Berita Viral

Rekam Jejak Dodi Hendra Ketua DPRD Solok yang Viral Acungkan Pisau, Pernah Laporkan Korupsi

Inilah rekam jejak Ketua DPRD Solok Dodi Hendra yang baru-baru ini viral lantaran aksinya acungkan pisau saat pimpin sidang.

DPRD Kabupaten Solok
Ketua DPRD Solok Dodi Hendra yang Viral Acungkan Pisau. Simak rekam jejaknya. 

SURYA.co.id - Sosok Ketua DPRD Solok Dodi Hendra baru-baru ini viral lantaran aksinya acungkan pisau saat pimpin sidang.

Rekam jejak Dodi Hendra pun tak luput dari pencarian publik.

Dodi diketahui pernah melaporkan kasus korupsi ke bupati Solok.

Ia juga pernah viral karena dituduh memperkosa gadis berumur 18 tahun.

Baca juga: Sosok Dodi Hendra Ketua DPRD Solok yang Viral Acungkan Pisau saat Pimpin Sidang

Melansir dari Tribunnews, berikut rekam jejak Dodi Hendra.

1. Laporkan Korupsi

Dodi Hendra melaporkan empat kasus korupsi berbeda terhadap Bupati Solok Epyardi Asda.

Dari empat kasus yang dilaporkan ke KPK tersebut, total kerugian negara diduga mencapai Rp 18,1 miliar pada Juni 2022 lalu.

Kasus pertama, ujar dia, terkait reklamasi Danau Singkarak yang diduga merugikan negara sebesar Rp 3,3 miliar berdasarkan data dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi).

"Yang kedua itu terkait hibah jalan eksisting ke Kawasan Wisata Chinangkiek yang merupakan daerah wisata milik pribadi Bupati Solok Epyardi Asda yang diduga kerugian negara mencapai Rp 13,1 Miliar," ucapnya, dilansir dari Kompas.com.

Selanjutnya, Bupati Solok juga diduga kerap memerintahkan SKPD Pemda Kabupaten Solok untuk melakukan rapat dan pertemuan di daerah wisata Chinangkiek milik pribadinya dengan menghabiskan total dana APBD Kabupaten Solok sebesar Rp 1,2 miliar.

Baca juga: NASIB Sandra Dewi Berakhir Kontrak dengan Brand Ambassador, Imbas Harvey Moeis Tersangka Korupsi?

Selain itu, kawasan tersebut juga diduga belum memiliki izin dan analisis dampak lingkungan (amdal) wisata.

Baca juga: Pemerkosaan Hingga Perobekan Al Quran, Kekejian di Penjara Negev Israel: Kuburan Bagi yang Hidup

"Dan yang keempat, terkait pengangkatan pensiunan PNS jadi Plh Sekda Solok, yang diduga kerugian negara kurang lebih mencapai Rp 500 Juta untuk biaya gaji dan tunjangan jabatan," paparnya.

Dari keempat kasus dugaan korupsi tersebut, Dodi menyoroti masalah reklamasi Danau Singkarak.

Sebab, perusahaan swasta yang menggarap proyek reklamasi Danau Singkarak itu adalah perusahaan milik keluarga Bupati Solok Epyardi Asda yakni PT Kaluku Indah Permai dan CV Anam Daro.

"Dimana penanggung jawab dari PT Kaluku Indah Permai dan CV Anam Daro ini adalah sanak keluarga dari Bupati Solok Epyardi Asda," ujar Dodi.

"Jadi, Kami sebagai Ketua DPRD Kabupaten Solok, mewakili masyarakat Kabupaten Solok, memohon perkara dugaan penyalahgunaan wewenang dan indikasi korupsi tersebut diproses sesuai dengan hukum dan peraturan yang berlaku,” ucapnya.

Baca juga: Biodata Yakup Hasibuan Pengacara Muda yang Unjuk Gigi di Sidang Sengketa Pilpres di MK, Suami Artis

2. Dituduh Perkosa Gadis 18 Tahun

Dodi pernah dilaporkan seorang remaja ke Polres Solok terkait dugaan pemerkosaan.

Pelapor merupakan warga Nagari Koto Baru, Kecamatan Kubung, Kabupaten Solok, Sumatera Barat bernama HKN (18).

Saat dikonfirmasi oleh TribunPadang.com, Dodi Hendra membeberkan kronologis kejadian, sejak dirinya bertemu dengan HKN hingga terjadinya pengaduan ke Polres Solok.

"Tiga minggu sebelum pelaporan, orangtua HKN meminta agar anaknya dicarikan pekerjaan dan mendatangi Dodi Hendra tanggal 24 Desember 2023, namun tidak bertemu," katanya, Senin (8/1/2024).

Dodi menyebutkan, sehari kemudian dirinya bisa bertemu dengan HKN dan membolehkannya bergabung di tim kampanye Dodi Hendra.

"Tanggal 26 Desember 2023, hari yang disebut korban sebagai hari pemerkosaan, Dodi Hendra menegaskan bahwa pagi harinya, HKN meminta izin pergi melayat temannya yang meninggal. HKN pulang ke rumah Dodi Hendra di Nagari Koto Hilalang, sekira pukul 11.00 WIB," jelas Dodi.

Baca juga: Kronologi Lengkap Jabatan Kades Resmi 8 Tahun, Diawali Demo Besar-besaran, Kini Disahkan DPR

Kader Partai Gerindra ini menuturkan, kejadian dugaan pemerkosaan yang diberitakan menurutnya sangat janggal, karena HKN sedang tidak berada di rumah pribadi Dodi Hendra. 


"Bahkan di tanggal tersebut dirinya bersama Tim Pemenangan, menggelar rapat. Sehingga, situasi rumah saat itu cukup ramai, bahkan kedua orangtua HKN juga hadir," tutur Dodi.

Dodi mengungkapkan, bahwa dirinya menghormati proses hukum yang telah berjalan di Polres Solok.

"Saya menghargai proses hukum, tapi di sini saya tidak pernah melakukan apa yang dituduhkan," ungkap Dodi.

Dodi mengimbau masyarakat bisa memilah informasi yang beredar di masyarakat.

"Apalagi pemberitaan yang tidak ada unsur keberimbangan di dalamnya," kata Dodi.

Lebih lanjut, Dodi akan membuat laporan kepada Polda Sumbar menanggapi tuduhan kepada dirinya.

"Hari ini sedang menyusun laporan bersama pengacara untuk diberikan kepada Polda Sumbar," pungkasnya.

3. Acungkan Pisau

Terbaru, Dodi Hendra mendadak jadi sorotan publik setelah videonya viral.

Dalam video yang beredar, Dodi tampak membawa pisau saat rapat dan sempat mengacungkannya ke atas.

Dodi melakukan hal itu sambil mengeluarkan unek-uneknya terkait peristiwa yang terjadi di DPRD Kabupaten Solok.

Lantas, seperti apa sosok Dodi Hendra sebenarnya?

Menurut penelusuran SURYA.co.id, Dodi Hendra merupakan kader Partai Gerindra. 

Dodi Hendra dilantik sebagai Ketua DPRD Solok menggantikan kekosongan yang ditinggalkan Jon Firman Pandu yang saat itu terpilih jadi Wakil Bupati Solok.

Ia dilantik dan diambil sumpah/janji sebagai Ketua DPRD Solok Pengganti Antar Waktu sisa masa jabatan 2019-2024 di Ruang Sidang Rapat Paripurna DPRD Kab Solok, Rabu (13/1/2021).

Dalam sambutannya saat itu, Dodi menyampaikan bahwa sebagai Ketua DPRD yang baru, dari lubuk hati yang paling dalam ia berharap dukungan penuh, terutama seluruh Anggota DPRD Kabupaten Solok.

Diketahui, Dodi Hendra baru-baru ini kedapatan membawa pisau saat memimpin sidang DPRD, Kamis (28/3/2024) malam.

Video Dodi yang membawa pisau dan memperlihatkan ke peserta sidang viral di media sosial.

Dalam video itu, Dodi terdengar mengeluarkan unek-uneknya terkait peristiwa yang terjadi di DPRD Kabupaten Solok.

Dalam peristiwa itu, ada sekelompok orang datang masuk ke DPRD dan memecah barang-barang yang ada.

Diduga terkait penggunaan hak interpelasi oleh anggota DPRD Kabupaten Solok.

"Yang melapor saya, yang merasa terancam saya dan anggota DPRD Kabupaten Solok. Tidak ada damai," kata Dodi Hendra dalam video itu.

"Asal anda tahu saja, saya membawa pisau ke sini," kata Dodi Hendra sambil memperlihatkan pisau dan mengacungkannya ke atas.

Ketua DPRD Kabupaten Solok, Dodi Hendra, yang dikonfirmasi membenarkan kejadian itu.

Peristiwa terjadi pada Kamis (28/3/2024) malam saat sidang paripurna.

"Benar. Itu terjadi saat sidang paripurna kemarin malam," kata Dodi, Jumat (29/3/2024), melansir dari Kompas.com.

Dodi mengungkapkan, peristiwa berawal dari adanya usulan penggunakan hak interpelasi oleh anggota DPRD.

Setelah itu, muncul sekelompok orang masuk ke DPRD dan merusak benda yang ada.

Dodi merasa keamanannya terancam, sehingga perlu membawa senjata untuk menjaga keselamatannya.

Menurut Dodi, sebagai Ketua DPRD, dirinya tidak mendapat hak protokoler sehingga dengan peristiwa masuknya sekelompok orang masuk ke DPRD, dirinya merasa terancam.

"Senjata ini sahabat yang kontan bagi saya. Ini menjaga keselamatan diri saya," tutur Dodi.

Dodi meminta maaf atas kegaduhan yang terjadi. Namun semua yang dilakukannya hanya untuk menjaga keselamatannya.

>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved