Berita Blitar

Berawal Kena DBD, Guru Honorer di Blitar Sukses Jadi Petani Jambu Merah dengan Omzet Rp 2 Juta/Hari

guru honorer di SDN Gogodeso 2 Kabupaten Blitar itu memiliki lebih dari 200 pohon jambu merah yang menghasilkan buah minimal 2 kuintal per hari.

Penulis: Samsul Hadi | Editor: irwan sy
samsul hadi/surya.co.id
Mufid Raharja (32), menunjukkan buah jambu merah di kebun belakang rumah orang tuanya di Desa Karangsono, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar, Kamis (25/4/2024). 

"Kebun di belakang rumah ini kebun jambu merah pertama saya. Sekarang, saya punya tiga kebun lagi di tempat lain tapi masih di Desa Karangsono. Uang membeli kebun juga dari hasil penjualan jambu merah," katanya.

Mufid kemudian menceritakan perjalanannya bisa menjadi petani jambu merah.

Ia mulai menanam jambu merah pada 2010.

Awalnya, ketika SMA, Mufid mengaku pernah terkena penyakit DBD.

Mufid sempat dirawat beberapa hari di rumah sakit karena kondisi kesehatannya drop.

Ketika menjalani perawatan di rumah sakit, dokter menyuruh Mufid banyak mengkonsumsi jambu merah untuk meningkatkan trombositnya.

"Awalnya, saya tidak suka dengan jambu merah, apalagi kalau dibuat jus, saya tidak mau minum. Tapi, karena untuk kesehatan, akhirnya saya mengkonsumsi jambu merah," katanya.

Dari pengalaman itu, setelah lulus SMA, Mufid berinisiatif menanam pohon jambu merah sendiri di rumah.

Ia memanfaatkan pekarangan di sekitar rumah orang tuanya untuk menanam jambu merah.

Pekarangan belakang rumah orang tuanya yang awalnya ditanami pohon belimbing, ia ganti dengan tanaman pohon jambu merah.

Sekitar 1,5 tahun setelah ditanam, pohon jambu merah miliknya mulai berbuah.

Awalnya, ia bersama keluarga mengkonsumsi sendiri hasil panen buah jambu merah di kebun miliknya.

Namun, hasil panen jambu merah terlalu banyak untuk dikonsumsi sendiri.

Mufid kemudian menjual sebagian hasil panen jambu merah.

"Awalnya, saya memasarkan jambu merah dengan cara dititipkan ke pedagang etek (pedagang keliling). Mula-mula hanya dua pedagang, kemudian bertambah jadi 10 pedagang. Lalu, pemasarannya terus berkembang ke beberapa pasar dan kios pedagang buah," ujarnya.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved