Berita Tulungagung

Pengendalian Resistensi Mikroba di RSUD dr Iskak Tulungagung Akan Jadi Percontohan Nasional

RSUD dr Iskak Tulungagung sebagai percontohan pengendalian antimicrobial resistance (AMR) atau resistensi mikroba.

Penulis: David Yohanes | Editor: Titis Jati Permata
Foto Istimewa
Plt Direktur RSUD dr Iskak, dr Kasil Rokhmat menjelaskan pengendalian AMR ke Direktur Mutu Pelayanan Kemenkes RI, Irna Lidiawati. 

SURYA.CO.ID, TULUNGAGUNG - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menjadikan RSUD dr Iskak Tulungagung sebagai percontohan pengendalian antimicrobial resistance (AMR) atau resistensi mikroba.

Hal ini disampaikan Direktur Mutu Pelayanan Kemenkes RI, Irna Lidiawati, saat kunjungan ke rumah sakit milik Pemkab Tulungagung ini, Kamis (25/4/2024).

Menurut Irna, AMR telah menjadi isu global. Sementara RSUD dr Iskak Tulungagung telah melakukan pengendalian AMR sejak 2027.

Karena itu apa yang sudah dilakukan RSUD dr Iskak menjadi Best Practice dalam pengendalian AMR.

Kedatangan Irna juga untuk mendapatkan masukan dari tim dokter RSUD dr Iskak terkait isu ini.

“Sistem pengendalian AMR dari RSUD dr Iskak harapannya bisa diterapkan di seluruh rumah sakit skala nasional,” jelasnya.

Menurut Irna, apa yang dilakukan RSUD dr Iskak bisa diterapkan 100 persen di seluruh Indonesia.

Alasannya, sejumlah proses tata guna antimikroba bisa dilakukan tanpa alat atau ahli mikrobiologinya.

Karena itu pengendalian AMR sebagai bagian standar akreditasi rumah sakit bisa dilaksanakan.

“Yang paling penting seluruh rumah sakit di Indonesia bisa melaksanakan program pengendalian AMR,” tegasnya.

Lanjut Irna, apa yang didapat di RSUD dr Iskak akan disebarkan ke rumah sakit lain.

Termasuk langkah apa saja yang harus dilaksanakan untuk pengendalian AMR, seperti RSUD dr Iskak.

Menurut Plt Direktur RSUD dr Iskak Tulungagung, dr Kasil Rokhmat, upaya pengendalian AMR sudah dimulai tahun 2017.

Tidak hanya rumah sakit yang berhasil melaksanakan pengendalian AMR.

“Kiat-kiat pengendalian resistensi antimikroba ini akan dibagikan ke rumah sakit di seluruh Indonesia,” jelas dr Kasil.

AMR ini sangat terkait dengan penyembuhan pasien penyakit infeksi yang mendapatkan antibiotik.

Saat pasien masuk rumah sakit akan diperiksa jenis kumannya.

Kuman yang menginfeksi pasien akan ditanam lebih dulu, lalu diuji dengan antibiotik yang sesuai.

Proses ini membutuhkan waktu sekurangnya 3 hari hingga benar-benar didapatkan antibiotik yang tepat.

“Hasil akhirnya kita mendapatkan antibiotik yang tepat, dengan begitu pasien tidak perlu perawatan lama di rumah sakit,” pungkasnya.

BACA BERITA SURYA.CO.ID DI GOOGLE NEWS LAINNYA

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved