Berita Surabaya

Luruskan Hoaks Soal Micin, P2MI Gelar Edukasi Interaktif tentang MSG

Asosiasi Persatuan Pabrik Monosodium Glutamat & Asam Glutamat (P2MI) mengadakan edukasi mengenai Monosodium Glutamat (MSG) atau micin.

Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: irwan sy
ist
Kegiatan edukasi tentang micin yang digelar P2MI dengan menghadirkan pakar gizi dan memasak dua menu harian (Capcay Seafood & Ayam Crispy Saus Padang) yang pastinya lezat dan juga rendah garam. 

SURYA.co.id | SURABAYA – Asosiasi Persatuan Pabrik Monosodium Glutamat & Asam Glutamat (P2MI), yang terdiri atas PT Ajinomoto Indonesia, PT Ajinex International, PT Sasa Inti, dan PT Daesang Ingredients Indonesia, mengadakan edukasi mengenai Monosodium Glutamat (MSG) atau micin.

Sosialisasi berbentuk talkshow dan cooking class interaktif yang dibawakan oleh ahli gizi klinik dr Yohan Samudra SpGK AIFO-K & Chef Jordhi Aldyan, ini digelar untuk memberikan fakta dan informasi yang benar terkait MSG.

Hingga saat ini masih banyak masyarakat yang beranggapan bahwa MSG, dapat menyebabkan efek negatif pada kesehatan seperti pemicu terjadinya kelebihan berat badan (obesitas), kanker, hingga disebut sebagai penyebab kebodohan.

Padahal, Badan Pengawas Obat & Makanan (BPOM) menyatakan bahwa MSG sebagai bahan tambahan pangan (BTP) kategori penguat rasa telah diizinkan penggunaannya di Indonesia dan diatur melalui PERMENKES No. 033 Tahun 2012.

Menurut dr Yohan Samudra, MSG dengan penggunaan secukupnya sangat aman dikonsumsi, bahkan sebenarnya penggunaan MSG dalam makanan memiliki beberapa manfaat seperti membantu meningkatkan nafsu makan sehingga asupan gizi seimbang bisa lebih terpenuhi, selain itu juga sebagai strategi diet rendah garam.

“Kandungan MSG itu terdiri atas 78 persen glutamat, 12 persen natrium, dan 10 persen air, kadar natrium (garam) yang terdapat dalam MSG itu hanya 1/3 dari kadar natrium garam dapur biasa," kata dr Yohan, Kamis (29/8/2024).

Pada masakan, yang diberi sedikit MSG, dapat mengurangi asupan natrium (garam), namun cita rasa makanan hasil masakan tetap terjaga kelezatannya.

Kelebihan asupan garam dapat berpotensi meningkatkan resiko hipertensi. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hipertensi adalah faktor risiko utama untuk penyakit kardiovaskular, termasuk penyakit jantung koroner, gagal jantung, dan stroke.

"Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk selalu bisa mengontrol asupan garam harian. Hal yang paling mudah yang bisa dilakukan memang hanya mencegah, yaitu dengan mengurangi penggunaan garam dalam makanan harian yang kita konsumsi," jelas dr Yohan.

Sebagai konsumen, juga perlu pintar dalam memilih makanan atau kudapan dalam kemasan yang terdapat hidden salt.

Oleh karena itu, perlu menjadi konsumen yang cerdas dengan selalu mengecek label nutrition facts di balik kemasan.

Selain informasi edukatif dari ahli gizi klinik dr Yohan Samudra, para peserta kali ini juga diajak untuk praktek memasak 2 menu harian (Capcay Seafood & Ayam Crispy Saus Padang) yang pastinya lezat dan juga rendah garam. Sesi cooking class tersebut  dipandu oleh seorang professional chef yang merupakan alumni Master Chef Season 6, Chef Jordhi Aldyan.

“Kami berharap, melalui acara MSG (Mbahas Seputar Gizi), masyarakat dapat terinformasi mengenai fakta yang sebenarnya terkait MSG melalui pemberitaan dari rekan-rekan yang hadir," kata Satria Pinandita, Ketua Asosiasi Persatuan Pabrik Monosodium Glutamat & Asam Glutamat (P2MI).

Selain itu, masyarakat dapat terpicu untuk bisa menerapkan gaya hidup sehat dengan mengontrol asupan gula, garam, lemak (GGL), sebagaimana yang dianjurkan juga oleh Kemenkes RI.

Edukasi mengenai keamanan MSG kepada masyarakat juga turut digaungkan oleh para anggota kami di P2MI melalui berbagai aktivitas sehingga masyarakat tidak lagi merasa takut dalam menggunakan MSG.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved