Ibadah Haji 2024

Aparat Saudi Intensifkan Pemeriksaan, PPIH Ingatkan Jemaah Indonesia Selalu Bawa Identitas Diri

Pemerintah Arab Saudi tengah memperketat pemeriksaan, khususnya untuk mengidentifikasi jemaah yang menggunakan visa non haji.

Penulis: M Taufik | Editor: Titis Jati Permata
surya.co.id/m taufik
Aktivitas jemaah haji di Makkah Arab Saudi 

SURYA.CO.ID, MAKKAH - Pemerintah Arab Saudi tengah memperketat pemeriksaan terhadap jemaah, khususnya untuk mengidentifikasi jemaah yang menggunakan visa non haji.

Sekain itu, Aparat kemanan Arab Saudi juga sudah melakukan penjagaan ketat terhadap akses masuk Kota Makkah dan wilayah Armuzna (Arofah, Muzdalifah, Mina).

Untuk itu, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) kembali mengingatkan jemaah agar senantiasa membawa identitas pengenal sebagai jemaah haji selama di Tanah Suci yaitu kartu dan gelang identitas, visa haji, paspor, serta pengenal diri lainnya ketika ke luar hotel atau ke Masjidil Haram.

Pada penyelenggaraan haji tahun ini, otoritas Arab Saudi juga menerbitkan kebijakan seluruh jemaah haji harus memiliki smart card.

Program ini mendapat perhatian secara khusus dari Kementerian Haji, Kementerian Dalam Negeri, dan pihak Keamanan Umum Arab Saudi.

“Jemaah yang tidak memiliki smart card, dilarang masuk ke Armuzna, apa pun kedudukannya. Pemerintah Arab Saudi menyiapkan sanksi berat bagi para pihak yang melanggar,” kata Anggota Media Center Kementerian Agama Widi Dwinanda.

Baca juga: Ibadah Haji 2024, Tanpa Smart Card Jemaah Tak Bisa Masuk Armuzna

Karenanya, selain harus membawa paspor, visa haji, dan identitas lainnya saat berada di luar hotel, jemaah agar menyimpan dengan baik smart card.

“Pastikan smart card tersimpan di tempat aman. Jika hilang, segera lapor ke petugas sektor, untuk segera dilakukan penggantian,” tambahnya.

Menjelang puncak haji, PPIH sudah melakukan persiapan pelaksanaan safari wukuf jemaah di Arafah.

Persiapan melibatkan para petugas layanan lansia, disabilitas, dan tim Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama Pada Jemaah Haji (PKP3JH) dan Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), program safari wukuf ini terus disosialisasikan ke hotel-hotel jemaah menginap.

Ia mengatakan, PPIH mengalokasikan 300 kuota yang bagi jemaah lansia yang tidak mampu melaksanakan wukuf di Arafah.

Kuota tersebut telah mempertimbangkan jumlah petugas yang akan membersamai jemaah yang disafariwukufkan.

“Setiap satu petugas akan mengurus lima jemaah lansia nonmandiri, termasuk memandikan, menyuapi, dan kebutuhan individu lansia lainnya. Mekanisme pendorongan jemaah safari wukuf dilakukan pada 9 Zulhijjah pagi, jemaah lansia di hotel transit dibawa dengan 10 bus menuju Arafah,” katanya.

Ia juga berpesan bagi jemaah khususnya jemaah muda dan sehat agar membantu jemaah lain khususnya jemaah lansia yang membutuhkan bantuan dan pertolongan selama di Tanah Suci.

“Saling peduli antarjemaah ini diharapkan menumbuhkan kebersamaan yang kuat dan menjadi ladang amal yang diperoleh selama menjalani ibadah haji,” pesannya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved