Berita Banyuwangi

150 Ribu Ton Beras Impor akan Masuk ke Pelabuhan Tanjungwangi Banyuwangi Hingga Akhir 2024

Sebanyak 150 ribu ton beras impor dari beberapa negara akan masuk Pelabuhan Tanjungwangi Banyuwangi hingga akhir 2024.

Penulis: Aflahul Abidin | Editor: irwan sy
surya.co.id/aflahul abidin
Ilustrasi - Bongkar muat beras impor di Pelabuhan Tanjungwangi, Banyuwangi. 

SURYA.co.id | BANYUWANGI - Sebanyak 150 ribu ton beras impor dari beberapa negara akan masuk Pelabuhan Tanjungwangi Banyuwangi hingga akhir 2024.

Selain untuk stok di Banyuwangi, beras impor juga untuk menyuplai daerah-daerah defisit beras di Indonesia.

Pimpinan Cabang Bulog Banyuwangi, Dwiana Puspita, menjelaskan jumlah 150 ribu ton itu berasal dari persetujuan impor yang dikeluarkan Menteri Perdagangan untuk masuk ke Pelabuhan Tanjungwangi.

"Itu total untuk 2024. Dan kedatangannya nanti akan bertahap," kata Dwiana, Sabtu (22/6/2024).

Jumlah beras impor yang telah masuk ke Banyuwangi via Pelabuhan Tanjungwangi pada 2024 telah mencapai 61,5 ribu ton.

Saat ini, proses bongkar beras impor juga tengah berlangsung.

"Untuk akhir Mei hingga Juni ini, ada empat kapal. Masing-masing 6 ribu ton, setelah itu 15 ribu ton, dan nanti setelahnya 7 ribu ton," sambung dia.

Beras impor yang masuk ke Banyuwangi berasal dari beberapa negara. Mulai dari Vietnam, Thailand, hingga Pakistan.

Kedatangan beras dari Pakistan ke Banyuwangi merupakan hal baru.

Sebelumnya, kebanyakan beras impor yang dikirim ke Pelabuhan Tanjungwangi hanya berasal dari Thailand dan Vietnam.

"Untuk banyuwangi, mungkin beras impor dari Pakistan ini yang pertama. Tapi untuk pelabuhan lain, sudah sering datang beras impor dari negara tersebut," ujarnya.

Meski demikian, Dwiana menjelaskan, jumlah beras impor yang akan masuk mungkin saja berbeda dengan jumlah yang ditentukan berdasarkan persetujuan Kemendag.

Hal tersebut akan ditentukan oleh kondisi riil di lapangan.

"Beras-beras impor yang datang ke Banyuwangi sebagian diperuntukkan untuk menyuplai daerah defisit," sambungnya.

Daerah defisit yang dimaksud antara lain Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat.

Proses pengiriman beras ke daerah defisit juga terus berlangsung.

Saat ini, proses pengiriman beras impor diberlakukan untuk stok yang ada di gudang Bulog Banyuwangi.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved