Berita Tulungagung

Selama Libur Lebaran 2024 di Tulungagung Jatim, Jumlah Kecelakaan dan Korban Menurun

Angka kecelakaan lalu lintas selama Operasi Ketupat Semeru 2024 di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur (Jatim), menurun 38 persen.

Penulis: David Yohanes | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/David Yohanes
Polisi mengatur lalu lintas di simpang tiga Besuki menuju Jalur Lintas Selatan (JLS), akses utama ke destinasi wisata Tulungagung selatan. 

SURYA.CO.ID, TULUNGAGUNG - Angka kecelakaan lalu lintas selama Operasi Ketupat Semeru 2024 di Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur (Jatim), menurun 38 persen.

Demikian juga fatalitas atau korban meninggal dunia juga berhasil ditekan menjadi nol.

Operasi Ketupat Semeru 2024 dilaksanakan selama masa libur lebaran, 4-16 April 2024.

"Hasil analisa dan evaluasi kami, secara umum berjalan tertib aman dan kondusif. Tidak ada yang menonjol, baik itu di dalam kota maupun di kawasan wisata," jelas Kasat Lantas Polres Tulungagung AKP Jodi Indrawan, Kamis (18/4/2024).

Jumlah kecelakaan lalu lintas di Tulungagung selama pelaksanaan Operasi Ketupat Semeru 2024, sebanyak 19 kejadian.

Sementara, tahun 2023 lalu tercatat 50 kecelakaan, turun 31 kejadian atau setara 62 persen.

Sedangkan angka fatalitas tahun lalu ada 1 korban, sementara tahun ini tidak ada korban meninggal karena kecelakaan selama Operasi Ketupat Semeru 2024.

"Pengerahan 101 anggota kami di semua ruas jalan yang rawan macet berhasil mengurai antrean kendaraan," sambung Jodi.

Jodi mengungkapkan, kunci keberhasilan ini salah satunya rekayasa lampu lintas.

Rekayasa dilakukan mulai dari simpang tiga Ngujang, simpang empat RS lama, Prayit, BTA, Jepun, Tamanan, Gleduk, Cuwiri, Jetakan dan Mangunsari.

Durasi lampu hijau dari arah utara dan selatan ditambah 10 detik lebih lama.

"Kondisi normal 25 menit, kami tambah 10 detik menjadi 35 detik. Khusus Jetakan, kami tambah 25 detik menjadi 50 detik," ungkap Jodi.

Nyala lampu lalu lintas diprioritaskan untuk lajur yang padat kendaraan.

Selain itu Satlantas Polres Tulungagung juga memasang tolo-tolo atau pembatas jalan, untuk mencegah persimpangan arus.

Alat ini dipasang mulai Jalan Raya Ngantru, simpang tiga Ngujang, Jembatan Lembupeteng, Bandung dan Pantai Gemah di Jalur Lintas Selatan (JLS).

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved