Caleg DPR RI Otak Pembunuhan

Siasat Licik Devara Putri Caleg DPR RI usai Bunuh Indriana Dewi, Drama ke Orangtua Korban

Terungkap siasat licik Devara Putri, calon legislatif (caleg) DPR RI untuk menutupi kasus pembunuhan Indriana Dewi. 

Penulis: Arum Puspita | Editor: Musahadah
KOLASE KOMPAS.COM/IST
Indriana Dewi (kanan kiri) yang dibunuh Devara Putri, caleg DPR RI 

SURYA.CO.ID - Terungkap siasat licik Devara Putri, calon legislatif (caleg) DPR RI untuk menutupi kasus pembunuhan Indriana Dewi. 

Devara Putri yang menjadi otak pembunuhan Indriana berpura-pura menjadi sopir ojek online (ojol). 

Pada Senin (26/2/2024) malam, tepat pada hari keenam setelah dieksekusi di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Devara mengantarkan sate ke rumah orang tua Indriana di Cipinang Besar Utara, Jatinegar.

Sate tersebut pura-pura dipesan oleh Indriana untuk orang tuanya. 

"Didot Alfiansyah menyuruh Deva Putri ke rumah korban dengan mengantar makanan berpura-pura sebagai Shopee Food untuk memastikan ibu korban tak panik," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Jabar, Kombes Pol Jules A Abast, saat rilis pengungkapan kasus di Mapolda Jabar, Kota Bandung, Jawa Barat, dikutip dari Kompas.com. 

Baca juga: Sosok Driver Ojol Pengirim Sate ke Orangtua Indriani Dewi Usai Pembunuhan Ternyata Sang Dalang

Ketua RT 06/RW 14 Cipinang Besar Utara, Eko Sudiyanto mengatakan, paket makanan berupa sate itu diantarkan oleh ojek online ke rumah kontrakan atas nama Indriana.

"Dikiriman makan, sate oleh seorang wanita (driver ojol). Itu sebelum polisi datang, karena polisi datang Selasa pagi jam 07.00 WIB," kata Eko, Minggu (3/3/2024).

Untuk memuluskan aksinya, pelaku mengirimkan pesan kepada ibu korban menggunakan ponsel Indriana.

Pesan tersebut menanyakan soal sate yang sudah dikirimkan.

Pesan yang dikirim dari nomor Indriana itu menanyakan apakah rasa satenya enak.

Namun, karena sudah malam, sate tersebut akhirnya tak dimakan.

Baca juga: Kenapa Didot Alfiansyah Ikuti Perintah Caleg DPR RI Bunuh Indriana Dewi? Kriminolog Soroti Hal Ini

"Pas kiriman sate, ada pesan WhatsApp dari nomor almarhumah. Isinya 'Enak enggak, Bu? Coba dimakan'. Tapi karena waktu itu sudah malam, satenya enggak dimakan," ujar Eko.

Seperti diketahui, Didot Alfiansyah dan Devara Putri Prananda merencanakan pembunuhan Indriana Dewi bersama dengan Muhammad Reza. 

Devara cemburu karena lima bulan terakhir Dodit berselingkuh dengan Indriana, teman sekantornya. 

Devara mengancam kalau Didot tidak melenyapkan Indriana, mana dia akan mengakhiri hubungan asmara mereka. 

Devara pun mencari orang yang bisa membantu Didot membunuh Indriana. 

"Akhirnya DA (Devara) ini berkomunikasi dengan MR (Muhammad Reza) selaku eksekutor," kata Direktur Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Jabar Kombes Surawan, pada Minggu (3/2/2024) seperti dikutip Kompas TV. 

Awalnya, Reza menolak tawaran tersebut. 

Namun, akhirnya tawaran itu tak jadi ditampik lantaran bayaran yang menggiurkan. 

Terlebih, Reza juga terhimpit oleh keadaan karena dirinya terbelit hutang. 

"MR (Muhammad Reza) sendiri sedang terlilit hutang, sehingga dia menyanggupi untuk melakukan pembunuhan terhadap korban dengan imbalan Rp 50 juta," ujarnya. 

Pembunuhan itu dilakukan oleh Reza di dalam mobil, di kawasan Jalan Bukit Pelangi Sentul, Bogor, saat Devara dan Didot pergi ke toilet.

"Di tengah jalan, Devara dan Didot pura-pura buang air kecil. Nah, kebetulan korban ini duduk di kursi depan, kemudian Reza sebagai eksekutor duduk di jok kiri belakang dan menjerat korban dari belakang dengan menggunakan ikat pinggang," terang Surawan.

Setelah dipastikan meninggal, korban dipindahkan ke jok belakang dan dipakaikan masker, kemudian dibawa bermalam di Jakarta. 

Besoknya, 21 Februari 2024 siang, para pelaku berencana membawa mayat korban ke Pangandaran, melalui tol Cipali-Cirebon.

Baru sampai Kuningan, mobil yang ditumpangi para pelaku dan korban mengalami kerusakan.

"Kemudian dinaikkan ke atas towing dan diturunkan di penginapan Cisaga Indah 22 Februari 2024, sekitar pukul 06.00 WIB," katanya.

Pada 23 Februari 2024 siang, Didot kembali menghubungi towing untuk mengantar mobil mereka ke bengkel yang ada di dekat Tugu Gajah, Kota Banjar. 

"Pas ditowing itu, mereka semua duduk di mobil. Sampai ke Banjar, karena sparepart nya harus menunggu, mereka membuang jenazahnya ke jurang (dekat bengkel)," ucapnya.

Setelah mobilnya selesai diperbaiki, para pelaku langsung kembali ke Jakarta.

Mereka menutup jasad korban dengan selimut dan membuangnya ke jurang di belakang Tugu Gajah, Kota Banjar, Jawa Barat.

Jasad Indriana pertama kali ditemukan oleh pengendara motor yang mencium aroma busuk di pinggir tebing Jalan Raya Banjar-Cimaragas Ciamis, Kota Banjar pada Minggu 25 Februari 2024.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved