Ibadah Haji 2024

Jemaah Haji Indonesia Diingatkan untuk Tawaf Wada Sebelum Pulang ke Tanah Air

Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) mengingatkan jemaah yang akan kembali ke Tanah Air agar melakukan Tawaf Wada sebelum pulang

Penulis: M Taufik | Editor: Fatkhul Alami
Surabaya.tribunnews.com/M Taufik
Jemaah haji Indonesia saat hendak terbang untuk kembali pulang ke tanah air setelah menyelesikan semua rangkaian ibadah haji di tanah suci. 

SURYA.co.id | MAKKAH - Sebagian jemaah haji sudah kembali pulang ke Indonesia setelah menjalani serangkaian ibadah di tanah suci. Secara bertahap, fase pemulangan terus berjalan.

Di sela pelayanan pemulangan jemaah, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) mengingatkan jemaah yang akan kembali ke Tanah Air agar menuntaskan semua ibadah. Termasuk melakukan Tawaf Wada sebelum pulang.

“Tawaf Wada adalah tawaf perpisahan yang dilakukan sebelum jemaah haji meninggalkan Kota Makkah,” terang Anggota Media Center Kementerian Agama, Widi Dwinanda.

Bagi jemaah haji lansia dan risiko tinggi (risti) dianjurkan melakukan Tawaf Wada dengan menggunakan kursi roda atau skuter matik jika kondisi di sekitar Kakbah penuh sesak.

Mengutip penjelasan dari buku Tuntunan Manasik Haji yang diterbitkan Kementerian Agama, Widi menjelaskan, jemaah haji lemah dan sakit yang benar-benar tidak mampu melakukan Tawaf Wada dapat mengambil pendapat Imam Malik yang mengatakan hukum Tawaf Wada adalah sunah dan bagi orang sakit atau uzur yang meninggalkan Tawaf Wada tidak dikenakan dam.

Widi berpesan, sebelum pulang ke Tanah Air, jemaah agar mempersiapkan diri sebaik mungkin dengan menjaga kesehatan tubuh.

“Jemaah haji lemah, lansia dan risti sebaiknya tidak memburu ibadah-ibadah sunah yang membutuhkan tenaga ekstra paska mabit di Mina, seperti dengan selalu datang untuk salat berjamaah di masjidil haram, melakukan umrah sunah, atau melakukan tawaf sunah berulang-ulang,” pesannya.

Jemaah haji Indonesia bisa melakukan tanazul atau pengajuan pulang lebih cepat dari jadwal yang seharusnya. Atau pengajuan pengunduran waktu pulang dari jadwal seharusnya.

Dalam program tanazul ini, PPIH memberikan prioritas kepada jemaah lansia, terutama jemaah lansia risiko tinggi untuk dapat pulang ke Tanah Air lebih awal dari jadwal yang telah ditetapkan sebelumnya.

“Ada dua cara pengajuan Tanazul. Pertama, PPIH kloter atau PPIH Arab Saudi bisa menyampaikan beberapa nama jemaah haji yang akan ditanazulkan,” kata Anggota Media Center Kementerian Agama, Widi Dwinanda.

Hal ini berdasarkan informasi dari tenaga kesehatan bahwa jemaah dimaksud harus dipulangkan sesegera mungkin oleh karena kondisi kesehatan yang butuh penanganan intensif di Tanah Air.

"Kedua, jemaah haji bisa mengajukan secara tertulis kepada bagian pemulangan di PPIH Daker Makkah maupuh Madinah dengan mencantumkan alasan tanazulnya," sambungnya.

Selanjutnya, PPIH akan memverifikasi alasan yang diajukan, apakah cukup dijadikan sebagai dasar jemaah dimaksud dapat ditanazulkan atau tidak.

Seiring cuaca Makkah yang cukup panas, PPIH mengimbau jemaah haji untuk ibadah dan salat fardlu di masjid-masjid yang ada di hotel atau sekitar hotel.

"Bagi jemaah yang akan kembali ke Tanah Air agar dapat bersiap sebaik mungkin, khususnya menjaga kondisi kesehatan tetap terjaga dengan makan yang teratur, menjaga asupan nutrisi dan istirahat yang cukup," lanjutnya.

Senin, 24 Juni kemarin terdapat 21 kelompok terbang, dengan jumlah jemaah haji sebanyak 8.297 orang. Mereka telah dan akan diterbangkan ke Tanah Air.

Berdasarkan data dari Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (SISKOHAT) pukul 07.46 WIB, jemaah haji Indonesia yang wafat berjumlah 234 orang.

Dari Trenggalek dan madiun dilaporkan, ada jemaah asal kedua daerah tersebut meninggal di tanah suci.

Seorang jemaah haji asal Trenggalek meninggal dunia di Mekkah, Senin (24/6). Jemaah haji tersebut bernama Dul Sangit (71) warga Dusun Kebon, Desa Wonorejo, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek.

Kasi Penyelenggaran Ibadah Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Trenggalek, Agus Prayitno menuturkan Dul Sangit meninggal dunia di hotel di Mekkah.

Diketahui Dul Sangit memang mempunyai penyakit bawaan yaitu sesak nafas dan anemia. Selama menunaikan ibadah haji ia selalu didampingi sang istri.

"Meninggalnya di hotel, sejak kemarin lusa sudah merasa sesak nafas lalu diobati sama dokter, jadi sudah rawat jalan mulai dua hari yang lalu," ucapnya.

Selain itu, Agus menduga, Dul Sangit juga kelelahan karena baru saja menunaikan puncak haji yaitu Armuzna (Arafah, Muzdalifah, dan Mina) yang dilanjutkan tawaf ifadah.

"Mungkin ya kecepakan di tambah ada penyakit bawaan," lanjutnya.

Agus memastikan Dul Sangit sudah merampungkan seluruh rukun wajib haji, mulai dari wukuf, tawaf, hingga sai.

"Jadi semua rukun wajib sudah terlaksana, sudah sempurna, insyaallah," tegasnya.

Jenazah Dul Sangit telah dimakamkan di Mekkah. Hal ini sesuai dengan peraturan Pemerintah Saudi Arabia yang memerintahkan semua jamaah haji yang meninggal dunia di Mina atau Mekkah maka akan dimakamkan di Mekkah.

Jemaah haji asal Trenggalek sendiri tinggal menunggu kepulangan ke tanah air pada 19 Juli.

"Jadi saat ini tinggal rutinitas salat jemaah dan ibadah sunnah lainnya," ucapnya.

Dul Sangit merupakan jemaah haji asal Trenggalek ketiga yang meninggal dunia di tanah suci.

Sedangkan jemaah haji asal Kabupaten Madiun yang meninggal, yakni Sugiyanti (70), asal Desa Mojopurno, Kecamatan Wungu.

Almarhumah yang merupakan seorang pensiunan ASN tersebut, meninggal dunia, Sabtu malam (22/6/) sekitar pukul 19.40 waktu arab saudi.

Plt Kasi PHU Kemenag Kabupaten Madiun Imron Rofi’i memaparkan, Sugiyanti meninggal di Rumah Sakit An-Noor Makkah .

“Almarhumah masuk dalam kategori jamaah haji dengan resiko tinggi, yang mengalami kelelahan pasca menjalankan puncak ibadah haji atau Armuzna,” ujar Imron, Senin (24/6).

Menurutnya, Sugiyanti tergabung dalam kloter 16. Almarhumah berangkat haji sendiri, dan tidak didampingi oleh keluarganya.

“Jenazah sudah dimakamkan habis sholat subuh, pemakamannya di Suroya Minggu (23/6,” tandasnya.

Dengan meninggalnya Sugiyanti, sudah ada 2 jemaah haji asal Kabupaten Madiun yang meninggal dunia.

Sebelumnya, salah satu jemaah haji asal Desa Sukolilo, Kecamatan Jiwan,Sastrowiryo, meninggal dunia pada Jum'at 17 Mei silam.

Sementara, pemerintah Arab Saudi telah mengumumkan kuota haji 1446 H/2025 M bagi negara-negara pengirim jemaah. Indonesia kembali mendapat kuota sebanyak 221.000 jemaah haji.

Pengumuman itu sangat cepat. Disampaikan pada Malam Tasyakuran Penutupan Penyelenggaraan Ibadah Haji 1445 H dan Pemberian Kuota 1446 H di Makkah yang diselenggarakan oleh Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi, 19 Juni 2024 kemarin.

Sesuai pengumuman dan surat resmi yang disampaikan Menteri Haji dan Umrah Tawfiq F Al Rabiah melalui Wakil Kementerian Bidang Urusan Haji 'Ayed Al Ghuwainim, kepada Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, kuota haji Indonesia tahun depan masih sama, 221.000 jemaah.

Karena pengumuman kuotanya cepat, persiapan pun semakin cepat.

“Bersamaan pengumuman kuota, Kementerian Haji dan Umrah juga mengumumkan jadwal dan tahapan persiapan penyelenggaraan ibadah haji 1446 H/2025 M,” kata Nasurullah Jasam, Konsul Haji pada Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah, Senin (25/6).

Menurut Nasrullah, hal sama telah dilakukan oleh Menteri Tawfiq F Al Rabiah pada tahun 2023. Kementerian Haji dan Umrah juga mengumumkan kuota dan tahapan persiapan penyelenggaraan ibadah haji lebih awal, sejak 12 Zulhijjah 1444 H.

“Saya kira ini tradisi baik. Kepastian kuota dan tahapan haji diumumkan lebih awal sehingga proses persiapan juga bisa dilakukan lebih cepat,” sebut Nasrullah.

Seperti yang terjadi pada musim haji tahun ini, sebutnya. dengan persiapan yang lebih awal, penyelenggaraan ibadah haji berjalan dengan lebih baik.

Saat ini, operasional penyelenggaraan ibadah haji 1445 H/2024 M memasuki tahap pemulangan jemaah haji.
Sejak 22 Juni 2024, secara bertahap jemaah haji Indonesia yang berangkat pada gelombang I pulang ke Tanah Air melalui Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah. Proses ini akan berlangsung hingga 3 Juli.

Sementara jemaah haji yang berangkat pada gelombang II akan mulai pulang ke Tanah Air pada 4 Juli 2024 dari Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah. Jemaah haji Indonesia kelompok terbang (kloter) terakhir akan pulang ke Tanah Air pada 21 Juli. (ufi/can/bri)

Sumber: Surya Cetak
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved