Berita Lamongan

Setahun Terakhir Kemiskinan di Lamongan Baru Turun 0,26 Persen, BPS Sebut Ada Faktor Cuaca

Bagyo menambahkan, garis kemiskinan di Kabupaten Lamongan pada bulan Maret 2024 sebesar Rp 524.636 per kapita per bulan.

Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Deddy Humana
surya/hanif manshuri (hanif manshuri)
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Lamongan, Bagyo Trilaksono memaparkan Profil Kemiskinan per Maret 2024 di Guest House Lamongan, Rabu (24/7/2024). 


SURYA.CO.ID LAMONGAN - Angka kemiskinan Kabupaten Lamongan di bulan Maret 2024 mengalami penurunan menjadi 12,16 persen. Angka tersebut turun sebesar 0,26 persen dibandingkan Maret 2023 sebesar 12,42 persen.

Trend penurunan angka kemiskinan di Lamongan itu diungkapkan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Lamongan, Bagyo Trilaksono dalam paparan Profil Kemiskinan Maret 2024 Kabupaten Lamongan di Guest House Lamongan, Rabu (24/7/2024).

Bagyo menambahkan, garis kemiskinan di Kabupaten Lamongan pada bulan Maret 2024 sebesar Rp 524.636 per kapita per bulan. Angka ini mengalami peningkatan sebesar Rp 42.667 per kapita per bulan atau naik sebesar 8,85 persen, bila dibandingkan kondisi bulan Maret 2023 yang sebesar Rp 481.969.

Dengan kata lain, jumlah penduduk miskin dengan pengeluaran di bawah Rp 524.636 per Maret 2024 mencapai 146,98 ribu jiwa. Jumlah ini berkurang sebesar 2,96 ribu jiwa, dibandingkan Maret 2023 yang sebesar 149,94 ribu jiwa.

“Kita jangan hanya melihat penurunannya karena mempertahankan masyarakat yang berada di garis atas atau istilahnya rentan miskin agar tidak berada di garis kemiskinan itu juga merupakan sebuah capaian, karena memerlukan effort yang besar” ungkapnya.

Selain itu, kata Bagyo, kemiskinan terjadi karena adanya banyak dimensi baik secara internal maupun eksternal. Sedangkan di triwulan pertama tahun 2024, kemiskinan di Lamongan dipengaruhi cuaca ekstrem yang mengakibatkan mayoritas petani tidak punya pendapatan.

Berdasarkan data survey BPS Lamongan, garis kemiskinan di Lamongan 63 persen didominasi oleh faktor pengeluaran rumah tangga berupa makanan. Dan 37 persen lainnya berasal dari faktor non makanan.

Sedangkan pengeluaran terbagi menjadi tiga kategori, pengeluaran produk sendiri (beban belanja berasal dari kebun, sawah, dan lainnya untuk dikonsumsi sehari-hari), pengeluaran belanja, dan pengeluaran transfer (bantuan pemerintah, swasta, dan lainnya).

Untuk pengentasan angka kemiskinan tersebut, Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi berkomitmen memasifkan pencukupan kebutuhan pokok masyarakat. Mulai dari penyaluran bantuan pangan, hingga menggalakkan penanaman tanaman obat keluarga (TOGA). “Fokusnya nanti pada makanan tadi, kita gerakkan pertanian, maksudnya tanaman keluarga dan lainnya," kata Yuhronur.

Ditambahkan, bahwa ketahanan pangan juga memberikan stimulan yang sekiranya bisa menggiatkan tanaman keluarga sebagai bagian dari upaya penurunan kemiskinan.

Yuhronur optimistis mencapai target 2025 satu digit angka kemiskinan. Komitmen ini dibuktikan melalui 11 program prioritas di antaranya Lamongan sehat, pendidikan berkualitas dan gratis bagi masyarakat kurang sejahtera (Perintis), Lumbung Pangan Lamongan, Yakin Semua Sejahtera (YES), hingga lainnya yang turut berkontribusi pengentasan kemiskinan. ******

 

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved