Nasib Pilu Pesinden Bojonegoro Jatim, Dulu Bayaran Puluhan Juta, Kini Banting Setir Jadi Pengamen

SURYA.CO.ID - Pesinden asal Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim), mengalami nasib pilu setelah kariernya meredup.

Kisah pesinden Bojonegoro ini dibagikan kanal Youtube GALERY KAMPUNG DESA.

Sepuluh tahun lalu, sang pesinden berada pada puncak popularitas. 

Ia bahkan kerap menerima bayaran sekitar Rp 10 juta sekali manggung.

“Pada masa lalu sekitar 10 tahun yang lalu, pesinden ini sekali manggung honornya sekitar Rp10 juta."

"Bisa lebih tidak bisa kurang. Namun, sekarang beda cerita dengan pada masa itu,” ujar pria perekam video.

Namun, kini nasib pesinden itu berubah drastis. Kariernya perlahan meredup hingga akhirnya ia memilih untuk banting setir demi menyambung hidup.

Baca juga: Nasib Mujur Siswa SMP di Kediri Jatim yang Rawat Orangtua Stroke, Sampai Nangis Terharu

Ia memilih menjadi pengamen jalanan.

“Para seniman dan seniwati ini momen yang indah seperti dulu tidak mungkin terulang dan tidak didapatkan lagi. Mereka tidak pudar semangat walaupun harus menjalani seperti ini,” imbuhnya.

"Wanita bernama Hartini merupakan pemimpin dari tim pesinden yang terdiri dari 3 orang laki-laki dan seorang sinden."

"Hingga kini Hartini tetap semangat menjalani profesinya sebagai sinden. Adapun sebagai pimpinan karawitan ini adalah ibu Hartini. Artinya, semua alat ini milik ibu Hartini."

"Para panjak atau pemain gamelan nanti dibayar sesuai dengan harian, atau tergantung dari ramai sepinya atau banyak sedikitnya pendapatnya satu rombongan,” tuturnya lagi.

Di tim tersebut, tiap personel memiliki perannya masing-masing.

Para lelaki bertugas menabuh gamelan dan kendang. Sedangkan, personel lainnya menjadi pesinden alias menyanyikan lagu Bahasa Jawa.

Penghasilan sehari dari tim tersebut pun bervariasi.

Terkadang mereka bisa mendapatkan uang Rp 1,5 juta hingga Rp 2,5 juta.

Hal ini tergantung jumlah saweran yang mereka dapatkan dalam sehari.