Berita Sidoarjo

Pemkab Sidoarjo Siapkan Dana BTT untuk Perbaikan Sekolah-sekolah yang Rusak Akibat Bencana

Sejumlah gedung sekolah di Sidoarjo rusak akibat hujan deras bercampur angin kencang yang terjadi beberapa waktu belakangan.

Penulis: Luthfi Husnika | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/M Taufik
Salah satu sekolah yang rusak akibat angin kencang di Sidoarjo. 

SURYA.CO.ID, SIDOARJO - Sejumlah gedung sekolah di Sidoarjo rusak akibat hujan deras bercampur angin kencang yang terjadi beberapa waktu belakangan.

Ada sekolahan masuk kategori rusak berat, ringan dan yang mengalami kerusakan sedang seperti yang terjadi di SDN Cemeng Bakalan, SDN Sumput, SDN Sarirogo dan SDN Suko 1.

Yang paling parah kerusakannya terjadi di SDN Sumput. Di sana sebagian genteng dan plafon di tiga ruang kelas ambruk akibat tersapu angin kencang.

pemerintah pun bersiap melakukan perbaikan terhadap gedung-gedung sekolah yang rusak itu.

Bahkan, Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor (Gus Muhdlor) mengatakan, perbaikan sekolah-sekolah rusak terdampak bencana alam menjadi prioritas.

“Utamanya sekolah yang rusak berat. Pemkab Sidoarjo sedang menyiapkan anggarannya, kami ambilkan dari dana BTT (belanja tidak terduga) APBD 2024,” kata Gus Muhdlor, Kamis (29/2/2024).

Menurutnya, Pemkab Sidoarjo selalu menyiapkan anggaran revitalisasi dan renovasi sekolah rusak setiap tahun.

Namun karena ada bencana alam, sekolah yang sebelumnya masuk kategori rusak ringan menjadi berat.

Gus Muhdlor memastikan, semua pasti mendapatkan perhatian, tidak tebang pilih.

Tapi karena kondisinya darurat, sekolah-sekolah yang rusak parah itu harus segera ditangani untuk segera diperbaiki.

Di sisi lain, kondisi SMPN 2 Tanggulangin juga sedang membutuhkan perhatian ekstra akibat setiap tahun langganan terendam banjir.

Pemkab Sidoarjo sudah merencanakan relokasi atau pemindahan sekolah tersebut ke tempat yang lebih aman dari banjir.

Saat ini, rencana relokasi SMPN 2 Tanggulangin sedang dalam pembahasan di dinas terkait, termasuk menyiapkan lahan yang sesuai kebutuhan.

Komisi D DPRD Sidoarjo juga sudah turun ke sekolah yang rusak parah. Salah satunya mereka sidak ke SDN Sumput. Mereka melihat satu per satu ruang kelas di lantai II yang atapnya ambruk.

Di SDN Sumput, setidaknya ada tiga ruang kelas di lantai dua yang plafonnya ambruk. Kalau struktur bangunan masih sangat kuat. Tapi karena curah hujan tinggi dan angin kencang membuat air masuk membasahi plafon hingga ambruk.

“Kami minta kerusakan ini segera diperbaiki, sebentar lagi masuk bulan Ramadan, biasanya sekolah mengadakan pondok Ramadan. Dan juga sebentar lagi masuk tahun ajaran baru,” kata Abdillah Nasih, Ketua Komisi D DPRD Sidoarjo.

Pihaknya menyebut, Dinas Pendidikan Sidoarjo harus ada anggaran yang dapat digunakan sewaktu-waktu ketika dibutuhkan.

Saat ini, dana tersebut hanya tersedia sekitar Rp 300 juta.

Komisi D mengusulkan solusi jangka panjang untuk antisipasi kembali terjadinya bencana alam dengan anggaran on call. Artinya anggaran ini bisa digunakan sewaktu-waktu setiap ada kejadian seperti di SDN Sumput.

“Dan juga ada anggaran pemeliharaan di dinas pendidikan untuk memperbaiki sekolah-sekolah rusak ringan, sedang maupun rusak berat,” ucap legislator PKB itu.

Sementara, Kepala Sekolah SDN Sumput Sri Rahayu Wilujeng mengatakan, bahwa proses belajar mengajar dibagi tiga shift.

Mulai pukul 07.00-09.00 WIB untuk kelas I dan II, kemudian dilanjutkan Kelas III dan IV serta kelas V dan VI.

“Karena ini kondisi darurat, maka setelah pembelajaran di kelas selesai dilanjutkan di rumah masing-masing,” ungkapnya.

Sri Rahayu Wilujeng  menyebut, untuk tiga ruang kelas yang rusak ini digunakan untuk enam rombongan belajar kelas II dan kelas IV. Total keseluruhan murid di SDN Sumput ini ada 457 siswa.

Terpisah, Kabid Sarana Prasarana Dinas Pendidikan Sidoarjo Heri Purwanto menjelaskan, saat ini sedang dilakukan penghitungan kerusakan, termasuk jumlah anggarannya.

Karena plafon yang digunakan saat ini itu mudah ambruk ketika terkena air, sehingga ia akan mengganti dengan plafon yang lebih tahan air.

Menurut rencana, plafon yang saat ini menggunakan gipsum akan diganti dengan GRC. Gipsum mudah ambrol bila terkena air. Sedangkan GRC lebih kuat dan tahan air.

“Saat ini kami masih hitung kebutuhannya. Termasuk menghitung apa saja kerusakannya, dan kebutuhan anggarannya,” ujar Heri Purwanto.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved