Berita Tulungagung

Besok Hari Terakhir PKL Bisa Jualan di Jalan Basuki Rahmat dan A Yani Timur Tulungagung

Satpol PP Tulungagung mematangkan rencana sterilisasi Jalan Basuki Rahmat dan Jalan A Yani Timur dari pedagang kaki lima (PKL).

Penulis: David Yohanes | Editor: irwan sy
david yohanes/surya.co.id
Suasana Jalan A Yani Timur Tulungagung tepatnya di depan SDN 4 Kampungdalem. Satpol PP Tulungagung mematangkan rencana sterilisasi Jalan Basuki Rahmat dan Jalan A Yani Timur dari pedagang kaki lima (PKL). 

SURYA.co.id | TULUNGAGUNG - Satpol PP Tulungagung mematangkan rencana sterilisasi Jalan Basuki Rahmat dan Jalan A Yani Timur dari pedagang kaki lima (PKL).

Pedagang di kedua ruas jalan di tengah kota ini diberi waktu sampai Selasa (2/7/2024) untuk berjualan, dan selanjutnya kedua jalan ini wajib bersih dari PKL pada Rabu (3/7/2024), selama 24 jam.

“Kami akan menempatkan personel di kedua ruas jalan ini. Kami juga melibatkan kepolisian, TNI dan Dishub,” jelas Kepala Satpol PP Tulungagung, Sony Welly Ahmadi, Senin (1/7/2024).

Lanjutnya, sterilisasi di kedua ruas jalan ini bagian dari penataan lalu lintas.

Sebelumnya sudah banyak keluhan masyarakat terkait kondisi kedua jalan ini, terutama di saat pulang sekolah.

Jalan Basuki Rahmat macet parah setiap kali SMPN 1 Tulungagung selesai pembelajaran, sementara Jalan A Yani Timur di saat SDN 4 Kampungdalem selesai pembelajaran.

Kendaraan orang tua siswa yang menjemput tidak bisa parkir, karena kantong parkir dipakai PKL.

Sementara di Jalan A Yani Timur, kantong parkir ada di selatan jalan, sementara di sisi utara jalan dipakai PKL.

Saat bubar sekolah, kondisi lalu lintas semrawut parah karena orang tua siswa parkir di utara jalan, saling himpit dengan para PKL.

“Kami lakukan pelarangan sekaligus penataan. Kedua jalan itu jalur tertib lalu lintas sekaligus bebas PKL,” sambung Sony.

Sebelumnya Satpol PP sudah melakukan sosialisasi kepada semua PKL.

Total mereka ada 35 pedagang, baik di jalan Basuki Rahmat dan A Yani Timur, yang berjualan pagi hingga malam hari.

Pemkab Tulungagung tidak menyediakan lahan untuk relokasi semua PKL itu.

“Mereka bisa berjualan di tempat lain, namun wajib mengacu pada Perda. Tidak boleh berjualan di atas trotoar dan tidak boleh berjualan di bahu jalan,” tegas Sony.

Sebagai alternatif, para PKL bisa berjualan di kawasan wisata kuliner Pinka (Pinggir Kali) sisi timur Sungai Ngrowo, atau mereka bisa bergabung dengan para PKL lain di GOR Lembupeteng.

Untuk para PKL yang berjualan malam, bisa memanfaatkan kawasan Pasar Wage.

“Untuk yang malam, kawasan Pasar Wage masih ditoleransi karena di sana jalurnya sepi,” sambung Sony.

Masih menurut Sony, penertiban dua ruas jalan ini masih tahap awal.

Nantinya akan dilakukan penertiban di ruas jalan lainnya, yang saat ini ditempati PKL.

Saat ini juga sedang dilakukan penertiban para PKL di Car Free Day (CFD), kawasan lingkar Alun-Alun Tulungagung.

CFD yang diadakan setiap Minggu pagi dinilai sudah tidak kondusif, karena terlalu banyak PKL.

Bahkan Sony menyebut, jumlah PKL sudah terlalu berlebih karena bukan hanya dari Tulungagung, tapi juga dari luar Tulungagung.

Karena itu perlu ada penataan dan dicari solusi agar CFD Tulungagung bisa kembali tertib.

“Masih dibahas sama Dinas Perhubungan, kami juga terlibat. Tapi ini kegiatan berbeda, bukan satu rangkaian,” pungkas Sony.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved