tahu anaknya viral di media sosial karena mengaku jarang melihat handphone dan membuka media soaial.
Dia justru seolah senang anaknya viral di media sosial dengan keadaan seperti itu.
Menurut dia, dengan begitu anaknya tidak dipandang sebelah mata oleh orang-orang.
"Kata orang-orang viral, biar semuanya tahu, bukan memandang Tomy (panggilan Bustomy) sebelah mata."
"Semuanya gak mau temenan sama Tomy, tapi saya bilang ke Tomy, gapapa nak, sekarang gak ada yang peduli sama kamu, nanti besarnya kamu jadi orang yang sukses," kata dia, dikutip dari Kompas.com, Jumat (30/8/2024).
Ia mengaku sudah melarang anaknya untuk keluar, karena setiap hendak mengais barang bekas di jalanan, Tomy selalu pamit kepadanya.
Menurut dia, meski dilarang Tomy tetap melakukan aktivitasnya memulung barang bekas.
Ia pun hanya bisa mendoakan agar anak sulungnya itu bisa mendatapkan rezeki.
"Kalau siang saya suruh tidur atau nonton TV atau main HP."
"Tapi pas saya ngeloni adiknya dia berangkat sehingga kadang ditanyain sama bapaknya kalau pulang kerja. Bapaknya kan kerja," kata dia.
Cerita tentang dugaan eksploitasi Bustomy ini dibenarkan Komandan Koramil Labang Kapten Inf Parnowo, di mana rumah orang tua Bustomy terletak di belakang markas Koramil Labang.
Menurut Parnowo, eksploitasi kepada Bustomy itu sudah diketahui oleh banyak warga sekitar.
Sebab, setiap hari, sepulang sekolah, Bustomy langsung disuruh menjadi pemulung oleh ayah sambungnya.
Namun menurutnya, Bustomy tidak benar-benar menjadi pemulung, sebab karung yang biasa digendongnya tidak ada isinya.
"Memang ketakutan anak itu sama orang tuanya."
"Sedangkan karung yang dibawa itu enggak ada isinya, jadi settingan saja itu supaya dapat iba gitu dari masyarakat, sehingga memberikan uang kepada anak ini," ujar dia.
Dia juga mengatakan, Pemkab Bangkalan meminta agar Bustomy tidak lagi disuruh menjadi pemulung agar fokus ke pendidikannya.
Namun, Saleh yang saat itu sempat menolak dengan alasan agar anaknya itu tetap membantu mencari penghasilan untuk kedua orang tuanya.
"Mau disekolahkan bahkan sampai kuliah, tapi dengan syarat saya diberi uang Rp 200.000 setiap hari karena untuk beli rokok kebutuhan saya," kata dia menirukan perkataan ayah tiri Bustomy.
Pj Bupati Bangkalan Arief M. Edie menegaskan, kondisi kedua orang tua Bustomy masih dalam keadaan sehat.
Rumahnya juga permanen, sehingga tidak ada alasan untuk tetap menyuruh anaknya menjadi pemulung.
"Makanya kami minta untuk tidak lagi mulung karena tidak pada tempatnya anak kecil itu bekerja memulung, mereka harus sekolah," kata dia.
Ikuti berita selengkapnya di Google News Surya.co.id
Mahfud MD Kritik KPK, Sebut Penangkapan Immanuel Ebenezer Bukan OTT, Ada Indikasi Pencucian Uang |
![]() |
---|
Sebelum Ceraikan Azizah Salsha, Pratama Arhan Pernah Dapat Pesan Andre Rosiade Soal Komitmen |
![]() |
---|
Rekam Jejak Asep Japar Bupati Sukabumi yang Disentil Dedi Mulyadi, Susah Dihubungi Gubernur Jabar |
![]() |
---|
Sosok Rohmat Pelaku Penculikan dan Pembunuhan Bos Bank Plat Merah, Spesialis IT dan Memata-matai |
![]() |
---|
Rekam Jejak Bambang Tri Mulyono yang Akhirnya Bebas, Dipenjara Gegara Tudingan Ijazah Palsu Jokowi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.