Berita Tulungagung

Remaja Desa Bangoan Tewas Tenggelam di Aliran Sungai Brantas Wilayah Tulungagung

FPP (13) remaja warga Desa Bangoan, Kecamatan Kedungwaru, Tulungagung, tewas tenggelam di aliran Sungai Brantas

Penulis: David Yohanes | Editor: irwan sy
ist
Lokasi tenggelamnya FPP (13) di aliran Sungai Brantas wilayah Tulungagung, pada Sabtu (27/7/2024) sore kemarin. 

SURYA.co.id | TULUNGAGUNG - FPP (13) remaja warga Desa Bangoan, Kecamatan Kedungwaru, Tulungagung, tewas tenggelam di aliran Sungai Brantas desa setempat sekitar pukul 16.30 WIB, Sabtu (27/7/2024).

FPP jadi anak ketiga yang meninggal dunia karena tenggelam di Sungai Brantas Tulungagung, sejak 15 Mei 2024 lalu.

Kasi Humas Polres Tulungagung, Iptu Mujiatno, mengatakan awalnya korban mengajak temannya mencoba sepeda motor.

Namun sesampai di tepi sungai brantas, FPP mengajak temannya berenang di Sungai Brantas.

“Korban dan temannya itu lalu masuk ke aliran Sungai Brantas untuk bermain air. Tapi temannya itu lalu berenang di lokasi yang cukup dalam,” jelas Mujiatno.

Melihat temannya berenang di tempat yang cukup dalam, korban berusaha mengikutinya.

FPP yang tidak bisa berenang sempat berteriak-teriak panik minta tolong.

Kejadian ini juga sempat direkam oleh sejumlah remaja yang kebetulan sedang nongkrong di tepi Sungai Brantas.

“Sejumlah saksi yang ada di tepi Sungai Brantas sudah berusaha memberi pertolongan. Tapi saat itu jaraknya cukup jauh,” sambung Mujiatno.

Sejumlah orang berusaha memberi pertolongan, namun FPP sudah tenggelam.

Mereka kemudian menyelam dan berhasil mendapati tubuh korban.

Saat diangkat dari dalam air kondisi FPP sudah tak sadarkan diri dan lemas.

“Korban kemudian dibawa kedua saksi bersama warga sekitar ke rumah orang dianya di Dusun Ngipik, Desa Bangoan,” ujar Mujiatno.

Dari pemeriksaan tenaga kesehatan, korban dipastikan sudah meninggal dunia saat dikeluarkan dari air.

Kejadian ini lalu dilaporkan ke Polsek Kedungwaru oleh perangkat desa setempat.

Polsek Kedungwaru lalu melakukan olah TKP bersama personel Unit Inafis Satreskrim Polres Tulungagung.

Selain itu Personel Unit Inafis juga memeriksa kondisi fisik korban untuk melihat kemungkinan adanya tanda kekerasan.

“Tidak ada tanda penganiayaan di tubuh korban. Dari kondisi fisik dan para saksi, korban meninggal karena tenggelam,” tegas Mujiatno.

FPP adalah anak ketiga yang meninggal dunia karena tenggelam di Sungai Brantas selama kurang dari 3 bulan.

Sebelumnya ADS (14), remaja laki-laki asal Desa Pulotondo, Kecamatan Ngunut tenggelam saat bermain di aliran Sungai Brantas, Senin (13/5/2024) sore.

Saat itu ADS bermain di aliran Sungai Brantas Desa Pulotondo bersama 3 temannya.

Diduga karena tidak bisa berenang, ADS terbawa arus Sungai Brantas, sementara 3 temannya tidak berani menolong karena derasnya arus sungai.

ADS ditemukan dalam kondisi meninggal dunia selang beberapa hari.

Lalu MNC (17) remaja laki-laki asal Desa Pucunglor, Kecamatan Ngantru yang hanyut di Sungai Brantas pada Jumat (12/7/2024) sekitar pukul 17.00 WIB.

Kala itu korban bersama sejumlah temannya menikmati sore di tepi Sungai Brantas Desa Pucunglor.

Namun teman-temannya memutuskan untuk mandi di aliran sungai.

Awalnya korban masih melihat teman-temannya bermain di aliran Sungai Brantas.

Korban akhirnya tertarik untuk ikut menyusul teman-temannya.

Namun ternyata korban tidak bisa berenang sehingga terbawa arus sungai dan tewas tenggelam.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved