Ibadah Haji 2024

Berkat Nabung Rp 5 Ribu Sejak 1998, Misto Tukang Ojek di Malang Jatim Akhirnya Bisa Berangkat Haji

Misto (64), pria yang sehari-hari bekerja sebagai tukang ojek di Malang, Jawa Timur (Jatim), akhirnya bisa ibadah haji. Ini kisahnya

Penulis: Arum Puspita | Editor: Adrianus Adhi
Kompas.com
Misto, tukang ojek di Malang, Jawa Timur 

SURYA.CO.ID - Misto (64), pria yang sehari-hari bekerja sebagai tukang ojek di Malang, Jawa Timur (Jatim), akhirnya bisa mewujudkan keinginan melaksanakan ibadah haji di tahun ini. 

Misto berangkat haji, Jumat (17/5/2024) pagi. 

Sebelum berangkat, banyak saudara dan tetangga yang menyambangi rumah Misto di Dusun Sukodono, Desa Tirtoyudo, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang.

Raut wajah semringah terpancar di wajah Misto. Sebab, gari yang dinanti sejak tahun 2011 untuk melaksanakan ibadah haji telah tiba. 

Bagi Misto, menunaikan ibadah haji adalah anugerah yang luar biasa.

"Sebab, sebagai seorang yang sehari-hari berprofesi sebagai tukang ojek, secara logika manusia, bisa naik haji bisa dibilang mustahil," ungkapnya, dikutip dari Kompas.com.

Namun, berkat kegigihan dan konsitensinya menabung dari hasil ojek sejak 1998, akhirnya ia bisa menjalankan rukun kelima Islam.

Misto mengatakan, sejak tahun 1998 ia menyisihkan uang senilai Rp 5.000 hingga Rp 20.000 untuk ditabung.

Akhirnya biaya terkumpul dan ia mendaftar haji pada 2011.

"Pokoknya seadanya, hasil dari ojek saya berikan ke istri untuk kebutuhan sehari-hari. Kemudian sisanya saya tabung," jelasnya.

Sehari-hari, selepas shalat subuh Misto berangkat ke Pasar Tirtoyudo untuk mengantar orang yang pergi ke pasar.

"Tidak hanya orang, saya juga mengantar barang, seperti daging dan dagangan orang yang berjualan di pasar," jelasnya.

Dalam sehari, ia bisa membawa hasil ojeknya berkisar Rp 50.000.

Rutinitas itu ia lakukan sampai pukul 12.00 WIB.

"Setelah shalat dzuhur saya bekerja lagi bertani.

Dari hasil tani ini juga lah biaya untuk berangkat haji ini tercukupi," terangnya.

"Saya bertani kopi sedikit di belakang rumah.

"Saya kerjakan dan rawat sendiri," imbuhnya.

Sebelum bekerja sebagai tukang ojek dan bertani, pada tahun 1990 ia pernah merantau ke Kota Malang, bekerja sebagai tukang becak untuk mencukupi kebutuhan ekonominya.

Ia melakoni pekerjaan sebagai tukang becak itu selama kurang lebih 4 tahun.

"Pulang ke rumah satu hari dalam sepekan," katanya.

Selain kegigihan dalam bekerja, Misto menyebut berdoa kepada Tuhan juga menjadi salah satu kunci, hingga bisa berangkat haji.

"Shalat malam rutin saya lakukan. Hal itulah yang membantu memudahkan saya dalam segala urusan, termasuk dalam niat saya untuk melaksanakan ibadah haji ini," pungkasnya.

Misto akan berangkat ke tanah suci pada Jumat (16/5/2024) bersama Kelompok Bimbingan Ibadah Haji (KBIH) As-Syafaah Pondok Pesantren Raudlatul Ulum 1.

Ia akan barangkat pukul 03.00 WIB, menuju Asrama Haji Surabaya sebelum bertolak ke tanah suci bersama jamaah haji lain

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved