Berita Lamongan

Printer Modern Minggir! Puluhan Tahun Warga Desa di Lamongan Ini Melukis Spanduk Manual Untuk Warung

Keberadaan para pembuat letter di Bulutengger ini tidak tergerus dengan menjamurnya produk banner dengan printer peralatan modern.

Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Deddy Humana
surya/hanif manshuri (hanif manshuri)
Proses pembuatan spanduk tulis atau letter di Desa Bulutengger, Kecamatan Sekaran, Kabupaten Lamongan, Sabtu (3/8/2024). 


SURYA.CO.ID LAMONGAN - Kadang kita melihat warung PKL dengan spanduk bergambar ikan laut berwarna-warni dengan tulisan mencolok, ketahuilah bahwa bisa jadi penjualnya adalah warga Lamongan.

Ini bukan anggapan, tetapi memang pedagang perantauan asal Lamongan seperti sudah kompak menunjukkan brand khusus lewat spanduk yang mencolok. Dan spanduk PKL yang terpampang itu, merupakan produksi lokal asal Kota Soto tersebut.

Pusatnya ada di Desa Bulutengger, Kecamatan Laren, Kabupaten Lamongan yang berjarak tempuh sekitar 30 KM arah Utara pusat pemerintahan Lamongan.

Dan di desa itu sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai perajin letter atau spanduk tulis manual untuk warung (PKL). Begitu populernya, profesi itu bertahan sejak puluhan bertahan hingga kini. Dari kerajinan letter tersebut berimbas pada kesejahteraan dan perekonomian masyarakat setempat.

Industri rumahan yang menonjolkan pemakaian cat tekstil atau cat akrilik ini biasanya digunakan di warung-warung pecel Lamongan, sari laut yang tersebar hampir di seluruh wilayah Nusantara.

Bahkan sering dijumpai di sepanjang jalan dari pedesaan hingga ke perkotaan besar dengan perpaduan warna yang mencolok namun indah.

Keberadaan para pembuat letter di Bulutengger ini tidak tergerus dengan menjamurnya produk banner dengan printer peralatan modern.

Dalam proses pembuatannya, yang pertama adalah pemilihan bahan kain, karakter huruf, komposisi warna dan peletakan gambar. Setelah itu adalah proses painting atau mewarnai dan proses akhir yakni penjahitan sebelum nantinya dikirim kepada pemesan.

Salah satu perajin spanduk letter adalah Teguh Wahono. Pria yang sejak tahun 1987 membuat spanduk letter ini merupakan salah satu maestro di bidangnya.

Hasil karyanya pun sudah dijumpai hampir di seluruh Indonesia. "Alhamdulillah, kami memang konsisten menjadi pembuat letter spanduk warung atau rumah makan masih bertahan," kata Teguh, Minggu (4/8/2024).

Dalam satu bulan, Teguh mampu membuat 7 hingga 10 spanduk letter pesanan. "Kalau lama tidaknya pengerjaan, tergantung tingkat kesulitan maupun ukuran letter oleh pemesan," ungkapnya.

Untuk harga, Teguh mulai mematok harga Rp 140.000 hingga Rp 150.000 per meternya. Sedangkan untuk full warna, ia mematok dengan harga Rp 180.000 per meternya.

Tidak hanya menonjolkan perpaduan warna dan huruf yang dituangkan di atas kain, namun gambar yang dibuat baik gambar ayam, burung, ikan bahkan daging yang siap saji, juga harus matching. "Indah dan harus segar dilihat. Bagaimana bisa menjadi menarik," ungkapnya.

Sementara Kepala Desa Bulutengger, Sumadi mengatakan, di desanya setidaknya ada 19 studio pembuatan spanduk letter dengan total sebanyak 100 warga yang menjadi perajin letter.

Sumadi mengungkapkan, dari hasil membuat spanduk letter banyak warganya yang mampu menyekolahkan anaknya ke pendidikan yang lebih tinggi. "Bahkan hingga ke jenjang sarjana S2," ungkapnya.

Halaman
12
Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved