Pemkot Surabaya akan Percantik Pasar Daging Arimbi, Ada Gapura, Irigasi, Hingga Tempat Potong Hewan

SURYA.co.id | SURABAYA - Pemkot Surabaya berencana melakukan revitalisasi terhadap Pasar Daging Arimbi.

Selain menjadi pusat daging di Kota Pahlawan, kawasan ini nantinya juga bisa menjadi lokasi wisata belanja bagi warga.

Berada di Jalan Arimbi, Sidotopo, Kecamatan Semampir, Surabaya, pasar ini menjadi salah satu destinasi legendaris di Surabaya.

Sebelum mendapatkan penertiban, pedagang di pasar ini sempat tersebar hingga kawasan Pegirian.

Pada Juli lalu, Pemkot Surabaya melakukan penataan di kawasan tersebut dengan memasukkan para pedagang kembali ke pasar.

Saat ini, total ada 103 pedagang yang telah memiliki lapak di Pasar tersebut.

Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, berencana melanjutkan penataan dengan mempercantik kawasan ini, di antaranya, dengan membangun gapura di bagian depan, memasang keramik di area lapak pedagang, hingga tempat pemotongan hewan skala kecil.

"Saya ingin Pasar Daging Arimbi ini menjadi pusat daging di Surabaya. Dengan bantuan pak RW dan pedagang semua, pasar yang semula di luar, setelah kita diskusikan semuanya bisa masuk ke dalam," kata Eri dikonfirmasi di sela peninjauan di Pasar Daging Arimbi, Senin (5/8/2024)

Setelah revitalisasi selesai nantinya, waktu operasi pasar bisa semakin lama.

Harapannya, semakin banyak keuntungan yang diraih pedagang.

"Di sini nanti malah bisa buka sampai malam karena sudah ada tempat yang tersedia. Sehingga pendapat mereka terus naik," tandas mantan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya ini.

Pihaknya juga menerima aspirasi dari pedagang soal tempat pemotongan hewan yang dekat dengan pasar.

Permintaan pedagang ini menindaklanjuti rencana Pemkot Surabaya yang akan memindahkan Rumah Potong Hewan (RPH) di Pegirian, Kecamatan Semampir ke Tambak Osowilangun, Kecamatan Tandes.

Menurut Wali Kota Eri, masih memungkinkan untuk membuat tempat pemotongan hewan di dalam pasar.

Hanya untuk melayani daging di Pasar Arimbi, jumlah sapi yang disembelih hanya sekitar 50 ekor saja.

"Jadi kita siapkan tempat kecil untuk pemotongannya untuk daging yang sehari-hari. Saat ini sedang kami diskusikan lokasinya. Semoga pasar ini bisa terus jaya. Sebab, pasar ini pasar yang bersejarah. Karena itu saya tidak ingin merubah pasar ini. Maka pasar daging ini harus tetap ada sebagai ciri khasnya Surabaya," kata Eri Cahyadi.