Berita Lumajang

Ratusan Mahasiswa di Lumajang Luruk DPRD, Protes Keras Aturan Tapera

Ratusan mahasiswa melakukan aksi demonstrasi di Gedung DPRD Kabupaten Lumajang, mereka menolak penerapan program Tapera

Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Erwin Wicaksono
Mahasiswa menggelar aksi demonstrasi di Gedung DPRD Kabupaten Lumajang, mereka menolak program Tapera, Rabu (12/6/2024). 

SURYA.CO.ID, LUMAJANG - Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam beberapa organisasi melakukan aksi demonstrasi di Gedung DPRD Kabupaten Lumajang, Jawa Timur (Jatim), mereka menolak penerapan program Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera), Rabu (12/6/2024).

Sambil berorasi, massa membakar sejumlah kertas sebagai bentuk protes.

Korlap aksi mahasiswa, Jauhari Afrizal mengatakan program Tapera yang tercantum dalam PP No 21 tahun 2024 akan semakin menambah beban rakyat.

Menurut massa, gaji pekerja buruh di Indonesia semakin pas-pasan jika harus dipungut iuran Tapera yang tidak jelas.

"Peraturan itu sangat membebani rakyat. Seluruh pegawai swasta, buruh, pekerja mandiri dipaksa mengikuti aturan Tapera ini. Kami juga menyuarakan stop kriminaliasi terhadap aktivis yang menyuarakan kebenaran," beber Afrizal ketika dikonfirmasi.

Usai bertemu dengan para wakil rakyat, massa mengancam akan melakukan aksi serupa jika tuntutannya tidak dipenuhi.

"Kami menuntut aspirasi kami dikawal sampai Pemerintah Pusat. Tadi disepakati kalau tidak ada kejelasan kami akan melakukan aksi kembali dengan jumlah lebih banyak," tegasnya.

Sementara itu, Ketua DPRD Kabupaten Lumajang Eko Adis Prayoga mengaku telah mengirimkan aspirasi mahasiswa kepada Pemerintah Pusat.

"Ya kami menerima aspirasi dari para mahasiswa Berkaitan ini kami akan sampaikan kepada Pemerintah Pusat. Hari ini kami akan sampaiikam ke DPR RI dan eksekutif," ungkapnya.

Di sisi lain, Pj Bupati Lumajang Indah Wahyuni menerangkan, pemerintah daerah tidak bisa berbuat banyak menanggapi ditekennya program Tapera.

"Itu program dari pusat dan kami belum mengetahui kapan akan diterapkan. Bagaimana teknisnya dk daerah, kami kaji dahulu. Jadi sabar dulu, nanti saya kalau komentar, salah," katanya.

Ikuti Update Berita Menarik Lainnya di Google News SURYA.co.id

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved