8 Alternatif Perlengkapan Lomba Panjat Pinang Supaya Tetap Aman dan Seru!

Kerap sebabkan korban jiwa di catatan sejarah, beberapa alternatif ini bisa dicoba agar permainan panjat pinang tetap aman dan relevan di era modern.

Penulis: magang5 | Editor: Adrianus Adhi
TribunPontianak.co
Ilustrasi lomba Panjat Pinang memperingati hari kemerdekaan Indonesia 

SURYA.co.id - Panjat pinang, permainan tradisional yang selalu dinantikan setiap perayaan Hari Kemerdekaan Indonesia, ternyata memiliki sejarah yang panjang dan berliku.

Menurut pengamat sejarah dan budayawan Rianto Jiang, dalam buku Hiburan Masa Lalu dan Tradisi Lokal karya Fandy Hutari, panjat pinang berasal dari Tionghoa dan telah ada sejak zaman Dinasti Ming (1368-1644).

Permainan ini populer di wilayah selatan Tiongkok seperti Fukien, Guangdong, dan Taiwan, tetapi sempat dilarang pada masa Dinasti Qing karena kerap menimbulkan korban jiwa. Baru pada masa pendudukan Jepang di Taiwan, permainan ini diizinkan kembali.

Tradisi ini kemudian merambah ke Indonesia pada masa kolonial Belanda sekitar tahun 1930, di mana permainan ini dikenal dengan sebutan de Klimmast yang berarti memanjat tiang.

Pada masa kolonial, panjat pinang menjadi hiburan elit Belanda yang menyaksikan penduduk pribumi berlomba memanjat batang pinang licin demi hadiah-hadiah mewah seperti keju, gula, dan pakaian

Ironisnya, permainan ini juga menjadi simbol ketidakadilan, di mana orang-orang pribumi berjuang mati-matian di bawah tawa dan cemoohan para kolonial.

Setelah kemerdekaan, panjat pinang tetap jadi permainan populer pada perayaan 17 Agustus meski tak bisa dipungkiri tradisi ini juga sempat menimbulkan polemik.

Beberapa pihak mengkritik permainan ini karena dianggap mengingatkan pada era perbudakan.

Dilansir dari situs detik.com, pada HUT ke-74 RI, Pemkot Langsa, Aceh, bahkan melarang perlombaan ini untuk alasan keselamatan dan kesadaran sejarah.

Namun, banyak juga yang berpendapat bahwa tradisi ini perlu dilestarikan sebagai simbol kebersamaan dan semangat juang.

Cara Main Panjat Pinang

Dalam permainan panjat pinang, sebatang pohon pinang yang tinggi dan lurus dilumuri dengan pelumas untuk membuatnya licin. Pada puncaknya, digantungkan hadiah-hadiah menarik yang menjadi incaran para peserta.

Tim yang terdiri dari 4 hingga 11 orang akan berusaha memanjat batang pinang tersebut, dengan segala tantangan yang ada. Tentu saja, permainan ini tidak mudah dan berisiko tinggi. Tidak jarang para pemanjat tergelincir, jatuh, atau bahkan mencederai teman satu tim.

Untuk menjaga keamanan, ada beberapa aturan yang harus dipatuhi. Peserta diharuskan bertelanjang dada dan hanya mengenakan celana pendek tanpa sabuk, serta tidak diperbolehkan mengenakan alas kaki.

Perlengkapan Keselamatan

Seiring berkembangnya waktu, diperlukan juga upaya agar permainan ini tetap aman dan relevan di era modern.

Beberapa alternatif yang bisa dipertimbangkan antara lain:

  1. Helm Pelindung: Melindungi kepala peserta dari benturan saat terjatuh atau jika ada peserta lain yang jatuh dari atas.
  2. Pelindung Lutut dan Siku: Mencegah cedera pada lutut dan siku akibat benturan dengan batang pinang atau saat terjatuh.
  3. Sarung Tangan Anti-Selip: Membantu peserta mendapatkan cengkeraman yang lebih baik pada batang pinang yang licin, serta melindungi tangan dari lecet.
  4. Matras atau Bantalan di Sekitar Area Panjat: Mengurangi dampak benturan saat peserta terjatuh.
  5. Tali Pengaman (Harness): Memberikan tambahan keamanan dengan menghubungkan peserta ke tali pengaman yang terpasang di bagian atas batang pinang, mencegah peserta jatuh bebas ke tanah.
  6. Pelumas yang Lebih Aman: Mengurangi kelicinan batang pinang namun tetap menantang.
  7. Tim Medis: Menangani setiap kemungkinan cedera atau insiden yang terjadi selama perlombaan.
  8. Jaring Pengaman di Sekitar Batang Pinang: Menangkap peserta jika mereka jatuh, mengurangi risiko cedera serius.

Panjat pinang bukan hanya soal hadiah, tetapi juga tentang semangat kebersamaan dan perjuangan. Dengan penyesuaian ini, panjat pinang dapat terus menjadi bagian dari budaya Indonesia yang aman dan menginspirasi, tetap relevan untuk generasi mendatang. Semoga bermanfaat!

(Ananda Putri Noviana, Mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved