Ramadan 2024

Muhammadiyah Tetapkan Idul Fitri 10 April 2024 : Kami Tidak Mendahului Siapa Pun

Haedar menjelaskan, keputusan atau maklumat yang dikeluarkan Muhammadiyah adalah hal lumrah yang dilakukan setiap organisasi.

Editor: Wiwit Purwanto
surya.co.id/Muhammadiyah Channel
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashi 

SURYA.CO.ID - Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah telah menetapkan Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1445 Hijriah jatuh pada tanggal 10 April 2024 dari jauh hari. Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir mengatakan, keputusan ini tidak mendahului atau meninggalkan siapa pun.

Haedar menjelaskan, keputusan atau maklumat yang dikeluarkan Muhammadiyah adalah hal lumrah yang dilakukan setiap organisasi.

Menurutnya baik organisasi maupun negara mengeluarkan penanggalan hijriah yang irisannya dengan kegiatan ritual ibadah, dan kalender miladiyah yang terkait dengan tanggal kegiatan-kegiatan publik.

"Penegasan ini perlu kami sampaikan agar tidak lagi menjadi diskusi apalagi polemik kok Muhammadiyah mendahului. Karena tidak ada yang kami dahului, dan sebaliknya juga tidak ada yang kami tinggalkan," kata Haedar dikutip dari siaran YouTube Muhammadiyah Channel, Senin (8/4/2024).

Perbedaan penentuan ini kata Haedar terjadi lantaran metode perhitungan yang berbeda. Muhammadiyah menggunakan metode hisab, dengan metode khusus hisab haqiqi wujudul hilal.

Perbedaan penghitungan ini, menurut Haedar, membuat kaum muslimin terbiasa toleran, tasamuh, bahkan tanawu.

"Sehingga pesan ini justru akan memperkuat niat kita dalam beribadah, karena memang selama masih ada perbedaan dalam hal metode, maka akan selalu terjadi perbedaan dalam penentuan awal Ramadhan, Idul Fitri, dan Idul Adha," jelasnya.

Muhammadiyah secara terbuka, demokratis, dan argumentatif telah memberikan solusi untuk membangun kesamaan penentuan 1 Syawal 1445 H. Solusi itu adalah disusunnya kalender hijriah global internasional.

Tetapi, perwujudannya memerlukan proses terus-menerus meski telah dimulai sejak beberapa tahun lalu saat pertemuan antar organisasi dan negara Islam di Turki

"Perwujudan satu kalender Islam global memerlukan waktu. Sehingga, kalau memiliki satu kalender global itu seperti juga kalender miladiyah, tidak lagi ada perbedaan-perbedaan, dan tidak ada lagi kegiatan yang bersifat membuat kita jadi berbeda di dalam penentuan," papar Haedar.

"Dan ini adalah utang peradaban umat Islam. Karena umat Islam ini dengan perintah iqra (membaca) saja harus menjadi umat dan bangsa yang berpikir. Menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi secanggih mungkin dan rasionalitas," ujarnya lagi.

Sebagai informasi, Kementerian Agama (Kemenag) akan menggelar Sidang Isbat (Penetapan) 1 Syawal 1445 H pada Selasa, 9 April 2024. Sidang isbat akan digelar di Auditorium HM. Rasjidi, Kantor Kemenag RI, Jalan MH. Thamrin, Jakarta.

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved