Pilpres 2024

Sosok 4 Pengacara Muda Anak Advokat Top Unjuk Gigi di Sidang Sengketa Pilpres di MK, Ada Suami Artis

4 pengacara muda, putra para advokat senior unjuk gigi di sidang sengketa PIlpres 2024. Ini sosok mereka!

Editor: Musahadah
kolase tribunnews/istimewa
Yuri Kemal Fadlullah, Annisa Ismail dan Sangun Ragahdo Yosodiningrat, yang unjuk gigi di sidang sengketa Pilpres di MK. 

SURYA.CO.ID - Inilah sosok 4 pengacara muda, putra para advokat senior yang unjuk gigi di sidang sengketa PIlpres 2024. 

4 pengacara muda ini berada di kubu paslon nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming dan paslon nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD. 

Di kubu Prabowo-Gibran ada nama Yakup Hasibuan dan Yuri Kemal Fadlullah

Sementara di kubu Ganjar Mahfud ada Annisa Ismail dan Sangun Ragahdo. 

Yakup Hasibuan adalah anak pengacara top, Otto Hasibuan, sementara Yuri Kemal Fadlullah adalah anak Yusril Ihza Mahendra. 

Baca juga: Beda Nasib 2 Hakim MK di Sidang MKMK: Anwar Usman Disanksi Lagi, Saldi Isra Tak Terafiliasi PDIP

Yakup Hasibuan, mendapat giliran kedua setelah ayahnya turun podium, untuk membacakan jawaban Prabowo-Gibran selaku pihak terkait terhadap tudingan-tudingan dari kubu Anies-Muhaimin di sidang lanjutan sengketa Pilpres pada Kamis (28/3/2024). 

Tak cuma itu, Yakup juga memperoleh kesempatan untuk bicara di dalam konferensi pers pada Kamis sore, mewakili para advokat Prabowo-Gibran.

Yakup mengeklaim bahwa keterlibatan dirinya merupakan arahan dari Yusril Ihza Mahendra, advokat senior yang menjadi Ketua Tim Hukum Prabowo-Gibran.

"Kebetulan saja, tidak ada tujuan apa pun. Arahan dari beliau (Yusril) untuk saya dan Bang Yuri (putra Yusril) untuk ikut membantu membacakan. Kebetulan kita salah satu tim yang drafting, jadi mungkin menurut beliau akan lebih mengerti pokok permohonannya. Tidak ada maksud apa pun," ujar suami Jessica Milla itu kepada Kompas.com, Kamis.

Sementara itu, Yusril dan putranya, Yuri Kemal Fadlullah, berkesempatan untuk membacakan jawaban terkait gugatan Ganjar-Mahfud secara bergantian.

Sebelumnya, di sidang perdana, Rabu, Ketua Tim Hukum Ganjar-Mahfud, Todung Mulya Lubis, secara khusus meminta izin kepada majelis hakim agar dua advokat muda, Annisa Ismail dan Sangun Ragahdo, maju ke podium.

Annisa merupakan putri advokat senior Ganjar-Mahfud, Maqdir Ismail. Ragahdo adalah putra advokat senior Ganjar-Mahfud, Henry Yosodiningrat.

Dalam pemaparannya, Annisa banyak berfokus pada kewenangan MK memutus sengketa Pilpres 2024 secara luas di luar urusan perolehan suara, sedangkan Ragahdo banyak bicara soal temuan-temuan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) mengenai masalah pemungutan suara.

Henry mengeklaim bahwa unjuk giginya putra-putri mereka bukan hasil nepotisme, meski tak menjelaskan gamblang mengapa 2 anak mereka yang terpilih untuk maju ke podium dari 23 pengacara yang membubuhkan tanda tangan di dokumen permohonan sengketa Ganjar-Mahfud.

"Anak-anak kan juga bukan anak kemarin juga. Artinya mereka punya kualifikasi," sebut Henry ditemui Kompas.com selepas sidang.

"Mereka (bergelar) LLM (lex legibus magister, master hukum), mereka doktor, mereka kami bimbing, jadi bukan anak-anak karbit," ia menambahkan.

"Yang laki-laki anak saya, yang perempuan anaknya Maqdir," Henry membenarkan.

Ia mengaku bahwa tim hukum sengaja menampilkan para advokat muda itu untuk membacakan permohonan yang pada intinya meminta Prabowo-Gibran didiskualifikasi.

Henry mengaku tak gentar dengan profil para pengacara Prabowo-Gibran dalam sengketa ini, termasuk Yusril dan Otto.

"Sengaja kita tampilkan yang anak muda lah. Masa kami yang sudah tua-tua ini," kata dia.

Pakar hukum kepemiluan Universitas Indonesia (UI), Titi Anggraini, memandang aneh dan mengaku tidak paham strategi apa yang hendak ditampilkan oleh tim kuasa hukum pemohon ataupun pihak terkait dengan mengerahkan anak-anak mereka ke podium.

"Keputusan tersebut dapat berdampak pada penilaian publik bahwa perselisihan hasil pilpres hendak dijadikan panggung bagi para kerabat untuk mendapatkan pengenalan dan pengakuan publik," kata Titi kepada Kompas.com, Kamis.

"Apakah ingin memperlihatkan bahwa dinasti sesuatu yang bisa diterima sepanjang melalui kaderisasi dan rekrutmen berbasis sistem merit? Ataukah ingin menyakinkan publik bahwa hubungan kekerabatan dalam profesi atau suatu jabatan adalah suatu yang biasa?" imbuhnya.

Anggota Dewan Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) tersebut menegaskan, hubungan keluarga di balik pengistimewaan dan karpet merah menuju forum terhormat itu tak bisa diabaikan begitu saja.

Menurutnya, seolah-olah, sidang ini bukan hanya hendak dijadikan lahan bersengketa soal hasil pemilu, tetapi juga untuk menampilkannya dimensi pertarungan trah keluarga di profesi hukum.

"Bagi saya adalah cukup aneh ketika para tim kuasa hukum pasangan calon dan pihak terkait seolah diwakili oleh firma hukum keluarga. Padahal isu besar yang jadi narasi keberatan salah satunya soal nepotisme," sebut Titi.

"Tapi justru strategi kuasa hukum malah mendorong anggota keluarga advokat senior untuk tampil ke muka mewakili pihak yang berperkara," ia menambahkan.

Titi melihatnya sebagai upaya yang kontraproduktif, terlebih jika Ganjar-Mahfud ingin menggugat soal nepotisme Jokowi pada Pilpres 2024, atau Prabowo-Gibran mau membantah adanya nepotisme yang dilancarkan eks Wali Kota Solo itu untuk memenangkan Gibran.

"Malah membuat politik keluarga jadi sesuatu yang jamak dalam kehidupan hukum dan politik kita. Ada soal kepantasan dan etika yang secara strategi publik tidak tepat untuk dilakukan," tutupnya.

Berikut profil 4 pengacara muda ini: 

1. Yakup Hasibuan

Yakup Hasibuan dan Jessica Mila
Yakup Hasibuan dan Jessica Mila (INSTAGRAM)

Yakub Hasibuan merupakan anak bungsu dari pasangan Otto Hasibuan dan Norwati Damanik.

Yakup memiliki pendidikan yang tak kalah mentereng.

Ia adalah alumnus Universitas Indonesia dan New York University School of Law.

Setelah lulus, Yakup kemudian bergabung dengan Kemenko Bidang Kemaritiman dan Alien Linklaters sebagai legal intern.

Selain itu, dirinya juga mengikuti jejak ayahnya sebagai pengacara di firma hukum Baker McKenzie di negara Amerika Serikat.

Nama Yakup Hasibuan semakin dikenal setelah menikahi artis Jessica Mila. 

Mereka menikah di Jessica Mila di Gereja HKBP Rawamangun, Jakarta Timur pada 5 Mei 2023.

Belum lama ini mereka dikaruniai seorang anak. 

2. Yuri Kemal Fadlullah

Beberapa waktu lalu dewan pimpinan cabang PBB Kabupaten Belitunlahg Timur mengusulkan nama Yuri Kemal sebagai bakal calon Bupati Belitung Timur 2020-2025.

Pengajuan nama Yuri menurut DPC PBB untuk regenerasi di tubuh partai.

Sebelum bergabung dengan partai politik, Yuri berprofesi sebagai wakil direktur di sebuah firma hukum bersama sang ayah, Yusril.

Dalam kehidupan asmara, Yuri, ternyata pernah berpacaran dengan Nabila Syakieb.

Di era 2000-an saat itu Yuri Kemal jadi pembicaraan lantaran karier Nabila Syakieb sedang bersinar.

Mereka berpacaran sekitar 5 tahun dan jarang terekspos kameran wartawan.

Jarang sekali ada kabar tentang keduanya, tiba-tiba Nabila Syakieb dan Yuri Kemal sudah putus hubungan.

Nabila Syakieb pun sempat dikabarkan depresi berat karena masalah percintaannya.

Padahal hubungan mereka sudah cukup jauh, tapi Yuri Kemal gagal menikahi Nabila Syakieb.

Tujuh tahun setelah putus dari Nabila Syakieb, putra Yusril Ihza itu lebih dulu menemukan pelabuhan hatinya.

Yuri Kemal memutuskan menikah dengan perempuan bernama Natalie Read tahun 2012 silam. (Bangkapos.com/Nordin)

3. Annisa Ismail

Dilansir dari website Maqdir Ismail & Partners, Annisa menyandang gelar B.A. (Hukum) dan M.A. dari University of Cambridge, Inggris, dan gelar LL.M. dari Universitas Utrecht, Belanda.

Dia juga meraih gelar Sarjana Hukum dari STHI Jentera, Indonesia, dan diakui untuk praktek di Singapura dan Indonesia.

Sebelum bergabung dengan Maqdir Ismail & Partners pada Mei 2014, Annisa bekerja di Singapura dan Jakarta.

Fokus utamanya adalah litigasi korporasi dan perdata.

Dalam melindungi hak-hak kliennya di depan hukum, pendekatan yang dia gunakan untuk menyusun argumen hukumnya adalah strategis dan menyeluruh.

Annisa, yang belajar hukum internasional, tahu betapa pentingnya menggabungkan standar hukum internasional dengan praktik hukum Indonesia.

Ini membuatnya mampu menangani berbagai masalah hukum yang dihadapi Ganjar-Mahfud, baik di tingkat nasional maupun internasional.

Saat membaca paparan THN Ganjar-Mahfud, saya menemukan bahwa dia dihormati oleh rekan-rekannya dan diakui oleh industri hukum karena kepribadiannya yang tenang namun tegas dan kemampuan untuk menyajikan argumen hukum dengan jelas dan efektif. 

4. Sangun Ragahdo Yosodiningrat

Sangun Ragahdo berhasil meraih gelar Doktor di usia 25 tahun.

Seperti dikutip dari laman PDDikti, pria yang lahir pada Agustus 1995 ini mengambil ujian promosi doktor tahun 2020. 

Kemudian lulus S3 dari Universitas Trisakti April 2021.

Selain berhasil meraih S3 di usia yang terbilang muda, latar belakang pendidikan yang ditempuh Sangun juga tidak bisa dipandang sebelah mata.

Dikutip dari akun Linkedin miliknya, Sangun tercatat lulus dari SMA Nusantara tahun 2013.

Dia kemudian melanjutkan S1 di Universitas Pelita Harapan dan meraih gelar sarjana hukum di tahun 2017 setelah menyelesaikannya dalam waktu kurang dari empat tahun.

Kemudian Sangun Ragahdo melanjutkan S2 di Erasmus University Rotterdam dan berhasil menyelesaikan kuliah dalam waktu 10 bulan.

Pria yang akrab disapa Aga ini lulus S2 di tahun 2018.

Selama tiga tahun belakang ini, Sangun Ragahdo tercatat sebagai Associate Partner di kantor hukum ayahnya, Henry Yosodiningrat & Partners Law Firm.

Sebelumnya, Sangun pernah magang di HHP Law Firm selama tiga bulan.

Tak hanya latar belakang pendidikannya yang ramai dibicarakan, sosok orangtua Sangun juga ikut disorot.

Sangun Ragahdo merupakan anak dari artis senior Yayuk Suseno dan pengacara Henry Yosodiningrat.

Yayuk dikenal sebagai penyanyi dengan lagu "Telaga Biru". Dia juga membintangi sejumlah judul film.

Diantaranya seperti Yang Muda Yang Bercinta (1977), Primitif (1978), Melacak Primadona (1985). Hingga sinetron seperti Mimpi Manis Season 1-2 (2006-2007).

Sementara Henry Yosodiningrat selama ini selain dikenal sebagai pengacara juga sebagai ketua Gerakan Nasional Anti Narkotika. 

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso..."

Ikuti Berita Surya.co.id di Google News

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved