Survey Cawali Surabaya Impian Milenial, Elektabilitas Cak Eri Ungguli Popularitas Ahmad Dhani

SURYA.CO.ID, KOTA SURABAYA- Organisasi penulis 'Writerhood' ikut memberikan perhatian kepada dinamika politik di Surabaya. Menyelenggarakan jejak pendapat hingga diskusi politik, Writerhood memotret keinginan anak muda di momentum Pilkada tahun ini

Berlangsung di Hedon Estate Surabaya, Kamis (18/07/2024),  acara diskusi bertajuk "Menakar Peluang Milenial Memimpin Surabaya" tersebut juga dirangkai dengan penyampaian hasil survei lembaga tersebut.

"Ini menjadi topik yang sangat relevan mengingat dinamika politik di Surabaya yang terus berkembang," kata Direktur Writerhood The Agent, Faizal Falakki dikonfirmasi di sela acara tersebut.

Survei tersebut digelar pada 1-6 Juli 2024 dengan menyasar 400 responden berusia 17-41 tahun (generasi Milenial). Menggunakan multi stage random sampling, tingkat kepercayaan survei tersebut mencapai 95 persen dengan margin of error sekitar ± 5 persen.

Hasilnya, beberapa nama politisi muda berada di deretan teratas pada aspek keterkenalan (popularitas) maupun keterpilihan (elektabilitas). Tak sedikit pula, beberapa tokoh senior di antaranya.

Dari sisi popularitas, nama politisi Gerindra sekaligus musisi nasional Ahmad Dhani Prasetyo menjadi teratas dengan mendapat 98 persen. Nyaris seluruh responden mengenal politisi Gerindra yang pada pemilu 2024 ini lolos ke DPR RI melalui daerah pemilihan (dapil) Jatim 1 (Surabaya - Sidoarjo).

Ahmad Dhani berada di atas nama Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi (96,8 persen), Wakil Wali Kota Surabaya saat ini, Armuji (95,5 persen), mantan Kapolda Jatim, Machfud Arifin (74,2 persen), Ketua relawan Pro-Jokowi (Projo) Jawa Timur, Bayu Airlangga (43,8 persen).

Juga Ketua Gerindra Surabaya, Cahyo Harjo Prakoso (32,2 persen), politisi PDIP, Fuad Bernardi (31,8 persen), Hadi Dediyansyah (31,5 persen), hingga beberapa tokoh lainnya.

Dari sisi elektabilitas, nama Eri Cahyadi justru masih memimpin dengan mendapatkan 32,5 persen. Di bawahnya, ada nama Ahmad Dhani (10,2 persen), Mahfud Arifin (8,5 persen), Armuji (7,8 persen), Bayu Airlangga (5,7 persen), dan beberapa tokoh lain di bawah 5 persen.

Tingginya elektabilitas Cak Eri juga sebanding dengan tingkat kepuasan masyarakat Surabaya yang mencapai 78, persen. Kemudian pertimbangan memilih Wali Kota Surabaya yang didasarkan pada program kerja (65,3 persen) dan track record (17 persen).

Bagi Writerhood, diskusi tersebut bertujuan mengupas keinginan Mililenial yang tercermin dalam survey ini. "Kami ingin mengeksplorasi lebih dalam peluang, tantangan, serta strategi yang dapat dilakukan kaum milenial untuk mengambil peran kepimpinan di Surabaya," kata pria yang akrab disapa Ical ini.

Melihat hasil survey tersebut, pengamat Politik Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Mochtar W Oetomo, menilai Surabaya membutuhkan sosok yang memahami dinamika politik di kalangan milenial. Bukan hanya soal umur, namun lebih kepada program yang disiapkan.

Menurut Mochtar, Surabaya saat ini berusaha menerjemahkan keinginan milenial melalui berbagai program. "Namun jangan berpikir Surabaya berjalan seperti biasanya. Sebab zaman sudah berjalan cepat dan berkharakter millenial," kata Mochtar yang juga menjadi narasumber.

Menuju masa pemungutan suara yang masih berlangsung November 2024 mendatang, Mochtar menilai segala kemungkinan bisa terjadi. "Kandidat yang hari ini memimpin(perolehan survey belum aman. Apalagi, tingkat elektabilitas yang masing-masing masih di bawah 50 persen," tandasnya.

Politisi PDI Perjuangan, Achmad Hidayat yang turut menjadi narasumber menjelaskan optimismenya. "Tingginya tingkat kepuasan masyarakat di survey tersebut semakin menguatkan semangat kami dalam memenangkan pasangan Eri-Armuji," kata Achmad yang merupakan Wakil Sekretaris DPC PDIP Surabaya ini.

"Sehingga, fokus kami saat ini bukan sekadar berbicara pencalonan saja, namun bagaimana kami menjawab keinginan anak-anak muda ini. Selama ini, Pemkot Surabaya telah banyak memberikan perhatian pada pendidikan, kesehatan khususnya stunting, hingga pengentasan angka pengangguran," kata politisi partai pengusung Eri-Armuji tersebut.

Politisi muda Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Erick Komala menilai Surabaya membutuhkan pemimpin yang memiliki akselerasi. Sekalipun saat ini proses pembangunan telah berjalan, namun ada masukan dari berbagai lapisan masyarakat soal percepatan.

Erick lebih menekankan pada pendidikan politik bagi millenial sehingga bisa memilih pemimpin dengan tepat. "Millenial perlu ruang, dan pengetahuan politik. Mereka butuh sosialisasi sehingga bisa memilih pemimpin yang tepat," beber anggota DPRD Jatim terpilih ini.

Menanggapi kontestasi Pilwali Kota Surabaya menurutnya masih sangat dinamis, ia menilai semua masih berpeluang. "Tidak menutup kemungkinan ada calon baru yang langsung merangkak ke atas, ini bukan soal kepuasan masyarakat," beber Erick.

Anggota DPRD Jatim dari Fraksi Gerindra, Hadi Dediansyah menjelaskan sejumlah program yang disiapkan apabila dicalonkan partainya dalam kontestasi tahun ini. Di antaranya, pendidikan hingga perguruan tinggi, perbanyak rekrutmen ASN, hingga program kesehatan.

"Surabaya ini kota besar yang secara geografis 2045 akan jadi perhatian internasional. Apalagi saat ibu kota pindah ke Kaltim. Surabaya akan jadi pintu gerbang dan transit," beber Cak Dedi.

Menurutnya, banyak potensi yang bisa dikembangkan untuk bisa dinikmati arek-arek Suroboyo. "Saya ingin terobosan baru. Jika terpilih dan tidak akan meninggalkan organnya Eri - Armuji. Tetapi semuanya masih dinamis," tegasnya. *****