Berita Tulungagung

Gelar Uji Sampel Takjil di Tulungagung, Ditemukan Ada Makanan Mengandung Bahan Kimia Berbahaya

Dari uji sampel tajkil di Tulungagung, ada makanan mengandung bahan kimia berbahaya rhodamin B dan formalin

Penulis: David Yohanes | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/David Yohanes
Petugas Dinkes Tulungagung membawa sampel produk kerupuk yang mengandung pewarna tekstil rhodamin B dan sate bekicot yang mengandung pengawet jenis formalin. 

SURYA.CO.ID, TULUNGAGUNG - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tulungagung bersama Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Kediri menggelar uji sampel takjil yang dijual di Kelurahan Kepatihan.

Dari uji sampel ini, didapat dua kerupuk yang mengandung bahan pewarna tekstil jenis rhodamin B dan sate bekicot mengandung formalin.

Sebelumnya ada 20 sampel yang diambil dari 4 penjual, terdiri dari berbagai makanan dan minuman.

Apoteker Ahli Madya Dinkes Tulungagung Rinta Nantasari mengatakan, uji sampel takjil di Tulunagung ini, bagian dari kegiatan pengawasan makanan dan minuman yang dijual kepada masyarakat.

Apalagi selama bulan Ramadhan marak penjualan aneka makanan siap makan maupun minuman untuk berbuka.

“Tujuannya, melindungi masyarakat dari bahan kimia berbahaya yang ditambahkan ke makanan,” jelas Rinta selepas pengujian seluruh sampel, Selasa (26/3/2024).

Kerupuk yang terbukti mengandung rhodamin B adalah kerupuk ketela dan kerupuk pasir.

Kedua jenis kerupuk ini sama-sama mempunyai warna merah mencolok.

Sementara, sate bekicot yang mengandung formalin dijual di dalam kemasan plastik.

“Kami juga lakukan pembinaan kepada penjualnya. Kami minta menghindari makanan dengan warna mencolok, karena berpotensi mengandung rhodamin B,” tegas Rinta.

Rinta menambahkan, makanan dengan warna kuning mencolok juga wajib diwaspadai.

Biasanya warga kuning terang menggunakan bahan pewarna tekstil methanyl yellow, misalnya pada tahu.

Untuk produk yang terdaftar dengan izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT), Dinkes akan melacak sampai ke pihak produsen.

“Untuk yang sudah punya PIRT, kami bisa lacak dan melakukan pembinaan. Tapi produk tanpa PIRT yang sulit ditelusuri,” katanya.

Andreas Jaya Hadikusuma, Staf BPOM Kediri menimpali, seluruh takjil yang dicurigai mengandung bahan berbahaya diambil sampelnya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved