Berita Blitar

Dilema Produsen Jenang di Blitar, Pesanan Meningkat Saat Bahan Baku Ketan Langka dan Mahal

Momen Ramadhan 2024 kali ini, menjadi kondisi sulit bagi produsen jajanan olahan jenang di Kabupaten Blitar.

Penulis: Samsul Hadi | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Samsul Hadi
Pekerja sedang membungkus jajanan olahan jenang menggunakan klobot atau kulit jagung di Omah Jenang milik Hendri Kristiawan di Desa Plosorejo, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Senin (18/3/2024). 

Harga ketan yang awalnya Rp 14.000-Rp 15.000 per kilogram, kini naik menjadi Rp 23.000-Rp 28.000 per kilogram.

"Sekarang kebalik, harga ketan putih lebih mahal dari harga ketan hitam. Harga ketan hitam masih kisaran Rp 17.000 per kilogram. Sedang harga ketan putih mencapai Rp 23.000-Rp 28.000 per kilogram," ungkapnya.

Selain ketan, harga gula merah juga mengalami kenaikan. Sekarang harga gula merah di kisaran Rp 14.000 per kilogram hingga Rp 15.000 per kilogram.

"Untuk gula mengalami kenaikan sekitar 30 sampai 40 persen, tapi kalau ketan putih kebaikannya dua kali lipat," ujarnya.

Hendri juga belum berani menaikkan terlalu banyak harga jual jenang kepada pelanggan. Ia hanya menaikkan harga jual jenang sekitar 5-10 persen pada Ramadhan ini.

"Khusus untuk harga jenang naik 5-10 persen. Misalnya, awalnya Rp 40.000 per kilogram naik menjadi Rp 45.000 per kilogram. Kalau harga jenang, madumongso dan wajik kletik mulai dari Rp 15.000 per kilogram sampai Rp 90.000 per kilogram," tuturnya.

Hendri melayani pesanan dari sejumlah toko pusat oleh-oleh di Jawa Timur, Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Dari tiga varian yang diproduksi, yaitu jenang, madumongso wajik kletik memiliki pasar sendiri-sendiri.

Untuk wilayah Blitar, jenang paling banyak peminatnya. Tapi, di luar Blitar, wajik kletik dan madumongso paling tinggi peminatnya.

"Kenaikan produksi olahan jenang biasnya terjadi menjelang liburan sekolah, Natal dan Lebaran. Di luar momen itu, standar produksinya. Justru pada Juni-September biasanya terjadi penurunan produksi," ujarnya.

Hendri sendiri mulai menekuni usaha jajanan olahan jenang sejak 2003. Usaha itu sebenarnya turun dari orang tuanya, H Nyoto.

Sekarang, Hendri bersama dua saudaranya menekuni usaha olahan jenang yang merupakan warisan dari orang tuanya.

Hendri khusus memproduksi jenang untuk dipasarkan di pusat oleh-oleh dan juga membuka tempat edukasi olahan jenang Omah Jenang.

Sedang kakaknya, memproduksi jenang lebih banyak dipasarkan untuk acara hajatan. Lalu, adiknya membuka toko online Ratu Jajanan khusus untuk menjual jajanan olahan jenang.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved