Pembunuhan Vina Cirebon

Yakin Iptu Rudiana Tak Rekayasa Kasus Vina Cirebon, Eks Kabareskrim Susno Duadji: Justru Jadi Korban

Mantan Kabareskrim Susno Duadji ternyata yakin Iptu Rudiana tak mungkin merekayasa Kasus Vina Cirebon. Malah jadi korban.

kolase youtube
Iptu Rudiana dan Susno Duadji. Yakin Iptu Rudiana Tak Rekayasa Kasus Vina Cirebon, Mantan Kabareskrim Susno Duadji Sebut Justru Jadi Korban. 

SURYA.co.id - Mantan Kabareskrim Susno Duadji ternyata yakin Iptu Rudiana tak mungkin merekayasa Kasus Vina Cirebon.

Bahkan, menurut Susno, Iptu Rudiana justru korban rekayasa.

Namun demikian, Susno Duadji mengatakan bahwa timsus Mabes Polri akan memeriksa berita acara pemeriksaan atau BAP oleh Iptu Rudiana delapan tahun lalu.

Dimana dalam BAP tersebut, Iptu Rudiana merinci 11 orang pelaku dalam kasus pembunuhan Vina Cirebon.

“Mengapa keluar sampai 11 nama, kenapa Pak Rudiana membuat laporan polisi yang terinci dengan nama-nama tersebut,” ungkap Susno Duadji.

Baca juga: Iptu Rudiana Tak Terus Terang Soal Rivaldi Terpidana Kasus Vina Cirebon, Pengacara Kaget: Baru Tahu

“Apakah dia sendiri yang merekayasa atau justru terekayasa,” lanjutnya.

Susno Duadji pun meyakini bahwa Iptu Rudiana tidak merekayasa kasus Vina Cirebon ini karena sampai melibatkan kematian anaknya.

Bahkan Susno Duadji beranggapan bahwa ada dugaan Iptu Rudiana yang merupakan korban dari rekayasa kasus tersebut.

“Saya yakin bukan Pak Rudiana, tapi Pak Rudiana justru jadi korban rekayasa,” ungkapnya.

Menurut Susno Duadji, bisa saja Iptu Rudiana menjadi korban rekayasa oleh Aep dan Dede.

Apalagi hal ini didukung oleh dugaan dendam Aep kepada para terpidana yang pernah dipukuli saat digrebek.

“Untuk membalas dendam, dia jadikan orang itu sebagai tersangka, ini jangan dianggap benar, ini sebagai praduga saja,” jelas Susno Duadji.

Baca juga: Keberanian Iptu Rudiana Sumpah Pocong Malah Direspon Sinis Pengacara Pegi Setiawan: Benar Mau?

Sebelumnya, Mantan Wakapolri Oegroseno mengaku sejak awal sudah mencium rekayasa Iptu Rudiana di kasus Vina Cirebon.

Oegroseno menyebut bahwa kasus pembunuhan Vina dan Eky di Cirebon pada 2016 lalu sangat kasat mata.

Oegroseno mengatakan babwa ada rekayasa yang jelas yang terluhat dari laporan polisi saat kasus tersebut terjadi.

"Sejak awal sudah jelas peristiwa ini rekayasanya kasat mata. Mulai dari laporan polisi peristiwa tanggal 27 Agustus diubah menjadi tanggal 31," ujar Oegroseno mengutip kanal YouTube Nusantara TV.

Ia juga menyebut nama ayah Eky, Iptu Rudiana yang telaj membuat laporan peristiwa tersebut.

Oegroseno mengatakan bahwa Iptu Rudiana seharusnya tak melaporkan tentang kronologi runtut kasus Vina dan Eky itu.

Ia mengaku heran bagaimana Iptu Rudiana bisa mengetahui kronologi lengkap kasus tersebut yang ditulis di dalam laporannya.

"Tanggal 31 juga laporannya seolah ada 8 orang, padahal Iptu Rudiana pada saat itu dia tidak tahu peristiwa.

Dia tahu peristiwa dari mana? Dengar dari orang disebutkan satu persatu? Kan kita bingung di sini membaca laporan polisinya," ungkapnya.

"Seharusnya Iptu Rudiana juga melaporkan anaknya hilang, mohon dicari oleh polisi, itu sudah cukup.

Jangan diceritakan pergi ber 8 ramai-ramai, dilempari batu pakai bambu dan sebagainya, ini cerita dari mana?," lanjut Oegroseno.

Selain itu, Dalih Iptu Rudiana cuma berpangkat rendah sehingga tidak mungkin merekayasa kasus Vina Cirebon, dimentahkan mantan Wakapolri Komjen (purn) Oegroseno. 

Baca juga: Sudirman Dikhawatirkan Jadi Alat Jegal PK Terpidana Kasus Vina Cirebon, Susno Duadji: Gak Pengaruh

Sebelumnya, dalam wawancara dengan reporter Abraham Silaban, Iptu Rudiana berdalih pada 2016 dia hanya berpangkat bintara (Aiptu( yang tidak mempunyai kemampuan apa-apa, apalagi bisa mempengaruhi penyidik. 

"Apalah artinya saya yang tidak punya, tidak bisa apa-apa. Semuanya kami serahkan pada penyidik. Saya yakin dan percaya

"Dengan pangkat bintara, apakah mungkin saya bisa mempengaruhi penyidik, kejaksaan dan pengadilan. Hal yang mustahil apalagi keadaan saya yang pas-pasan. Buat hidup keluarga saja," dalihnya.

 Dalih ini kembali diungkapkan kuasa hukumnya, Mardiman Sane.

Beber Kunci agar Kasus Vina Cirebon Terang Benderang, Eks Wakapolri Minta Iptu Rudiana Lakukan Ini
Beber Kunci agar Kasus Vina Cirebon Terang Benderang, Eks Wakapolri Minta Iptu Rudiana Lakukan Ini (kolase Tribun)

Mardiman tak yakin bahwa Iptu Rudiana merupakan 'penulis skrip' skenario kasus tersebut. 

Pasalnya, kala itu tahun 2016 Rudiana hanya berpangkat Aiptu, yang menurutnya tak masuk akal mengkoordinasi segala kekuatan untuk mengaburkan kasus ini. 

"Menurut saya tidak ada (power). Kalau misalnya kita bicara skenario, Pak Rudiana menskenariokan, mau mengarahkan, mau mengkriminalisasi, katakanlah begitu, menurut saya sangat tidak masuk akal, sangat di luar nalar," ujar Mardiman dalam acara Sapa Indonesia Pagi di KompasTV yang tayang pada Senin (6/8/2024). 

Mardiman bertanya-tanya bagaimana bisa seorang Aiptu merekayasa sampai bisa mengatur para penyidik, jaksa hingga putusan hakim. 

"Saya tidak yakin seorang Aiptu Rudiana, yang pangkatnya itu cuma 'dua kelelawar' bukan perwira atau bintara. Ada teman-teman saya polisi suka bercanda, Aiptu itu singkatan dari Aku Ini Polisi Tua. Saking tidak naik-naik pangkatnya," ujar Mardiman. 

Baca juga: Sudirman Dikhawatirkan Jadi Alat Jegal PK Terpidana Kasus Vina Cirebon, Susno Duadji: Gak Pengaruh

Mardiman kemudian menyenggol nama Indra Jafar dan Adi Vivid Agustiadi Bachtiar. 

Dua sosok itu merupakan mantan Kapolres Cirebon Kota.

Karir kedua orang itu terbilang moncer yang kini sudah berpangkat bintang satu alias Brigadir Jenderal Polisi. 

"Dua kapolres pada waktu itu juga orang hebat, sama-sama sudah bintang satu, juga sekarang Pak Indra Jafar dan Pak Ade Vivid, Sama-sama sudah bintang satu sekarang," tambahnya.

Namun, dalih Iptu Rudiana itu dimentahkan Eks Wakapolri Komjen (Purn) Oegroseno  yang menyebut polisi berpangkat rendah juga memiliki peran penting di kepolisian yang sebetulnya memiliki niat tidak baik.

Oegroseno mengetahui betul ada polisi semacam ini berdasarkan pengalamannya selama 35 tahun bertugas. 

"Pengalaman saya selama 35 tahun lebih di kepolisian, kalau seorang polisi berpangkat Aiptu kemudian bisa mengendalikan kasus seperti pembunuhan Eky dan Vina ini sedemikian rupa itu, orang ini punya peranan penting dalam suatu kesatuan polres," ujarnya seperti dikutip dari Youtube @Bambang_Widjojanto. 

Ia mencontohkan, polisi berpangkat rendah itu biasanya kerap mendekati perwira menengah yang baru menjabat di suatu wilayah. 

"Siapapun kapolresnya pasti dia bisa dateng, biasanya menghadap menginap di hotel mana nih pejabat baru, dia bisa membantu 'Pak semua urusan kantor nanti kami siap. Banyak kawan kami yang sudah lama bertugas'. Ini yang perlu diwaspadai," ucapnya. 

Polisi berpangkat rendah itu, meski sudah lama bertugas, kata Oegro, sebenarnya memiliki niat yang tidak baik di satuan wilayahnya.

Polisi tersebut juga belum tentu mampu mengemban tugas secara baik. 

"Jadi, kalau ada orang yang pangkatnya masih jauh di bawah kita mengatakan dia mampu, itu sebetulnya orang yang tidak mampu dan hanya mengatakan mampu karena perbuatannya sebetulnya tidak baik," tambah Oegro. 

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved