SURYA Kampus

Perjuangan Anak Petani Singkong Bisa Kuliah Gratis di UGM, Cita-cita Terinspirasi dari Najwa Shihab

Seorang anak petani singkong berhasil kuliah di UGM Yogyakarta secara gratis. Ini sosok dan kisahnya.

|
Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
Kompas.com
Anak petani singkong yang diterima di UGM Yogyakarta 

SURYA.CO.ID - Moses Patibang tak pernah menyangka dirinya yang hanya anak petani singkong bisa kuliah di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. 

Selain kuliah, Moses juga mendapatkan beasiswa penuh selama kuliah. 

Keberhasilan Moses ini menjadi prestasi juga bagi sekolahnya, SMA Negeri (SMAN) 3 Toraja. 

Moses menjadi satu-satunya alumnus SMAN 3 Toraja tahun 2024 yang diterima di UGM melalui jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) 2024.

Impian Sejak SMP

Kuliah di UGM sudah menjadi impian Moses sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP). 

Untuk mewujudkan impiannya, anak bungsu dari tiga bersaudara ini mati-matian mempertahankan nilai dan prestasinya sejak duduk di bangku SMA.

Selama 3 tahun di bangku SMA, ia selalu mendapat peringkat 5 besar di sekolah.

Baca juga: Kisah Lengkap Vita Azahra, Anak Tukang Pijat Gagal PPDB hingga Sekolah Dibiayai Wali Kota Semarang

Terinspirasi Najwa Shihab

Perjuangan anak bungsu dari tiga bersaudara asal Tana Toraja ini pun tak sia-sia.

Ia diterima kuliah di Program Studi Ilmu Komunikasi UGM.

Namanya juga terdaftar sebagai calon mahasiswa penerima KIP Kuliah.

Bahkan saat registrasi, ia mendapat subsidi UKT (Uang Kuliah Tunggal) 100 persen.

Alasan utama Moses mengambil jurusan Ilmu Komunikasi, lantaran terinspirasi dari idolanya, Najwa Shihab. 

"Saya ingin memiliki kemampuan berbicara di depan publik yang baik seperti Najwa Shihab dan kalau sudah lulus kelak saya bercita-cita ingin menjadi dosen," harapnya.

Setelah Moses kuliah di UGM, Natan akan hidup seorang diri.

Ayah Terharu

Keberhasilan Moses ini momen membanggakan sekaligus mengharukan bagi sang ayah, Natan Kapitong (55).

Apalagi Moses bisa kuliah di UGM tanpa dipungut biaya alias gratis.

Pria yang sehari-hari menjadi petani singkong dan tukang ojek panggilan ini tak pernah menyangkan anak ketiganya bisa kuliah.

Mengingat, selama ini hidup mereka sangat jauh dari kata cukup.

Dalam lima tahun terakhir, Natan menjadi orangtua tunggal dan menghidupi ketiga anaknya.

Untuk hidup sehari-hari, Natan mengandalkan penghasilan dengan jumlah rata-rata penghasilan kurang dari Rp 500.000 per bulan.

Sempat Diminta Menunda Kuliah

Keluarga Natan tinggal di rumah kayu yang jauh dari kota dan pemukiman warga, di Kecamatan Mengkendek, Kabupaten Tana Toraja.

Untuk menuju rumahnya, hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki melewati jalan setapak berbatu yang licin.

Akses jalan juga hampir tanpa penerangan, dan berlumpur di tengah hutan kecil.

Untuk membiayai kehidupannya dan anak-anaknya, Natan masih harus dibantu anak pertamanya yang bekerja sebagai buruh bangunan di Papua dan membantu bayar biaya kuliah anak keduanya di salah satu universitas swasta di Toraja.

Keterbatasan ekonomi menjadi alasan Natan untuk meminta Moses agar menunda keinginan melanjutkan ke bangku kuliah.

Kalau pun terpaksa, ia meminta untuk memilih kampus yang tidak jauh dari Toraja.

Akan tetapi, Moses terus bersikeras dan meyakinkan dirinya jika pilihan kuliah di UGM harus terwujud demi masa depannya kelak.

Natan pun melunak, saat tahu Moses mendaftar lewat jalur Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP) 2024.

Yang dilakukannya hanyalah berdoa untuk kelulusan sang anak tercinta.

Sampai tibalah pada 26 Maret 2024 silam. Moses menghadiri suatu acara ibadah di gereja.

Perasaan Moses mulai campur aduk ketika akan membuka pengumuman SNBP di ponselnya.

Sambil berlari dan teriak sekeras-kerasnya, seperti ingin mengabarkan siapa saja kabar baiknya.

"Puji Tuhan, saya lulus UGM. Saya lulus UGM!"

Begitu haru dan senangnya, hingga membuat seluruh jemaat dan sang Pendeta ikut bahagia karena berita baik Moses hari itu.

Dia juga berharap, semoga UGM dapat selalu memberi kemudahan dan bantuan kepada Moses selama menempuh kuliah.

Natan juga berharap Moses dapat tepat waktu menyelesaikan kuliah di UGM, belajar yang tekun, dan sebuah kebanggaan jika anaknya mampu menjadi contoh bagi masyarakat.

Selama nanti menuntut ilmu di UGM, Natan berpesan agar Moses yang akan berangkat meninggalkan Toraja untuk selalu ingat dan mengandalkan Tuhan dalam setiap aktivitasnya kelak.

"Moses tidak akan berada di titik ini tanpa campur tangan Tuhan," ungkapnya.

>>>Update berita terkini di Googlenews Surya.co.id

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved